DETAIL;
Pengarang Adi Saputrayadi
ISBN 978-602-475-662-8
Ukuran 14×20 cm
Halaman xiv, 201 hlM
Tahun Terbit 2018
berat oke : +- 265 gram
.
.
sinopsis:
Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama berisi pendahuluan, bab dua membahas tentang bahan makanan dan zat gizi, bab tiga tentang karbohidrat, bab empat tentang lemak/lipida, dan bab lima tentang protein.
Selanjutnya bab enam membahas tentang mineral, bab tujuh membahas tentang vitamin, bab delapan tentang air, bab sembilan tentang beberapa penyakit defisiensi gizi, dan bab sepuluh tentang bahan tambahan makanan (food additive).
Adapun bab sebelas membahas tentang zat gizi dalam bahan pangan mentah, bab dua belas tentang pengaruh budidaya pertanian terhadap bahan pangan hewani; bab tiga belas tentang umur, jenis kelamin, dan musim; bab empat belas tentang pengaruh pemanenan dan penanganan terhadap susunan pangan, dan bab lima belas tentang pengaruh pengolahan panas terhadap zat gizi.
Bab selanjutnya, bab enam belas membahas tentang pengaruh pengawetan beku terhadap zat gizi, bab tujuh belas tentang pengaruh turunnya kadar air terhadap zat gizi, bab delapan belas tentang efek pengolahan terhadap gizi, dan bab sembilan belas berisi penutup
Pada zaman purba manusia sudah mengenal akan pentingnya kehidupan. Ini dibuktikan dengan anggapan mereka akan pentingnya makanan. Pada saat itu anggapan tersebut dianggap tabu karena disertai dengan unsur-unsur magis dan mereka percaya bahwa makanan yang dimakan dapat menyembuhkan penyakitnya. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh, sekarang ini kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitasnya.
Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru, pengakuan pertama gizi sebagai suatu ilmu pada tahun 1926, ketika Mery Swartz dikukuhkan sebagai professor ilmu gizi pertama di Universitas Columbia New York USA. Perkembangan status gizi masih belum terlihat peningkatannya, karena masih banyak masyarakat yang hidupnya di bawah garis kemiskinan, seperti yang telah disebutkan bahwa status gizi sesorang bisa dikaitkan dengan status ekonomi orang tersebut.
Ulasan
Belum ada ulasan.