Kata “Sigupai” merupakan ikon padi yang ada di Aceh Barat Daya dan menjadi julukan bagi Kabupaten Aceh Barat Daya. Sedangkan “Mambaco” berasal dari Bahasa Aneuk Jamee, tempat tinggal sang perintis TBM, yang berarti “Membaca”. Dengan demikian, secara harfiah “Sigupai Mambaco” berarti “Aceh Barat Daya Membaca”.
Niat awal kami menghadirkan Sigupai Mambaco agar buku koleksi pribadi yang dimiliki masyarakat tidak hanya untuk dibaca keluarga sendiri saja, melainkan perlu berbagi kepada orang lain dengan cara dikumpulkan secara terpusat di TBM. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa membaca tidak harus di ruangan tertutup dan sunyi, melainkan juga bisa dilakukan di pantai, di sekolah, di rumah, di halaman atau tempat terbuka lainnya. Melalui langkah ini, kami memutuskan untuk ikut terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan masyarakat, terutama di Aceh Barat Daya.
Kegiatan Buku Keliling disambut baik oleh masyarakat, bahkan sering sekali kami diberi makanan, diminta untuk datang lagi dan lain-lain. Banyak juga anak-anak tidak mau mengembalikan buku ketika jadwal Buku Keliling sudah selesai, karena mereka senang membaca. Selain itu, berkat adanya Sigupai Mambaco, beberapa relawan bisa mengikuti kegiatan Kementerian dan mendapatkan Beasiswa Pendidikan.





