Buku Warisan Budaya Sebagai Kekayaan Pariwisata Indonesia
Warisan Budaya Sebagai Kekayaan Pariwisata Indonesia adalah buku yang ditulis atau disusun oleh Supriono dan diterbitkan oleh Penerbit Deepublish
Sinopsis Buku Warisan Budaya Sebagai Kekayaan Pariwisata Indonesia
Wisata warisan budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang menjadikan peninggalan budaya yang melatarbelakanginya sebagai daya tarik utama. Menurut McNulty and Koff (2014:6-7), wisata warisan budaya memberikan kesempatan bagi seseorang untuk merasakan suatu budaya secara mendalam, baik dengan mengunjungi atraksi, tempat sejarah atau budaya maupun ikut serta dalam kegiatan kebudayaan. Wisata warisan budaya mencakup kegiatan seperti halnya atraksi bersejarah, monumen, peristiwa penting, museum, galeri seni atau gedung pertunjukan, festival, konser atau pementasan, dan kelompok masyarakat lokal asli di suatu daerah.
Kajian ini dilaksanakan di beberapa tempat di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo, Kota Malang, dan Kota Surabaya. Masing-masing wilayah kajian sengaja ditentukan dengan tema yang berbeda. Ponorogo dengan tema Kesenian Reyog Ponorogo, Kota Malang dengan tema tempat atau kawasan heritage, dan Surabaya dengan tema museum. Tentunya, kajian ini belum bisa mewakili keseluruhan potensi warisan budaya di Jawa Timur maupun Indonesia. Akan tetapi, setidaknya kajian yang dilakukan dapat memberi gambaran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang beranekaragam dan memiliki potensi yang luar biasa dalam mendukung kegiatan pengembangan pariwisata.
Buku ini menceritakan bagaimana sejarah dari warisan budaya di atas tercipta (terbentuk) sehingga dapat dinikmati oleh para wisatawan sampai saat ini. Buku ini memiliki kelebihan membahas tiga objek warisan budaya yang berbeda dalam konteks pariwisata. Dideskripsikan dalam sudut pandang pengembangan pariwisata yang menggunakan dasar teori Cooper et al. (1995) tentang Pengembangan Pariwisata yang lebih dikenal dengan istilah 4A 1I (empat A, satu I), yaitu Attraction (Atraksi), Accesibility (Akses), Accomodation (Akomodasi), Ancilarry Service (Fasilitas Pendukung), dan Institution (Kelembagaan). Dibahas pula kondisi SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat) dari masing-masing objek kajian sehingga buku ini berbeda dengan buku lain yang hanya mengangkat satu tema dalam bidang budaya dan kajiannya pun mayoritas budaya murni, bukan pada sudut pandang pariwisata.
Ulasan
Belum ada ulasan.