TOA

Pengumuman Lomba Esai Nasional dan Lomba Cipta dan Baca Puisi Perjuangan Total Hadiah 15 Juta Rupiah

Pengumuman Lomba Esai Nasional dan Lomba Cipta dan Baca Puisi Perjuangan Total Hadiah 15 Juta Rupiah

Salah satu peristiwa bersejarah yang telah diukir oleh para pendiri bangsa ini adalah “Sumpah Pemuda”. Sebagai hasil keputusan Kongres Pemuda II yang berlangsung pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 bertempat di tiga titik lokasi, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106), Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah perjuangan kaum pemuda memikirkan dan memperjuangkan tanah air dan tumpah darahnya.

Sugondo Djojopuspito (PPPI) selaku ketua, R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) selaku Wakil Ketua, Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) Sekretaris dan Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) sebagai Bendahara serta ratusan peserta kongres lainnya dalam rapat-rapat maraton tersebut menyepakati 3 keputusan penting yaitu

Pertama.

KAMI PUTERA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU,
TANAH INDONESIA.

Kedua.

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERBANGSA YANG SATU,
BANGSA INDONESIA.
Ketiga.

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN,
BAHASA INDONESIA.

Dengan Ikrar persatuan tersebut, para aktivis pemuda meyakini bahwa perjuangan melepaskan diri dari cengkraman taring-taring kolonial untuk akan lebih mudah dan cepat dicapai.

Tak berbeda jauh dengan Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan yang telah dipatrikan oleh bahsa ini setiap tanggal 10 November juga merupakan moment bersejarah perjuangan bangsa ini yang melibatkan kaum pemuda. Sekali Resolusi Jihad digaungkan oleh KH. Hasyim Asy’ari beserta para tokoh panutan lainna , tanpa ba bi bu, barisan pemuda yang dikenal dengan “Arek-arek Suroboyo” menyambutnya di garda paling depan. Tak terhidung jumlahnya kader muda gugur menjadi Kusuma Bangsa. Tak ada rasa gentar, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya, karena “Jihad fi Sabilillah demi Bangsa dan Negara” telah menjadi jalan ninja bagi mereka.

Bukan sekali dua kali Bung Karno menyerukan “Jas Merah!”. Sebagai anak ideologis beliau, sudah sepatutnya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) selalu mengingat, mengenang dan memperingati kedua peristiwa bersejarah tersebut. Bukan hanya sekadar peringatan seremonial belaka, Dengan semangat berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia yang sesunggungnya, GMNI mustinya mampu memetik hikmah dari kedua peristiwa tersebut. Patut diteladani bahwa para pemuda yang saat itu usianya rata-rata 23 tahun telah mampu merumuskan dan memegang teguh motto perjuangan: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa: Indonesia di Tengah kemelut suasana penjajahan yang lagi “ganyeng-ganyeng”nya. Semangat Jihad “Bondo Nekat” menghadapi tentara sekutu pada perisiwa berdarah 10 november 1945 perlu diwarisi oleh pemuda-pemuda masa kini terutama Generasi Z sebagai modal tekad menghadapi problematika dan tantangan kebangsaan sama sekarang dan yang akan datang.

Atas dasar pemikiran di atas, Kader dan Pengurus Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bermaksud mengadakan Kegiatan Peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan yang di rangkai dalam beragam kegiatan diantaranya adalah LOMBA ESAI NASIONAL DAN LOMBA DIPTA DAN BACA PUISI PERJUANGAN

BUKU PETUNJUK LOMBA ESAI NASIONAL DAN CIPTA SERTA BACA PUISI

FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA ESAI NASIONAL

FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA CIPTA DAN BACA PUISI PERJUANGAN MAHASISWA SE-YOGYAKARTA

3 thoughts on “Pengumuman Lomba Esai Nasional dan Lomba Cipta dan Baca Puisi Perjuangan Total Hadiah 15 Juta Rupiah

  1. Egit Saputra taufik berkata:

    .

  2. Yasir berkata:

    Saya mau daftar

  3. Nurhamidah berkata:

    Ingin mengikuti lomba ulng tahun sumpah pemuda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *