Buku UTI, Puji Karena Iman, Kita Menikah
UTI, Puji Karena Iman, Kita Menikah adalah buku yang ditulis atau disusun oleh Puji Hastuti dan Akbar Yuli Setianto dan diterbitkan oleh Penerbit Deepublish
Sinopsis Buku UTI, Puji Karena Iman, Kita Menikah
Novel ini unik karena menghadirkan tokoh dengan karakter unik manusia dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Bercerita dengan berbagai latar dan suasana yang dapat membawa pembaca terhanyut di dalamnya. Novel Karena Iman Kita Menikah berkisah tentang pengalaman tokoh utama. Kisahnya ditulis secara runtut dan jelas seolah pembaca juga mengalami kejadian tersebut. Kisah dalam novel ini pun dituturkan dengan bahasa yang ringan, mengalir, dan enak dibaca. Novel ini ditulis oleh Puji Hastuti dan Akbar Yuli Setianto, yang merupakan buku kedua dari penulis.
“Bapak, berangkat dulu ya Bu! Pamit suami sambil mengulurkan tangan bersalaman dan mencium pipi kanan, pipi kiri dan kening. “Nggih, hati-hati ya Pah,Semoga selamat di perjalanan” jawabku sambil menyambut uluran tangannya dan membalas kecupannya. Bersalaman, mencium pipi dan kening merupakan ritual di pagi hari menjelang keberangkatan suami ke tempat kerjanya yang sekarang tidak pernah lagi terlupakan.
Apa ritual seperti itu penting? Di awal pernikahan dulu, ketika kami sudah bisa berkumpul dan tinggal dalam satu rumah, ritual semacam itu selalu kami lakukan. Bahkan setiap kali habis sholat berjamaah di rumah saya dan suami juga senantiasa melakukan cium tangan, pipi, dan kening semacam itu. Ada rasa yang berbeda saja kalau tidak melakukannya. Serasa ada yang kurang dan tidak menyenangkan.
Hingga sampai pada suatu masa dalam perjalanan pernikahan kami harus terpisah tempat tinggal karena pekerjaan. Aku harus ngekos dan berpisah dengan suami dan anak-anak. Bertemu dengan mereka hanya seminggu ekali di akhir pekan. Masa-masa itu banyak sekali momen keluarga yang tidak bisa dilakukan. Masak buat anak-anak dan suami, mengantar anak-anak ke sekolah atau tempat ngaji, sholat berjamaah, atau sekedar jalan santai di lingkungan sekitar rumah di sore hari sudah tidak pernah lagi aku lakukan.
Ulasan
Belum ada ulasan.