Bilik Pustaka

23 Contoh Program Transformasi Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial untuk Membangkitkan Perekonomian di Pedesaan

23 Contoh Program Transformasi Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial untuk Membangkitkan Perekonomian di Pedesaan

Sejak tahun 2018 silam, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI) telah mencetuskan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2018 dengan target/sasaran pelaksanaan di perpustakaan provinsi, kabupa-ten/kota dan perpustakaan desa/kelurahan. Dari 164.610 perpustakaan di seluruh Indonesia, baru 2.900 perpustakaan yang sudah bertransformasi, termasuk di antaranya Perpustakaan Desa.

Dengan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, sebagaimana disampai-kan oleh Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, semua perpustakaan wajib mendesain perpusta-kaan dan koleksinya untuk dimanfaatkan masyarakat seoptimal mungkin. Hal ini akan menjadikan perpustakaan sebagai ruang untuk belajar kontekstual dan sebagai ruang berlatih keterampilan kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, diharapkan adanya pening-katan pelibatan masyarakat dalam kegiatan perpustakaan maupun peningkatan jumlah kemitraan perpustakaan dengan berbagai lembaga, termasuk kerja sama Perpustakaan Desa dengan BUMDes.

Apa saja program positif yang dapat menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat kegiatan masyarakat? Berikut adalah 23 Contoh Program Transformasi Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial untuk Membangkitkan Perekonomian di Pedesaan yang sudah berjalan baik dan dijalankan oleh banyak Perpustakaan Desa dan Taman Baca Mayarakat di seluruh Nusantara:

1. Program Pelatihan Tata Kelola BUMDes

Pelatihan ini dikhususkan untuk para calon pengelola atau pengelola BUMDes di sebuah desa dengan tujuan menambah keterampilan dan wawasan dalam hal mengelola BUMDes yang profesional serta merangkul usaha masyarakat desa. Dalam kegiatan ini, Perpustakaan Desa bisa mengundang narasumber dari BUMDes desa lain yang sudah berhasil, pengusaha, serta dinas-dinas kabupaten terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pertanian, dan lain-lain.

2. Program Bank Sampah

Bank Sampah bertujuan untuk menjalarkan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan pemanfaatan barang bekas menjadi kerajinan tangan di masyarakat. Program ini dapat didesain dengan membawa gerobak motor sampah yang juga diisi dengan buku-buku. Kemudian gerobak motor tersebut dibawa berkeliling ke rumah-rumah warga untuk mengantarkan/menjemput buku, sekaligus mengambil sampah di rumah-rumah warga tersebut dan diletakkan di gerobak motor yang ada. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan di Rumah/Gedung Perpustaka-an/taman baca untuk kemudian diolah/didaur ulang menjadi pupuk kompos maupun bahan kerajinan tangan, dengan bekal keterampilan masyarakat melalui berbagai pelatihan yang diadakan. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan program Bank Sampah ini adalah Limbah Pustaka dari Purbalingga Jawa Tengah.

3. Program Pelatihan Merajut

Pelatihan Merajut dilakukan dengan mengajak masyarakat memanfaatkan benang dan bahan rajut lainnya menjadi barang-barang aksesoris dan pakaian seperti Tas Rajut, Baju Rajut, Gelang Rajut, Taplak Meja Rajut, Selendang Rajut, dan aksesoris lainnya. Hasil kerajinan rajut tersebut dititipkan ke BUMDes untuk kemudian dijual sehingga dapat menambah penghasilan ekonomi masyarakat. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan Pelatihan Merajut ini di antaranya; Perpustakaan “Mardining Sigit” Desa Mangunsari (Magelang, Jawa Tengah), dan Perpustakaan Desa Loram Wetan (Kudus, Jawa Tengah).

4. Program Pelatihan Menjahit

Pelatihan Menjahit dilakukan untuk menambah keterampilan masyarakat, terutama kaum perempuan, dalam dunia menjahit dan fashion (pakaian). Keterampilan ini tentu saja dapat menambah penghasilan masyarakat, apalagi di dunia modern saat ini pakaian menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan Menjahit ini pernah dijalankan oleh Perpustakaan Desa Aikmel dari Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

5. Program Pelatihan Rias Pengantin

Jasa rias pengantin merupakan usaha yang menjanjikan. Hampir setiap hari kita melihat pagelaran pernikahan di masyarakat pedesaan. Karena itu perlu bagi Perpustakaan Desa untuk mengadakan Pelatihan Rias Pengantin bagi masyarakat yang tertarik bergerak di bidang tersebut, yang pemasarannya dikelola oleh BUMDes. Kegiatan ini sudah berhasil dilakukan oleh Perpustakaan Desa Jambangan, Ngawi, Jawa Timur.

6. Program Pelatihan Anyaman

Banyak sekali kita lihat desa-desa yang memiliki potensi tanaman bambu, rotan dan sebagainya. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan untuk menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomi. Karena itu, Perpustakaan Desa yang berada di desa yang memiliki potensi alam untuk anyaman, bisa mengadakan Pelatihan Anyaman seperti membuat keranjang dari bambu, peralatan rumah tangga dari bambu, anyaman rotan, dan sebagainya. Kegiatan ini pernah dilakukan oleh Perpustakaan Desa Wolokisa, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT.

7. Program Pelatihan Kerajinan dari Barang Bekas

Banyak sekali kita lihat barang bekas di masyarakat yang dibuang begitu saja atau dijual ke tukang rongsok dengan harga yang sangat murah. Padahal barang bekas tersebut bisa dimanfaatkan menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomi. Karena itu perlu bagi Perpustakaan Desa mengadakan Pelatihan Kerajinan Tangan dari Barang Bekas seperti membuat pot bunga hias dari botol, membuat bunga-bunga hias dari plastik, dan sebagainya. Program ini berhasil dijalankan oleh Perpustakaan Desa Gemar Membaca dari Desa Mambak, Jepara, Jawa Tengah.

8. Program Pelatihan Kuliner

Hingga saat ini usaha kuliner menjadi ladang bisnis yang menjanjikan, terutama jajanan ringan. Hal tersebut memberi peluang kepada masyarakat desa untuk mengembangkan usaha kuliner dan catering melalui pelatihan yang diadakan oleh Perpustakaan Desa. Sementara dalam pemasaran dan pendistribusiannya bisa bekerjasama dengan BUMDes. Program pelatihan ini pernah dilaksanakan oleh Perpustakaan Kelurahan “Sidodadi” Hargomulyo (Kulonprogo, Yogyakarta) dan Perpustakaan Desa Gampingan “Gemar Membaca” (Malang, Jawa Timur).

9. Program Pelatihan Membuat Pupuk Kompos

Pelatihan Membuat Pupuk Kompos memiliki sasaran masyarakat dengan usia dewasa, yang pada umumnya bekerja sebagai petani dan pekebun. Hal ini bertujuan agar para petani bisa mandiri dan mampu memanfaatkan barang sekitar tanpa harus membeli pupuk kimia. Selain itu, pembuatan pupuk kompos bisa menjadi ladang bisnis bagi masyarakat apabila hasil pupuknya bisa dijual ke masyarakat desa lainnya melalui BUMDes. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan Pelatihan Membuat Pupuk Kompos ini di antaranya; Perpustakaan Gampong Tutong Aceh, dan Limbah Pustaka Purbalingga Jawa Tengah.

10. Program Pelatihan Menanam Sayur Organik

Kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat untuk menanam sayur yang sehat dan bebas dari bahan kimia, serta memanfaatkan pekarangan rumah kosong sebagai lahan bertanam sayur baik langsung maupun menggunakan sarana pot, seperti bertanam bayam, cabe, tomat, dan sebagainya. Program pelatihan ini pernah dilaksanakan oleh Perpustakaan Desa Gampingan “Gemar Membaca” (Malang, Jawa Timur).

11. Program Pelatihan Ecobrick dari Botol Plastik Bekas

Kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat memanfaatkan botol plastik dan sampah non organik menjadi bahan bangunan (blok/batu/bata). Ecobrick merupakan botol plastik diisi penuh dengan plastik hingga menjadi padat dan keras, serta dapat digunakan sebagai ganti batu bata dalam pembangunan gedung, patung hiasan taman, dan sejenisnya. Limbah Pustaka Purbalingga adalah salah satu Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan kegiatan ini.

12. Program Pelatihan Bertanam Hidroponik

Kegiatan ini mengajak masyarakat yang kekurangan lahan untuk menanam dengan menggunakan media air tanpa tanah, yang cocok dijalankan di lahan sempit atau pekarangan rumah menggunakan paralon/saluran air susun. Hasil panen dari metode tanam hidroponik ini tidak jauh berbeda dengan proses tanam di tanah persawahan. Program pelatihan ini pernah dilaksanakan oleh Perpustakaan Desa Laboy Jaya (Riau).

13. Program Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Perikanan

Semakin banyaknya warung makan yang menggunakan ikan air tawar sebagai menu, membuat usaha budidaya perikanan semakin menjanjikan. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat yang ingin menekuni budidaya perikanan, melalui pelatihan yang diadakan Perpustakaan Desa. Program pelatihan ini pernah dilaksanakan oleh Perpustakaan Desa Badau (Belitung).

14. Program Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Peternakan

Peternakan juga tidak kalah menjanjikan daripada usaha lainnya. Hampir setiap hari kita melihat masyarakat berbelanja telur ayam, belanja sapi dan kambing di Hari Raya Idul Qurban, dan sebagainya. Karena itu perlu Perpustakaan Desa mengajak masyarakat mengembangkan usaha budidaya peternakan melalui pelatihan yang diadakan. Program pelatihan ini pernah dilaksanakan oleh Perpustakaan Desa Anugrah Dwimulyo (Lampung) yang mengadakan Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak.

15. Program Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Perkebunan

Kebutuhan akan hasil budidaya perkebunan semakin melonjak di Indonesia. Bahkan buah-buahan masih banyak didatangkan dari negara luar (impor). Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk budidaya tanaman perkebunan, terutama buah-buahan. Karena itu perlu bagi Perpustakaan Desa untuk mengajak masyarakat berbudidaya jenis tanaman perkebunan untuk menambah penghasilan mereka.

16. Program Pelatihan Keterampilan Usaha Profesi atau Jasa

Banyak sekali profesi dan jasa yang bisa dikembangkan menjadi bidang usaha di pedesaan, seperti jasa tukang bangunan, jasa sopir angkutan, jasa pembuatan sumur, tukang pijat, dan lain-lain. Beberapa dari mereka hanya mengandalkan panggilan, tanpa ada promosi/pemasaran jasa, manajemen jasa, event organizer, dan sebagainya. Karena itu Perpustakaan Desa, bekerjasama dengan BUMDes, perlu mengembangkan usaha profesi dan jasa ini.

17. Program Pelatihan Usaha Mebel dan Ukir Kayu Kreatif

Di pedesaan, banyak sekali kita lihat tukang mebel yang membuat barang hanya ketika ada pesanan dari pembeli. Padahal mebel bisa dikembangkan menjadi usaha yang memasarkan “Produk Jadi” kepada pelanggan umum seperti Shopee, Tokopedia, Website, Instagram, dan sejenisnya. Karena itu selain diadakan pelatihan keterampilan mebel dan ukir kayu, juga perlu adanya pelatihan usaha dari Perpustakaan Desa dalam bidang permebelan dan ukir kayu kreatif.

18. Program Pelatihan Teknik Perbengkelan

Saat ini hampir setiap orang memiliki kendaraan mesin, termasuk masyarakat pedesaan. Sehingga usaha perbengkelan menjadi peluang yang menjanjikan bagi masyarakat, terutama kaum muda. Karena itu perlu Perpustakaan Desa mengadakan pelatihan bidang perbengkelan, seperti bengkel sepeda motor. Pelatihan ini pernah diadakan oleh Desa Awo, Sulawesi Tengah, melalui Yayasan Hadji Kalla.

19. Program Pelatihan Servis Elektronik (Komputer, HP, AC, Kompor Gas, Kipas Angin, dll.)

Sebagaimana mebel, ada pemuda di desa-desa tertentu yang menjadi tukang servis komputer, laptop dan HP dengan skala usaha kecil (rumah tangga). Hal ini bisa dikembangkan menjadi bidang usaha besar melalui pelatihan yang diadakan oleh Perpustakaan Desa untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pelatihan ini pernah diadakan oleh Desa Kenagarian Kapau Alam Pauh Duo, Sumatera Barat.

20. Program Pelatihan Sablon Kreatif

Sablon merupakan peluang usaha besar dengan modal kecil. Keterampilan dan kreativitas menjadi modal utama keberhasilan usaha ini. Karena itu diperlukan adanya pelatihan dari Perpustakaan Desa, terutama untuk kalangan pemuda yang kebanyakan menjadi pengangguran atau kerja ke luar kota. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan kegiatan ini adalah TBM Ceria dari Jawa Barat.

21. Program Pelatihan Desain Grafis

Semakin maraknya badan usaha yang berdiri di Indonesia hingga pelosok desa membutuhkan tukang desain logo, promosi, banner dan brosur yang semakin banyak pula. Selain itu, keterampilan desain juga menjual untuk keperluan lainnya seperti spanduk dan banner acara, desain undangan, desain arsitektur bangunan, dan sebagainya. Karena itu perlu bagi Perpustakaan Desa mengadakan pelatihan ini, yang salah satunya pernah diadakan oleh Perpustakaan Desa Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.

22. Program Pelatihan Usaha Sanggar Kesenian

Sanggar Kesenian bertujuan untuk menampung dan memfasilitasi minat dan bakat anak-anak muda dan masyarakat umum dengan cara mengadakan pelatihan maupun acara kesenian seperti Pelatihan Tari, Musik, dan sebagainya. Sebagaimana sudah banyak kita temui, keterampilan seni di pedesaan merupakan pekerjaan yang menjanjikan untuk menambah penghasilan, seperti diundang tampil dalam berbagai acara, perlombaan, publikasi di berbagai media hiburan beriklan sejenis Youtube, dan sebagainya. Karena itu, perlu bagi Perpustakaan Desa untuk mengadakan pelatihan kesenian dan pengembangan usahanya. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan Sanggar Kesenian ini di antaranya; Sanggar Anak Hebat Jawa Tengah, Perpustakaan Lentera Desa Jawa Timur, dan Perpustakaan Panuntun Jawa Tengah.

23. Program Pelatihan Tata Kelola Wisata Alam

Di era modern saat ini, usaha pariwisata menjadi peluang yang menjanjikan bagi masyarakat pedesaan. Karena umumnya, masyarakat yang berada di perkotaan selalu menggunakan waktu libur mereka untuk melepas penat di wisata-wisata alam pedesaan yang rindang dan sejuk. Karena itu, perlu bagi Perpustakaan Desa untuk mengadakan pelatihan secara intensif untuk mengembangkan wisata alam desa bekerjasama dengan BUMDes. Perpustakaan/taman baca yang sudah berhasil menjalankan kegiatan ini salah satunya TBM Ceria Jawa Barat.

Di atas adalah 23 Contoh Program Transformasi Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial untuk Membangkitkan Perekonomian di Pedesaan. Masih cukup banyak program kegiatan perpustakaan yang telah berhasil dijalankan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat di pedesaan. Lebih lanjut dapat dibaca melalui tulisan-tulisan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *