Bilik Pustaka

Perpustakaan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur

Perpustakaan Desa memuat tujuan utama, yaitu pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan mencetuskan dua hal, yaitu pembangunan fisik dan manusia. Ada yang baik dengan adanya program pembangunan perpustakaan desa bagi wilayah atau daerah terpencil.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan mendefinisikan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Tujuanya adalah untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UU No. 43 Tahun 2007). Dalam Pasal 22 (ayat 3) menyebutkan Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Machnunah Ani Zulfah dan Aufia Aisa, 2018).

Gebrakan pemerintah Desa yang harus cepat terelisasi, yaitu merespon dengan sesegera mungkin Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, bahwa perpustakaan Desa merupakan salah jenis perpustakaan umum yang menjadi kewajiban pemerintah desa. Dalam mewujudkan, pemerintah desa tidak terlalu pusing memikirkan dari mana sumber dananya karena pemerintah pusat telah menyiapkan dana pembangunan desa setiap kelurahan dan desa. Di sinilah peran Lurah/Desa mensosialisasikan kepada masyarakat melalui ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mengajukan program kerja dalam musyarawah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat Kelurahan/Desa dan selanjutnya diusulkan pada musrembang tingkat Kecamatan tentang pembangunan perpustakaan tingkat Lurah/Desa (Syamsu Alam H, 2015).

Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi sekarang telah banyak diterima, bahkan telah berkembang dalam berbagai literatur di dunia barat. Raglina Siti Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati, mengutip Totok Mardikanto pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan pradigma baru dalam pembangunan, yakni bersifat, ”people-centered, participatory, empowering and sustainable” (Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati, 2016).

Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati (2016) mengemukakan pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat dalam kondisi yang sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan kelatar belakangan, dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Sedangkan menurut Cornell yang dikutip oleh Prayad dalam Jurnal International Education Studies (2015), menyebutkan:

“Empowermenthas been defined as an intentional ongoing process centered in the local community, involving mutual respect, critical reflection, caring and group participation, through which people lacking on equal share of valued resources gain greater access to and control over those resources: or a process by which people again control over their lives, democratic participation in the life of their community, and a critical understanding of their environment” (Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati, 2016).

Dengan demikian, hemat penulis, pemberdayaan masyarakat harus dilakukan secara terintegrasi mencakup empat kelompok kegiatan yaitu: bina manusia, bina usaha, bina lingkungan, dan bina kelembagaan. Inilah yang pernah diungkapkan oleh Totok Mardikanto, seperti yang telah diuraikan oleh Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati.

Dalam menghadiri acara pembukaan Rakornas Perpusnas 2020 di Jakarta pada tanggal 25 Februari 2020, Menteri Dalam Negeri (mendagri), Tito Karnavian mengatakan dana desa dipersilakan untuk digunakan membangun desa (Buku Panduan Lomba Esai Perpustakaan, 2020).

Letak Geografis Manggarai Timur

Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah propinsi NTT. Secara administratif, batas-batas wilayah kabupaten Manggarai Timur dapat disebut sebagai berikut. Sebelah utaranya berbatasan dengan laut Flores. Sebelah selatannya berbatasan dengan laut Sawu. Sebelah timurnya berbatasan dengan kabupaten Ngada. Sebelah Baratnya berbatasan dengan Kabupaten Manggarai.

Pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Manggarai Timur terdiri atas enam kecamatan sebagai berikut. Pertama, kecamatan Borong terdiri atas 19 desa dan dua Kelurahan. Kedua, kecamatan Poco Ranaka terdiri atas 26 desa dan dua kelurahan. Ketiga, Kecamatan Kota Komba terdiri atas 16 desa dan 1 kelurahan. Keempat, Kecamatan Elar terdiri atas 19 desa dan 2 kelurahan. Kelima, kecamatan Sambi Rampas terdiri dari 8 desa dan 3 kelurahan. Keenam, Kecamatan Lamba Leda terdiri atas 16 desa dan sampai dengan tahun 2008 belum ada kelurahan di Lamba Leda (Eugen Sardono, 2018)

Wilayah Manggarai Timur yang luasnya mencapai 2. 642, 93 km2 itu memiliki keunggulan dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut (Kanisius Barung, 2010):

• Lingkungan alam Manggarai Timur terdiri dari pegunungan, gunung, bukit, lembah, dan pantai. Selain mengandung batu gamping, emas, timah, dan mangan, alam Manggarai Timur sangat subur sebagai daerah pertanian. Di Manggarai Timur khususnya di Wilayah Rongga ada tanah liat yang dapat diolah untuk perlengkapan hidup manusia. Dahulu, wilayah Rongga dikenal sebagai salah satu wilayah produksi periuk dari tanah liat. Periuk dari tanah liat sangat jarang diproduksi lagi pada zaman sekarang karena tersaing dari dunia industri modern. Tanah liat dapat diolah menjadi barang kebutuhan modern, seperti vas, asbak, atau hiasan lainnya dalam kehidupan Rumah Tangga.

  • Dalam bidang pertanian, sejak dahulu, Manggarai Timur dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Kecuali di wilayah pantai, tanaman kopi tersebar merata di setiap kecamatan. Syair danding (lagu rakyat), manga kopi, manga doi (ada kopi ada uang) menggambarkan betapa populer kopi di Manggarai Timur. Di wilayah biring (daerah panas), hiduplah tanaman pisang produktif; sekarang ini buah pisang dari Manggarai Timur dimuat truk-truk besar untuk dijual ke daerah lain, seperti di Bali dan Jawa.
  • Dalam bidang kerajinan, rakyat di Manggarai Timur sangat dikenal adanya tenunan Nae Songke, seperti Songke Lamba Leda. Topi rajong di Kecamatan Elar, atau kerajinan tangan lainnya di Manggarai Timur.
  • Dalam bidang kesenian dikenal adanya kesenian rakyat, seperti danding dan mbata atau lagu rakyat jenis lainnya. Di Rongga dikenal adanya tarian vera (seni gerak dan vokal). Tarian vera adalah kesenian rakyat yang populer di kalangan muda dan tua baik laki-laki maupun perempuan dalam masyarakat Rongga.
  • Dalam bidang bahasa, di Manggarai Timur digunakan bahasa Manggarai yang mempunyai variasi di setiap wilayah (bahasa Manggarai dialek Lamba Leda, bahasa Manggarai dialek Congkar, dan bahasa Rembong, atau mungkin juga bahasa lainnya).

Keadaan Alam Manggarai Timur

Alam Manggarai Timur berbukit, bergunung, berpegunungan. Gunung Rana Ka menjulang indah di antara pegunungan yang terbentang dari Manggarai Tengah sampai ke Manggarai Rimur. Tinggi gunung Ranaka mencapai 2380 meter di atas permukaan laut. Selain Rana Ka, di Lamba Leda ada Poco Lia, Golo Kodel, Golo Munga, dan Golo Wela. Di Borong, ada Golo Banggang, Poco Ndeki, Poco Nembu, dan lainnya. Di Kota Komba ada Wolo Komba dan Wolo Rongga. Di Elar ada Golo Rana Mese, Golo Watu Kup, Golo Ngujul, dan lainnya (Eugen Sardono, 2018).

Alam Manggarai Timur juga diwarnai dengan lembah ngarai (lembah jurang yang dalam dan luas di antara dua tebing yang curam, lembah sungai berdinding terjal) dan sungai mengalir seperti Wae Togong di Pota, Wae Bakok di Bawe, Lamba Leda, dan Wae Laku serta Wae Bobo di Kecamatan Borong.

Sedangkan soal bahasa, Manggarai Timur memiliki kemiripan dengan Makasar. Adi M. Nggoro (2007), ada beberapa pertimbangan lain yaitu berupa unsur bahasa yang mempunyai kesamaan antara suku Manggarai dengan Goa/Makasar, Bugis, antara lain:

Kerangka Berfikir dan Dasar Hukum Perpustakaan Desa

Adapun kerangka berfikir dan dasar hukum pelaksanaan pembangunan perpustakaan desa/kelurahan di Indonesia adalah, sebagai berikut menurut Adin Bondar (2013):

  • Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 mengatur tentang Hak Asasi Manusia. Sehubungan dengan komunikasi dan informasi pasal 28 F menyebutkan: ”setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi deng an menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
  • Undang-undang Nomor 43/2007 tentang Perpustakaan, pada pasal 5, yaitu: (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan; (2) Setiap orang di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus; (3) Setiap orang yang memiliki cacat fisik dan/atau mental berhak memperoleh layanan perpustakaan dengan menggunakan sumber daya perpustakaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.

World Summit of Information Society-WSIS dalam pencapaian MGD’s mengatakan bahwa perwujudan masyarakat informasi (information society) yang inklusif, perpustakaan menjadi ranah publik (public domain) sebagai akses ke informasi dan pengetahuan dimana kemampuan semua orang untuk mengakses dan menyumbangkan informasi, gagasan dan pengetahuan.
“… A rich public domain is an essential element for the growth of the Information Society, creating multiple benefits such as an educated public, new jobs, innovation, business opportunities, and the advancement of sciences. Information in the public domain should be easily accessible to support the Information Society, and protected from misappropriation. Public institutions such as libraries and archives, museums, cultural collections and other community-based access points should be strengthened so as to promote the preservation of documentary records and free and equitable access to information ”.

Meningkatkan Wawasan Sumber Daya Manusia Manggarai Timur

Pada dasarnya kegiatan perpustakaan sangat bervariasi, tergantung jenis perpustakaan dan tujuan dari perpustakaan itu sendiri. yang mengutip Sutarno NS (2006) ada lima kegiatan perpustakaan, yaitu:

  • Pengadaan Koleksi
    Pengadaan koleksi merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Adapun hal pokok yang harus ditetapkan berkaitan dengan koleksi seperti penyusunan rencana operasioanl pengadaan koleksi, menghimpun alat seleksi koleksi, survai bahan pustaka, dan menyeleksi bahan pustaka.
  • Pengolahan
    Pengolahan adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak yang telah disediakan. Dalam pengolahan terdapat kegiatan berupa inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, pengecapan, pembuatan perlengkapan perpustakaan, penjajaran kartu dan penyusunan koleksi di rak.
  • Layanan
    Layanan adalah kegiatan memberi bantuan kepada pengguna dalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai yang diharapkannya. Di sebuah perpustakaan tentunya berbeda dengan layanan pada kegiatan kemasyarakatan yang lain seperti layanan kesehatan dan layanan keagamaan.

Perbedaan itu tentu terkait dengan tugas dan fungsi dari masing-masing bidang, tetapi pada dasarnya suatu layanan mempunyai prinsip-prinsip yang sama atau berdekatan, yaitu:

  1. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
  2. Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan akurat.
  3. Menciptakan kesan yang menarik, sehingga menimbulkan kepuasan masyarakat.
  • Administrasi Perpustakaan
    Adapun kegiatan yang dimaksud administrasi perpustakaan disini adalah kegiatan yang berada di secretariat, kegiatan ini merupakan penunjang kegiatan pokok. Kegiatan ini antara lain mengenai ketatausahaan, kepegawaian keuangan, dan kerumah tanggaan.
  • Sosialisasi
    Istilah sosialisasi atau pemasyarakatan bagi perpustakaan selalu dikaitkan dengan upaya promosi perpustakaan, menjaring minat dan respon masyarakat dengan memberikan sesuatu yang berguna, mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, serta mengembangkan upaya mendekatkan dan membangun jembatan antara perpustakaan dan masyarakat pengguna.

Penulis mencoba melihat bagaimana tingkat keaktifan masyarakat mengunjung Perpustakaan Desa di Manggarai Timur. Semangat membaca dapat membantu membuka wawasan masyarakat dalam membaca persoalan dan kejadian.

Pengunjung Perpustakaan

Jumlah Pengunjung Tahun 2020 : 3.534 Orang
Pengunjung Perpustakaan 2018

Jumlah Pengunjung Tahun 2018: 5.644 Orang

Salah satu dimensi dasar pembangunan manusia diukur dari tingkat baca tulis. Untuk mendukung tingkat baca tulis, salah satu sarananya adalah perpustakaan. Semoga apa yang pernah diramalkan Taufik bahwa Indonesia mengalami tragedi nol buku tidak terjadi (Adin Bondar, 2013). Kehadiran perpustakaan di desa-desa bisa menjadi sarana investasi pembangunan kemanusiaan dan fisik.

Kesadaran Akan Lingkungan Hidup

Mayoritas penduduk Indonesia tinggal di desa. Pembangunan kemanusiaan dan pendidikan mesti dimulai dari desa. Pembangunan manusia harus menjadi target utama sekarang. Membangun perpustakaan di desa-desa di Manggarai Timur merupakan sebuah investasi kemanusiaan. Investasi pendidikan bagi generasi muda ke depan.

Berhadapan dengan isu pemanasan global, satu hal yang bisa didengungkan bersama yaitu back to nature. Masyarakat diundangan agar bisa bertanggungjawab terhadap alam. Manusia terlalu pesona dengan keegoisan sehingga menyebabkan alam tidak lagi dijadikan sebagai saudara.

Kembali ke alam mengindikasikan ada sebuah keresahan dan keprihatinan. Ada sebuah kehancuran di sana. Ada sebuah kesedihan melihat wajah alam. Pemanasan global adalah salah satu kerusakan yang terbesar. Wajah alam dari hari ke hari semakin tidak karuan. Cuacanya kadang naik kadang turun.

Seruan respondeo ergo sum yang terus dikumandangkan sebagai sebuah jalan solutif terhadap pemanasan global. Perang pemanasan global bukan saja menjadi tuga kelompok G-8, melainkan menjadi tanggungjawab bersama. Pekerjaan itu adalah sebuah panta rei, terus menerus berlanjut dan tidak penah akan berakhir.

Bina Usaha

Salah satu faktor penghambat bina usaha adalah ketidaktuan akan suatu hal. Dengan adanya perpustakaam desa di Manggarai Timur kiranya bisa menambah wawasan usaha.

Perpustakaan Desa Keberadaan perpustakaan perlu dipersepsi sebagai lembaga pendidikan alternative yang memiliki keampuhan tersendiri yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara fungsional dan proposional. Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah bagaimana kita dapat menyelenggarakan perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan dikelola secara fungsioanl dan profesioanal. Perpustakaan dilihat dari konsep dan konteks pembangunan masyarakat harus ditempatkan sebagai sub sistem yang terintegrasi dengan unit– unit kerja layanan masyarakat yang lainnya. Tidak mungkin perpustakaan dapat tumbuh dan berkembang apabila dibiarkan “seorang diri. Mengantisipasi perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara di Millenial kita dihadapkan kepada sejumlah permasalahan dan tantangan yang sangat kompleks. Kenyataan ini perlu dihadapi dengan penuh tanggung jawab, kemampuan, profesioanlisme dan kinerja tinggi, dan kearifan dalam bertindak yang berdasar pada wawasan yang cukup luas. Dua permasalahan utama yang sejak sekarang sudah mulai dirasakan adalah: (1) Ledakan pertambahan jumlah penduduk yang menuntut pembinaan sumber daya manusia yang lebih berkualitas; dan (2). Munculnya era informasi, dan globalisasi kedalam kehidupan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari perkembangan ilmu dan teknologi. Apabila kenyataan yang digambarkan tadi dihadapi dan ditangani dengan penuh keseksamaan bukan hal yang mustahil dapat memberikan pengaruh yang besar ke dalam tatanan kehidupan masyarakat luas, di mana munculnya ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai perkembangan dan penambahan disekelilingnya. Perpustakaan Desa diselenggarakan satu, berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, merata, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan. Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang berada di desa, dibentuk dari inisiatif dan prakarsa rakyat setempat yang selanjutnya diperuntukkan bagi masyarakat yang bersangkutan. Perpustakaan yang sudah, sedang dan akan dibentuk merupakan subsistem dalam sistem nasional perpustakaan. Perpustakaan desa merupakan salah satu komponen bidang pembangunan desa yang diatur peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa tahun 2017 (Machnunah Ani Zulfah dan Aufia Ais, 2018). Manusia adalah makhluk yang ingin menjadi. Setiap hari ia berusaha untuk membaharui diri agar menjadi lebih baik.

Menurut Suwandi S. Subrata, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dipengaruhi rendahnya akses dan ketersediaan buku-buku bacaan. Kondisi saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia, angka ini sangat memiriskan (Kompas, 29/2,2011). Hal yang sama dikatakan oleh UNESCO, kualitas baca di Indonesia berkisar 0,001 persen. Artinya, dari seribu penduduk hanya ada satu yang memiliki kemampuanebaca buku (Machnunah Ani Zulfah dan Aufia Ais, 2018).

Adin Bondar (2013) mengutip Deklarasi World Summit of Information Society-WSIS dalam pencapaian MDG’s, bahwa perwujudan masyarakat informasi (information society) yang inklusif, perpustakaan menjadi ranah publik (public domain) sebagai akses ke informasi dan pengetahuan dimana kemampuan semua orang untuk mengakses dan menyumbangkan informasi, gagasan dan pengetahuan.

Raglina Siti Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati (Pemerintah melalui surat keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang pembentukan perpustakaan desa, telah dijelaskan mengenai pentingnya perpustakaan desa untuk mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat serta menunjang pelaksanaan pendidikan nasional perlu dikembangkan sebagai salah satu sumber belajar bagi masyarakat dalam bentuk perpustakaan desa.

Membangun Kelembagaan

Kolektifitas atau soaialitas adalah hakikat hidup manusia. Dengan tersedianya buku-buku bacaan, masyarakat bisa belajat dari daerah lain. Benar apa yanh dikatakan Francis Bacon, “knowledge is power”. Pengetahuan di era digital adalah kekuatan besar.

Menurut Retno LP Marsudi, Menteri Luar Negeri dalam harian (Kompas, 21/01/2021) dalam artikel berjudul, “Harapan pada Biden-Harris” menyebutkan tantangan global saat ini, yaitu pertama, bagaimana dunia secara bersama dapat keluar dari pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi. Kedua, bagaimana di tengah pandemi, semua negara tetap berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas dunia serta menurunkan tensi rivalitas.

Dian Triansyah Djani, Duta/Wakil tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York dalam harian (KOMPAS, 21/01/2021) mengungkapkan lima pelajaran yang diperoleh dari keanggotaan Indonesia, Kontributor pasukan terbesar misi perdamaian PBB di antara seluruh anggota DK PBB. Pasukan Indonesia berjumlah 2.828 personel, 177 perempuan.

Pertama, pentingnya menjaga kredibilitas politik luar negeri RI yang selalu berprinsip serta mengedepankan menyelamatkan nyawa imparsial. Kedua, pentingnya transparansi dan dukungan public internasional dan dukungan public internasional dan nasional dalam keanggotaan DK PBB. Ketiga, perlunya sikap adaptif, kreatif dan felksibel terhadap isu dan tantangan baru. Keempat, kian tingginya korelasi kepentingan perdamaian dan kepentingan ekonomi. Kelima, perlunya modernisasi penyesuaian metode kerja dalam diplomasi multilateral.

Fungsi kelima yaitu perlunya modernisasi penyesuaian metode kerja diplomasi multilateral, hemat saya akan diperlancar jika didukung oleh prasarana dan sarana yang menunjang masyarakat. Sarana itu adalah buku-buku dan koneksi pengetahuan yang bisa menjadi referensi bagi masyarakat untuk menciptakan mitra ke luar daerahnya.

Kesimpulan

Pertama, Meningkatkan Wawasan Sumber Daya Manusia Manggarai Timur. Perpustakaan desa dapat meningkatkan wawasan SDM. “Hidup yang tanpa direfleksikan merupakan hidup yang tak layak dihidupi,” demikian Socrates mengatakan tentang hidup. Masyarakat Manggarai Timur pun belajar banyak dari pengalaman. Pengalaman-pengalaman memampukan saya memaknai kehidupan. Menjadi bijak harus berpikir tentang apa yang dihidupi dan dialami. Menjadi orang yang ke luar dari diri untuk melihat realitas diri sendiri dan orang lain. Dunia adalah sebuah buku yang selalu menginspirasi manusia untuk berpikir. Bahkan, pada saat yang sama, manusia in se adalah sebuah teks yang harus dilihat, dibaca, dan direfleksikan. Kiranya lebih tepat diselipi adagium Latin berikut, Sapere aude! Beranilah berpikir sendiri! Segala sesuatu akan terlihat indah ketika dibukakan dengan mata refleksi. Daya refleksi pun berasal dari mata batin. Mata hati. Mata rasa. Pengetahuan pun tidak semata cetusan rasio, tetapi lebih dari itu, yaitu itu yang dirasakan. Sehingga sesuatu terlihat sangat indah dari sebelumnya. Dikatakan indah karena dibaluti oleh banyak pengalaman suka dan tak sedikit pengalaman duka, baik dan buruk, bahagia dan sedih. Maka, segalanya akan menjadi sebuah melodi yang indah didengar tat kala pengalaman itu berbicara.

Kedua, Kesadaran akan lingkungan. Membangun lingkungan berarti membangun Kembali dunia dengan lebih baik, lebih hijau dan lebih sehat. Perpustakaan meningkatkan sense of belonging dari masyarakat. Bumi ini adalah kepunya mereka.

Ketiga, Bina Usaha. Perpustakaan desa membungakan optimisme desa. Salah satu efekt tidak langsung adalah membuka bina usaha. Melalui pengetahuan yang mereka peroleh, masyarakat menyadari akan pentingnya kegiatan bina usaha dalam tarungan era globalisasi.

Keempat, membangun kelembagaan. Manusia pada hakikatnya adalah relasi. Pemahaman tentang eksistensialitas manusia tak pernah mencapai titik omega (akhir). Memang ada titik alpa (awal), tetapi tak bisa dikupas habis sampai titik omega. Titel ‘aku’ sebagai homo viator (makhluk berziarah) selalu bergesekan dengan liyan. Nada-nada positif dan negatif dikonstruksikan untuk memberi penilain terhadap aku.

Semoga dengan kehadiran perpustakaan desa keempat hal di atas dapat menjadi sebuah hal yang akan terealisasi di masa mendatang. Sehingga, kendatipun dalam keterbatasan, masyarakat Manggarai Timur masih memiliki harapan untuk bangkit dari keterpurukan.

Referensi:

  • Barung, Kanis M.Hum. 2010. Pembelajaran Lingkungan Sosial Budaya Lokal Manggarai Timur. Borong: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur.
  • Bondar, Adin. 2013. Logical Framework Pembangunan Perpustakaan Desa/Kelurahan dalam Rangka Peningkatan Kegemaran Membaca. Jurnal Perencana Madya Perpustakaan Nasional RI. Vol.20. No.2.
  • Buku Panduan Lomba Esai Perpustakaan, 2020).
  • Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Manggarai Timur (manggaraitimurkab.go.id)
  • Djani, Dian Triansyah. 2021. Dewan Keamanaan PBB. Jakarta: Majalah KOMPAS, 21/01/2021.
  • H, Syamsu, Alam. 2015. Membangun Perpustakaan Desa Menjadi Peletak Dasar Lahirnya Budaya Baca Masyarakat Di Pedesaan. Jurnal JUPITER Vol. XIV No.2.
  • Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang perpustakaan desa/kelurahan. 2001. Jakarta: Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI.
  • Marsudi, Retno LP. 2021. Harapan pada Biden-Harris. Jakarta: KOMPAS 21/01/2021.
  • Maskurotunitsa dan Yuli Rohmiyati. 2016. Peran Perpustakaan Desa “Mutiara” Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Semarang: Jurnal Ilmu Perpustakaan.
  • Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Sardono, Eugenius. 2018. Hambor dalam Budaya Suku Ninge, Manggarai Timur dalam Terang Filsafat Pengakuan Axel Honneth. Malang: STFT Widya Sasana.
  • Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
  • Zulfah, Machnunah Ani dan Aufia Ais. 2018. Transformasi Perpustakaan Desa (Studi Kasus Di Perpustakaan Desa Podoroto Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang). Jombang: Jurnal UNWAHA, 29 September 2018. Seminar Nasional Multidisiplin 2018.

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Eugenius Ervan Sardono
TTL : 17-Okt-93
Alamat : Malang
Kabupaten/Kota : Malang
Provinsi : Jawa Timur
Pengalaman : Mahasiswa
Prestasi : Juara 1 Lomba Nasional Dies Natalis STKIP Madiun 2020
Karya : “The wings of the Heart, Seni Membuka Hikmat dan Sajak dari Ataa Speda
Instagram : Eugenjofferjoffer
Facebook : Eugenjoffersardonosmm

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *