Hingga pada suatu saat momen yang sangat singkat mengubah hidup Damar untuk selama-lamanya. Merontokkan tembok kukuh pertahanan terakhirnya dalam mengejar
Antologi puisi Negeri Daging adalah sebentuk “keistiqomahan” penulisnya dalam mengikuti perjalanan kehidupan makhluk Tuhan yang ia cintai: manusia dan Indonesia.