Air mata Muhammad mengalir deras. Muhammad menangis bukan karena sedih. Beliau merasakan keharuan yang luar biasa, bisa kembali ke Mekah, setelah sekian lama berada di pengasingan; Madinah al Mukarramah. Bukan saja karena Mekah tanah kelahiran beliau, tapi juga merupakan saksi atas perjuangannya menegakkan ajaran Allah Saw.
Mulai dari kenangan masa kecil hingga banjir darah para syuhada yang menjadi syahid dalam menyebarkan ajaran Islam. Kini gejolak peperangan sudah mereda. Kemenangan berada di tangan kaum Muslimin dengan Nabi Muhammad Saw sebagai panglima perangnya. Tentu dengan kondisi yang mulai kondusif ini memudahkan dakwah Nabi Muhammad Saw, karena rintangan mulai berkurang. Tapi, kondisi ini ternyata tidak berlangsung lama.
Perang kembali berkecamuk. Peperangan demi peperangan dilewati Muhammad. Bagaimana kondisi beliau yang terus-menerus mendapat serangan musuh? Benarkah Nabi Muhammad Saw wafat dalam peperangan saat usianya sudah tidak muda lagi? Sayang kalau kalian lewatkan ceritanya dalam buku ini.
Ulasan
Belum ada ulasan.