2021
Mengukir Budaya Literasi Pedesaan: Antologi Esai Perpustakaan
Dalam Rakornas Perpustakaan Nasional tahun 2020 lalu, disebutkan bahwa jumlah perpustakaan desa secara nasional tercatat sebanyak 33.929 dari 83.441 desa/kelurahan seluruh Indonesia. Angka itu patut kita syukuri sebagai pertanda literasi pedesaan mulai berkembang. Namun harus kita akui, angka tersebut masih jauh dari target ideal yang diharapkan. Terlebih jika kita telisik lebih mendalam, apakah 33.929 perpustakaan desa tersebut merupakan perpustakaan ideal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan? Apakah kehadirannya sudah benar-benar mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat desa? Karena dari pengamatan di lapangan, banyak sekali perpustakaan di wilayah pedesaan yang terbengkalai.
Buku ini berisi kumpulan 25 karya esai pilihan peserta lomba esai perpustakaan, yang memuat berbagai topik kaitannya dengan kreativitas dan inovasi pengembangan perpustakaan desa. Mastura dan Kasmiati misalnya, dalam tulisannya mereka ingin memahamkan pembaca bahwa membangun perpustakaan tidak harus ada gedung terlebih dahulu. Sebagaimana yang dilakukan oleh Kepala Desa Kolai (Sulawesi) yang memanfaatkan kolong bawah rumah panggungnya menjadi ruangan perpustakaan. Dengan pemanfaatan ruangan yang sedemikian sederhana saja, perpustakaan tersebut berhasil menarik perhatian Perpustakaan Daerah melalui bantuan buku dan memperoleh prestasi sebagai Juara 2 dalam Lomba Perpustakaan Desa Terbaik Tingkat Provinsi Tahun 2017.
Seiring perkembangan era teknologi saat ini, perpustakaan di wilayah pedesaan perlu memanfaatkan dunia digital sebagai bagian dari pelayanan perpustakaan yang efektif. Hal itulah yang ditawarkan oleh Devanya Leonie Chandra melalui tulisannya, dengan program digitalisasi layanan perpustakaan. Lebib lengkap mengenai langkah-langkah pelaksanaannya disajikan di dalam buku ini.
Masih banyak lagi program kreatif dan inovatif yang ditawarkan di dalam buku ini. Karena tujuan awal kami menerbitkan kumpulan esai ini memang untuk dijadikan referensi dalam hal terobosan inovasi dan kreativitas baru dalam membangun dan mengembangkan budaya literasi masyarakat pedesaan.
Menyalakan Lentera Literasi di Pedesaan: Antologi Esai Perpustakaan
Di tahun 2020, jumlah perpustakaan desa yang tercatat memang sudah menembus angka 40% atau 33.929 dari 83.441 desa/kelurahan seluruh Indonesia, dan kita patut bersyukur dengan bertambahnya angka tersebut dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun harus kita akui, jumlah tersebut masih jauh dari target ideal yang diharapkan. Terlebih jika kita telisik lebih mendalam, apakah 33.929 perpustakaan desa tersebut merupakan perpustakaan ideal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan? Apakah kehadirannya sudah benar-benar mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat desa?
Buku ini berisi kumpulan 25 karya esai pilihan peserta lomba esai perpustakaan, yang memuat berbagai topik kaitannya dengan kreativitas dan inovasi pengembangan perpustakaan di pedesaan. Salah satunya adalah tulisan Mohamad Feri Fadli yang menawarkan keterlibatan pemuda dalam menebarkan virus literasi dalam keluarga melalui Perpustakaan Keluarga. Ia mengajak para pemuda untuk berdaya guna bagi perkembangan literasi masyarakat desa dengan cara membantu sosialisasi dan menawarkan program kepada setiap keluarga untuk membangun perpustakaan mini di rumah masing-masing. Lebih lengkap mengenai langkah-langkah menjalankan program inovatif tersebut diuraikan di dalam buku ini.
Inovasi lainnya ditawarkan oleh penulis Bahar Sungkowo melalui program Pudes Breco-nya, yang mengajak pembaca untuk mendesain bangunan perpustakaan menarik berbentuk warung kopi/kafe di tempat yang strategis dan banyak dilalui orang yang berlalu lalang. Sehingga para pengunjung yang awalnya memiliki niat untuk rehat dan bersantai ria, bisa sambil lalu membaca buku-buku yang disediakan.
Masih banyak lagi program kreatif dan inovatif yang ditawarkan di dalam buku ini. Karena tujuan awal kami menerbitkan kumpulan esai ini memang untuk dijadikan referensi dalam hal terobosan inovasi dan kreativitas baru dalam menyalakan lentera literasi masyarakat pedesaan.