Buku Tapak Jejak
Tapak Jejak adalah buku yang ditulis oleh Fiersa Besari dan dipublish oleh Penerbit Media Kita
Sinopsis Buku Tapak Jejak
Pada bulan April tahun 2013, diawali dengan niat dan tujuan yang berbeda, tiga orang pengelana memulai sebuah perjalanan untuk menyusuri berbagai daerah di penjuru Indonesia. Meskipun, pada akhirnya satu persatu teman seperjalanan memilih arah pulang, tetapi langkah yang sudah dijejaki harus dilanjutkan.
Tapak jejak akan melanjutkan petualangan arah langkah, mengunjungi berbagai daerah di bagian paling timur Indonesia. Tapak jejak akan menelusuri keindahan alam Indonesia, tradisi, dan budaya yang akan menembus dinding kegelisahan mengenai apa itu makna rumah dan keluarga.
Namun, satu hal yang tidak akan pernah berubah, yakni sejauh apa pun kaki ini melangkah, hati akan selalu menemukan arahnya untuk pulang menuju ke satu tempat yang paling tepat. Tempat itu adalah rumah.
Dalam novel Tapak Jejak ini, Fiersa Besari akan mengisahkan tentang silsilah keluarganya, mulai dari Ayah, Ibu, dan Adiknya. Tentu saja, Fiersa Besari juga menceritakan tentang masa lalu dirinya.
Prem dan Baduy yang menjadi dua teman seperjalanan Fiersa Besari memilih untuk pulang dan mengakhiri perjalanannya di Ternate. Sebab, mereka berdua memiliki kewajiban untuk kembali ke rutinitas masing-masing.
Fiersa Besari kemudian harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. Apakah ia akan melanjutkan perjalanannya seorang diri atau haruskah ia memilih untuk pulang juga bersama dua temannya itu.
Setelah mempertimbangkan secara matang, Fiersa Besari memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya seorang diri, untuk menyusuri daerah paling timur Indonesia. Meskipun Fiersa Besari melanjutkan perjalanan ini seorang diri dan perbekalan yang ia siapkan mulai menipis, ia tidak gentar dan tetap percaya diri dapat melanjutkan perjalanan ini.
Perjalanan ke bagian timur Indonesia lebih banyak dilalui dengan menempuh jalur laut. Salah satu contohnya, ia harus naik kapal laut dari Pulau Sulawesi ke Papua. Begitu juga ketika ia menyusuri berbagai tempat yang ia kunjungi di Papua, semuanya ditempuh melalui jalur laut dan juga jalur darat.
Perjalanan yang ia tempuh selama kurang lebih tujuh bulan lamanya itu bukan lah perjalanan yang mudah. Ditambah lagi, saat ini Fiersa Besari perlu hidup irit secara finansial sambil melakukan perjalanan yang terbilang cukup ekstrim.
Namun, perjalanan Fiersa Besari sungguh terbantu oleh sejuta keindahan yang dimiliki negeri tercinta, Indonesia. Selain keindahan alamnya, masyarakat Indonesia juga memiliki sifat ramah dan kerendahan hati yang membuat kita menjadi bangsa yang indah.
Fiersa mengisahkan bahwa Ia kerap kali dibantu oleh teman-teman yang ia temui di tempat yang sedang ia kunjungi. Teman-teman sesama pecinta alam maupun warga lokal yang tinggal di sana.
Di balik keindahan yang ditemukannya, Fiersa Besari juga menemukan bahwa masyarakat di daerah Indonesia bagian Timur ternyata tidak merasakan keadilan jika dibandingkan dengan masyarakat mereka tinggal di pulau tempat bernaungnya pusat ibu kota.
Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai tempat di Indonesia bagian timur akhirnya berhasil ia kunjungi, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan dan kesulitan. Semakin jauh Fiersa berpetualang, ia juga semakin sadar bahwa sebenarnya alasan berpetualang untuk menyembuhkan patah hati merupakan alasan yang kurang tepat.
Sebab, pada dasarnya, sejauh apa pun kita pergi, ke mana pun kita melangkah, jika diri kita tidak bisa berdamai dengan sakit hati yang dirasa, maka luka itu tidak akan bisa sembuh. Maka itu, hal yang perlu dilakukan untuk mengobati luka hati adalah mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan hati, dan berdamai dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Ulasan
Belum ada ulasan.