Bilik Pustaka

Pengolahan Koleksi/Bahan Perpustakaan

Inventarisasi Koleksi Perpustakaan

Setelah buku dibeli atau didatangkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah inventarisasi/pencatatan koleksi perpustakaan ke dalam daftar kekayaan perpustakaan. Langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Pemberian Stempel
    Setiap koleksi perpustakaan seharusnya diberikan stempel pada buku atau jenis koleksi lainnya, guna menghindari kehilangan dan memberikan tanda kepemilikan. Umumnya stempel tersebut ada 2, yaitu stempel kepemilikan dan stempel registrasi.
  2. Pencatatan Registrasi Koleksi
    Semua koleksi perpustakaan harus dicatat rinciannya dalam buku induk atau data komputer (seperti: Excel). Contohnya sebagai berikut:
NO HARI/TGL JUDUL PENGARANG KOTA TERBIT PENERBIT TAHUN TERBIT ASAL BAHASA
1 Rabu, 02 Mei 2021 Laskar Pelangi Andrea Hirata Bandung Bentang 2021 Pembelian Indonesia

Pengatalogan Bahan Pustaka

  • Klasifikasi
    Klasifikasi adalah proses pemisahan buku atau pengelompokan buku-buku sejenis. Hal ini akan memudahkan pemustaka dalam mencari buku yang diinginkan. Berikut beberapa metode klasifikasi yang dapat kita gunakan:
  1. Dewey Decimal Classification (DDC)
    Sebagai contoh, metode ini membagi kategori buku ke dalam 10 golongan, yaitu:
    000 – 099 Karya Umum
    100 – 199 Filsafat
    300 – 399 Ilmu Sosial
    400 – 399 Bahasa
    500 – 599 Ilmu Murni
    600 – 699 Pengetahuan Praktis
    700 – 799 Kesenian dan Hiburan
    800 – 899 Kesusastraan
    900 – 999 Sejarah
  2. Universal Decimal Classification (UDC)
  3. Library of Congress Classification (LCC)
  4. Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional RI
  5. Sears List Subject Heading
  6. Library of Congress Subject Heading (LCSH)
  • Penentuan Tajuk Subjek
    Sebuah dokumen atau buku dapat memiliki tajuk subjek lebih dari satu, akan tetapi nomor klasifikasi buku hanya satu maksudnya buku hanya dapat ditempatkan pada satu nomor klasifikasi saja.
    Beberapa jenis dan bentuk tajuk subyek yang dapat digunakan dalam menentukan tajuk subjek buku antara lain:
  1. Tajuk benda atau tajuk tunggal
    Dalam tajuk benda tunggal, ilmu pengetahuan dinyatakan melalui penggunaan kata benda tunggal, misalnya: Ekonomi, Biologi, Kimia, Fisika, Peternakan, Kedokteran, Pendidikan, dsb.
  2. Tajuk kata benda yang disertai kata sifat (tajuk ajektif)
    Tajuk ini menggunakan kata benda yang disertai dengan kata sifat. Seperti: Kesusastraan Jerman.
  3. Tajuk Frasa
    Tajuk frasa dibuat dengan menggabungkan dua kata benda, atau kata benda tersebut dihubungkan dengan kata depan untuk:
    Memberikan pembatasan lebih khusus terhadap maksud koleksi tertentu
    Menyatakan sebuah topik yang memang umumnya menggunakan frasa.
    Contoh: Hak Guna Bangunan & Kerjasama Antar Perpustakaan
  4. Tajuk Gabungan
    Tajuk ini dibentuk oleh dua atau lebih kata dengan disertai kata penghubung “dan”.
    Contoh: Pajak dan Perpajakan & Bank dan Perbankan
  5. Tajuk Kombinasi
    Dalam tajuk kombinasi biasanya mencakup dua bidang pengetahuan, dan tajuk ini umumnya berbentuk panjang, seperti:
    Dinas Politik dan Konsuler ; Kejahatan
    Terhadap Benda; Sistem penyimpanan dan Temu Kembali Informasi
  6. Tajuk Terbalik (Inverted Heading)
    Tajuk terbalik merupakan tajuk yang terdiri dari dua atau lebih kata atau istilah yang diperlukan adanya pembalikan (inversion), dengan alasan:
    Adanya kemungkinan bahwa pemustaka akan mencari koleksi melalui istilah dasar dari subjek tersebut, misalnya: Bedah, Ahli; Informasi, Pusat, Sosial, Masalah; Hukum, Pembaruan; Ekonomi, Keadaan, Politik, Ilmu, dll.
    Meletakkan kata yang memiliki makna lebih luas di depan untuk dikumpulkan dengan semua aspek dari si subjek. Misalnya: Hukum, Ahli; Hukum, Pembaharuan; Hukum, Konflik; Hukum , Praktek.
  7. Tajuk Tambahan (Sub-Headings)
    Subdivisi Bentuk, adalah perluasan tajuk yang didasarkan pada pola penyajian materi koleksi. Misalnya: Psikologi—Kamus dan Ensiklopedi; Bahasa Inggris – Studi dan pengajaran.
    Subdivisi Geografis, penentuan tajuk melalui spesifikasi bahasan geografis maupun politik dalam koleksi. Misalnya: Tata Kota – Indonesia/Pelestarian Alam – China
    Subdivisi Kronologis, pemberian tajuk yang didasarkan pada periode materi dalam sebuah koleksi. Contoh: Hukum Perdata — Abad ke-19/Arsitektur Islam — Sebelum 1930/Sejarah Modern, 1900-1999 (Abad ke-20)
    Sub Divisi Topik atau Aspek Khusus
    Tajuk yang didasarkan pada materi, metode atau disiplin lain yang menjadi bagian dari si subjek. Contoh : Pendidikan – Filsafat/Bahasa Inggris – Studi dan Pengajaran
  8. Tajuk Nama Pribadi
    Tajuk ini menggunakan nama seseorang yang dibahas dalam sebuah subjek (biografi). Contoh: Chairil Anwar, 1922—1949/Mohammad Hatta, 1902 – 1980

Pemberian Kelengkapan Bahan Pustaka

  • Pemasangan Label Buku
    Label buku berfungsi memuat tiga informasi utama, yaitu Nomor Klasifikasi, 3 huruf pertama Pengarang, dan 1 huruf pertama judul buku/dokumen lainnya.
  • Slip Peminjaman
    Slip ini berfungsi sebagai pencatatan tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian, serta nomor anggota peminjam. Berikut contohnya:
Perpustakaan Desa Sumber Roso
 

Judul: …………………………….

 

Pengarang: …………………….

 

No. Induk: ……………………..

 

Tgl. Kembali

 

 

…………………..

 

No. Anggota

 

 

………………..

 

  • Kantong Buku

Kantong buku berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan slip peminjaman.

  • Pemberian Sampul Buku

Sampul buku plastik berfungsi untuk menjaga buku agar tetap awet dan tidak mudah rusak.

  • Entri Data Bahan Pustaka

Sebelum dijajarkan di rak, semua buku yang sudah diberikan label, semua informasi tajuk dan klasifikasi harus didata dan dimasukkan ke dalam database perpustakaan dengan menggunakan aplikasi otomatis seperti SLIMS, Open Biblio, SIPISIS, dan sebagainya.

  • Data Entri Katalog
    Semua koleksi perpustakaan harus dimasukkan ke dalam katalog, yang berisi seputar informasi buku seperti Rak, Sampul, Judul, dan Penulis.
  • Penjajaran Koleksi di Rak
    Semua buku yang sudah selesai didata dan diberi label, selanjutnya dimasukkan ke dalam Rak sesuai klasifikasinya. Maka dari itu, setiap Rak harus ditempel nama atau nomor Klasifikasi. Misal Rak Sejarah, Rak 100, dan sebagainya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *