Sang Pendiri memberi nama tersebut karena mereka merupakan Komunitas Dongeng yang juga mempunyai perpustakaan mandiri.
Awalnya komunitas mereka bergerak menjalankan kegiatan berdongeng ke desa-desa. Setiap kali selesai mendongeng, anak-anak enggan untuk pulang dan menunggu sampai bubar. Akhirnya mereka berinisiatif membawa buku pribadi setiap kegiatan berdongeng dengan berbekal koleksi buku pribadi yang dikumpulkan. Sejak itu, setiap kegiatan berdongeng selesai, kemudian dilanjutkan dengan membaca buku. Akhirnya buku-buku yang terkumpul disimpan di sekretariat dan menjadi Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Tujuan didirikannya TBM Rumah Dongeng Sinjai adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak di desa-desa serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka. Pendiri juga ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak melalui buku bacaan.
Di saat pandemi ini, Taman Baca ini masih terus berkegiatan karena permintaan pengunjung walaupun mereka tidak bisa mengakses bahan bacaan dan pinjam buku di TBM secara langsung. Para pengunjung yang ingin meminjam buku mengakalinya dengan menggunakan jasa kurir. Selain itu, sejak pembelajaran jarak jauh diberlakukan, anak-anak SD sampai mahasiswa banyak menggunakan TBM sebagai tempat belajar daring dengan menggunakan fasilitas internet yang disediakan, bahkan ada yang melakukan wisuda online.
Saat ini, TBM Rumah Dongeng Sinjai banyak dikenal oleh pegiat literasi baik di daerah Sulawesi Selatan maupun di luar daerah. Pada tahun 2021, kami mendapatkan program nasional dari Kemendikbudristek untuk Program Kampung Literasi mewakili Provinsi Sulawesi Selatan.
Masyarakat sangat terbantu dengan adanya TBM ini. Banyak dari mereka yang meminta agar disediakan buku-buku yang mereka butuhkan, dan pengelola akan berusaha untuk menyediakan buku tersebut. Beberapa ibu-ibu dan remaja putri juga melakukan praktik membuat kue dari buku yang dibaca di TBM. Anak-anak pun bergembira bisa belajar sambil bermain di TBM.