Pejuang Literasi

Berliterasi Membangun Jiwa

Setiap orang punya ingin dan mimpi bagi dia untuk membangun sebuah peradaban dalam pergerakan literasi, cara memberikan edukasi, di setiap perkembangannya. Mengasah kebiasan untuk gemar membaca kepada generasi muda banyak perjalanan dan cerita yang menjadi kisah.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat memberikan pradaban baru terhadap dunia literasi dalam kehidupan karena literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis saja tetapi menerapkannya di perjalanan kehidupan.

Dimulai ketika dia duduk di bangku sekolah menengah atas membuka peluang baru dalam kecintaannya di dunia literasi dia memberikan hal menarik terhadap lingkungan sekolah dalam pergerakan literasi, dengan minat baca yang sangat minim terhadap generasi muda sehingga dia menarik kegiatan beredukasi melalui menulis, membaca, mendongeng dan hal lainnya. Atas dukungan para guru dan teman-teman dia pun membuka donasi untuk pergerakan literasi terhadap para anak-anak yang putus sekolah dan juga anak-anak yang jauh dari daerah kota karena keterbatasan akses yang membuat mereka hanya mengandalkan fasilitas seadanya saja.

Dia selalu berkeliling di akhir pekan dari satu tempat ke tempat lainnya untuk membuka taman baca keliling kepada para adik-adik ,selalu ada kebahagian terpancar rasa syukur terhadap apa yang telah semesta berikan dalam kehidupan, senyum gelak tawa para adik dan masyarakat sekitar menjadi obat semangat meski jarak yang di tempuh jauh. Banyak penolakan dan kata-kata yang memang tak enak didengar. Tapi itu hanya terjalan kecil karena ada yang lebih dari itu membiasakan minat baca terhadap para generasi milenial itu sangat luar biasa harus punya gerakan yang lebih peka terhadap mereka.

Dia telah bergabung bersama tim temannya dalam pergerakan literasi milenial, dunia digital yang membuat mereka lebih senang terhadap gawainya jarang sekali yang berkegiatan bermain bersama. Semua sibuk dengan kehidupan di dalam gawainya di setiap kalangan. Memang semua serba instan tapi jangan pernah melupakan buku. Oleh karena itu dia dalam pergerakan literasi milenial membuka tempat membaca yang jauh dari gawai, memperkenalkan kembali permainan yang sering dilakukan. Dia itu selalu semangat untuk membawa perubahan terhadap masyarakat di sekelilingnya.

Memang memulai pertama dalam membentuk kebiasaan itu tidak mudah. Dia selalu berusaha untuk gerakan literasi yang terus harus berjalan. Meski hanya baru beberapa tahun, tetapi dukungan dan doa selalu terpanjatkan. Banyak sekali karakter masyarakat dan anak-anak yang begitu antusias terhadap taman baca yang dia gerakan. Perjalanannya yang begitu banyak dilewati dari menyusuri sungai, sawah dan pepohonan yang besar itu menjadi momen yang tidak pernah dilupakan.
Kegiatan dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat dan di sana para masyarakat bercerita akan kehidupannya dan harapan terhadap anak-anak mereka dan juga kepada generasi muda, kalo bukan para generasi muda yang membuka peluang terhadap masyarakat, siapa lagi kalo bukan generasi muda.

Dia tahu bahwa kesadaran masyarakat begitu penting dalam peran literasi di setiap daerah. Walaupun selalu berbeda atas penerimaan masyarakat terhadapnya, tetapi dia selalu menjadi pelopor di setiap lingkungan. Karena dia sering berkunjung ke setiap daerah ataupun sekolah menjadikan gerakan literasi yang begitu luas saling membuka relasi satu sama lain. Karena pendidikan itu sangat penting.

Dalam kegiatannya itu, dia sering bermain dengan anak-anak sehingga cukup akrab terhadap anak-anak yang membuat anak-anak lebih dekat dan ikut di dalam kegiatannya. Memang harus paham memainkan peran tehadap lingkungan untuk lebih luas lagi dalam menggerakan kegiatan literasi.

Selalu ada rasa syukur di setiap perjalanan yang telah banyak dilewati. Ketika rasa peduli dalam kegiatan literasi harus berjeda selama pandemic, rasanya begitu tak kuasa. Tapi bagaimana lagi itu sudah ketentuannya, sampai akhirnya kegitan literasi kita jalankan hanya di setiap akhir pekan dalam kegiatan membaca, bercerita.

Itu pun tidak lama hanya melepas rindu dan semoga pandemi segera usai dan kegitan literasi berjalan kembali.

Salam rindu untuk Taman Baca Edelweiss.

BIOGRAFI TOKOH DAN PENULIS

Nama : Hana Putri Lestari
TTL : Sukabumi 14-Juli-2002
Domisili : Cibadak, Sukabumi
Pendidikan Terakhir : Madrasah Aliyah Al-Hiayah Cibadak
Pengalaman organisasi :
– Forum OSIS Madrasah
– Forum Antalogi puisi
WhatsApp : 0815634457583
Facebook : Hana
Instagram : @hana.nusaibah
Email : [email protected]

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *