Buku Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan
Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan adalah buku yang ditulis atau disusun oleh Andi Iqbal Burhanuddin & H. M. Natsir Nessa dan diterbitkan oleh Penerbit Deepublish
Sinopsis Buku Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan
Buku ini terdiri dari beberapa bab, bab pertama adalah pendahuluan, bab kedua membahas tentang perkembangan ilmu kelautan dan perikanan, bab ketiga tentang bagian-bagian wilayah laut dan pesisir, bab keempat tentang potensi ekologis wilayah laut dan pesisir, bab kelima tentang potensi ekonomis wilayah laut dan pesisir dan bab terakhir membahas tentang permasalahan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Lautan merupakan habitat terbesar dunia yang di dalamnya masih tersimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Laut menutupi lebih dari dua per tiga atau tujuh puluh persen permukaan bumi. Luas keseluruhan wilayah laut yang menutupi bumi adalah 3,61 x 108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.800 m dan menyediakan sekitar 97 pesen dari keseluruhan ruang kehidupan di bumi (Austin, 1988; Prager dan Earle, 2000). Secara umum, wilayah perairan laut yang luas ini dikelompokkan dalam lima bagian yaitu Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera India, Laut Selatan, dan Laut Artika.
Luas keseluruhan wilayah tersebut yang sangat tinggi tersebut telah memberi kontribusi ekonomi di bidang kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat besar. Khususnya Indonesia, wilayah kedaulatan dan yuridiksinya membentang luas di cakrawala khatulistiwa dari 94º sampai 141º Bujur Timur dan 6º Lintang Utara sampai 11º Lintang Selatan, dan merupakan negara kepulauan yang memiliki peran sangat besar dari segi geopolitik dan geoekonomi. Laut beserta sumber daya alamnya bagi bangsa Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup keseharian, tidak saja penting secara politik yaitu menyatukan gugusan pulau-pulau yang tersebar di wilayah kesatuan republik Indonesia, tetapi juga memberi manfaat ekonomi, social serta pengetahuan.
Laut yang telah dikenal sejak nenek moyang bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Asia tenggara lainnya dijadikan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki sumber daya hayati dan nir-hayati, di dalamnya terdapat fenomena fisika, kimia dan biologi yang menarik untuk dipelajari dan dikaji lebih dalam.
Ulasan
Belum ada ulasan.