Soal pendidikan, misalnya, tidak mungkin kita tidak menautkannya dengan era disrupsi. Sebab, cara-cara usang memang mesti diselaraskan agar lebih kontekstual. Juga upaya mengelaborasikan ilmu agama dengan sains. Kemudian, untuk hal ihwal agama, saya mengerucutkan pada konteks Islam dan Muhammadiyah serta usaha-usaha keduanya melintasi zaman.
Bukan karena apa-apa: saya lahir dan hidup di lingkungan seperti ini. Begitu pula soal politik, bahasa, sastra, dan buku-buku kita. Semua itu saya amati dan tulis tak lain karena ingin lebih dekat dengan Indonesia, sebuah sudut pandang yang lantas menjadi judul dan ruh dari buku ini.
Ulasan
Belum ada ulasan.