Pejuang Literasi

Impian Sang Pejuang Literasi

Sebuah mimpi sederhana ia rajut sejak berkecimpung di dunia pendidikan. Sesederhana sosoknya tercermin dari kehidupannya sehari-hari. Di tempatnya bekerja ia dikenal dengan panggilan Bu Nina.

Bu Nina gemar membaca sejak kecil. Saat sekolah dasar, ia sangat senang meminjam buku cerita di perpustakaan sekolahnya. Kala itu buku-buku perpustakaan masih tersimpan di ruang guru, sekolah dan belum memiliki ruang perpustakaan tersendiri. Sehingga jika ingin meminjam buku harus masuk ke ruang guru ketika jam istirahat tiba.

Kegemaran Nina kecil untuk membaca berlanjut hingga masa-masa menuntut ilmu di sebuah pesantren. Ia kerap membeli majalah bekas yang dijual oleh warung-warung terdekat, kemudian membacakan cerita untuk teman-teman satu kamarnya.

Sejak itu pula Nina yang beranjak remaja suka menulis puisi dan curahan hatinya di sebuah buku diari.

Suatu ketika seorang teman menemukan buku diari Nina remaja, tulisan yang berisi curahan hati itu terbaca oleh temannya. Nina sangat kecewa dan menyayangkan peristiwa itu. Sejak saat itu Nina remaja enggan menulis diari lagi, ia merasa trauma atas kejadian tersebut. Nina remaja menjadi pribadi yang tertutup.

Lulus dari pesantren, Nina remaja melanjutkan studinya di perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Kegemarannya membaca masih melekat dalam dirinya. Ia kerap mengunjungi perpustakaan di kampusnya. Setiap bulan ia menyisihkan uang untuk membeli buku, baik buku rujukan maupun buku bacaan fiksi dan non fiksi. Salah satu buku yang membuatnya kembali menemukan rasa percaya dirinya, yaitu berjudul “Berpikir dan Berjiwa Besar (The Magic of Thinking Big)” karya David J Schwartz. Buku motivasi yang mendapat predikat best seller.

Bisa jadi bukan hanya Nina remaja yang merasakan dasyatnya pengaruh sebuah tulisan (buku), maka benar ungkapan Sayyid Quthb bahwa, “Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan dapat menembus ribuan bahkan jutaan kepala”. Demikianlah kekuatan sebuah tulisan, yang dapat memengaruhi hingga menciptakan perubahan pada sang pembacanya.

Nina remaja beranjak dewasa. Setelah mendapat predikat Sarjana Strata Satu Bidang Studi Hukum Islam, ia kembali ke tanah kelahirannya. Nina pun kembali menempuh studi pendidikan Akta-IV di kota terdekat, dari sanalah bermula jiwa pendidiknya kembali bangkit. Lagi-lagi ia terinspirasi dari sebuah buku yang berjudul “Sekolahnya Manusia” karya Munif Chatib.

Selama satu tahun Nina menyelesaikan studi Akta-IV-nya, selang beberapa hari beruntung sebuah sekolah dasar swasta memanggilnya untuk mengikuti tes seleksi guru baru. Alhamdulillah, ia lolos dan diterima bekerja di sekolah tersebut. Keinginannya menjadi seorang pendidik yang baik bagi peserta didiknya, memantik ia untuk terus mencari inspirasi dengan membaca.

Karya-karya Munif Chatib, Ida S. Widayanti, Ayah Edi, dan buku-buku parenting lainnya sedikit banyak memengaruhi pola pikir Bu Nina dalam bertindak sebagai guru. Ia tidak pernah menganggap peserta didiknya bodoh, meskipun peringkatnya paling bawah. Kala itu masih menganut sistem peringkat atau rangking (sebelum adanya Kurikulum 2013).
Bu Nina memandang bahwa setiap anak adalah bintang, mereka memiliki kelebihan pada bidangnya masing-masing. Tugas guru adalah memantik kemampuan peserta didiknya agar mereka bersinar dengan cahayanya sendiri. Oleh sebab itu, Bu Nina selalu memotivasi peserta didiknya agar mereka selalu percaya dengan kemampuan dirinya.

Kecintaan Bu Nina pada salah satu kegiatan literasi yaitu membaca, ia tularkan kepada peserta didiknya. Bu Nina selalu menciptakan suasana agar anak-anak didiknya bersemangat dan senang untuk belajar di kelas. Mulai dari menonton film edukasi dengan layar LCD, belajar sambil bermain dengan games yang Bu Nina rancang sendiri, hingga mengajak anak-anak berkunjung ke Perpustakaan Daerah.

Bu Nina sangat senang melihat anak-anak didiknya begitu antusias selama di perpustakaan. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi, merangsang anak-anak melahap buku cerita yang ada di Perpustakaan Daerah itu. Pemandangan yang sangat membahagiakan bagi Bu Nina. Ada bisikan doa saat Bu Nina melihat pemandangan tersebut. Bu Nina berharap dalam diri setiap anak tumbuh benih cinta kepada buku. Sebab dengan membaca buku daya imajinasi anak-anak terus berkembang, hal ini memantik kecerdasan mereka.

Bu Nina tidak hanya menularkan virus membaca kepada anak-anak didiknya. Ia juga menyisihkan uang gajinya untuk membeli buku dan membagikannya kepada teman kantor serta wali muridnya. Kala itu Bu Nina dihadapkan pada beberapa teman dan wali murid yang masih memiliki pola pikir negatif terhadap seorang anak yang tertinggal nilai akademiknya. Bu Nina terinspirasi untuk membagikan buku itu dengan cuma-cuma, sebagai upaya membuka pemikiran dengan cara tidak langsung.

Gerakan literasi yang Bu Nina lakukan selanjutnya adalah menciptakan perpustakaan mini di dalam kelas. Bu Nina mengajak anak-anak untuk mendonasikan buku bacaan yang mereka miliki di rumah. Sebuah kotak kardus Bu Nina gunakan untuk menyimpan buku-buku itu di pojok kelas. Kala itu sekolah belum memiliki koleksi buku-buku bacaan untuk anak. Bu Nina ingin anak-anak didiknya dekat dengan buku hingga tumbuh rasa cinta pada membaca.

Mimpi Bu Nina sangat sederhana, ia berharap dapat menularkan virus membaca kepada siapa saja yang ada di dekatnya. Terlebih kepada anaknya dan juga anak didiknya di sekolah. Masa anak-anak merupakan momen emas untuk menanamkan rasa cinta mereka terhadap sesuatu, terutama ilmu. Sebab ilmu adalah bekal paling utama untuk menjalani kehidupan. Ilmu dapat menuntun manusia menuju jalan kebenaran dan kebaikan. Salah satu cara mudah memperoleh ilmu adalah dengan membaca buku.

Delapan tahun Bu Nina mengabdi di sekolah swasta tersebut. Hingga sebuah keputusan berat harus ia ambil. Demi merawat buah hatinya, Bu Nina memilih untuk resign dari tugas mulianya di sekolah. Meski merasa sedih, tetapi Bu Nina dapat tersenyum, setidaknya langkah menularkan virus membaca itu telah berhasil. Buktinya beberapa teman guru mengikuti jejaknya untuk membuat pojok baca di kelas masing-masing. Bu Nina memanjatkan puji syukur atas hal itu.
Meski telah menyandang gelar sebagai Ibu Rumah Tangga dengan dua balita, Bu Nina masih bersemangat menularkan virus membaca kepada kedua anaknya. Setiap malam Bu Nina rutin membacakan buku cerita untuk kedua putrinya. Alhasil putri sulungnya sangat cepat saat diajarkan membaca.

Allah menunjukkan jalan kepada Bu Nina untuk lebih mendalami ilmu kepenulisan. Tahun 2017 menjadi langkah awal Bu Nina terjun dalam dunia menulis. Satu per satu buku antologi bersama komunitas menulisnya mulai terbit. Berbagai pelatihan menulis ia ikuti. Hingga saat ini kurang lebih dua puluh buku antologi telah digarapnya.
Semangat Bu Nina untuk terus menularkan virus literasi masih membara. Sang suami pun diajak serta untuk mengikuti kegiatan Jumpa Penulis pada tahun 2018. Gayung pun bersambut, sang suami ikut terbakar semangatnya untuk belajar ilmu kepenulisan.

Bu Nina mendapat dukungan penuh dari sang suami. Termasuk mewujudkan salah satu impiannya untuk mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM). Berbekal buku-buku koleksi pribadinya, Bu Nina menggelar buku-buku itu di salah satu ruangan rumah, dan beberapa anak mulai tertarik untuk ikut membaca. Bermula dari satu, dua, dan tiga anak, akhirnya bertambah hingga sepuluh anak lebih berkunjung setiap harinya. Sungguh kebahagiaan tak terkira bagi Bu Nina melihat pemandangan anak-anak asyik dengan buku cerita masing-masing.

Menjadi Ibu Rumah Tangga tidak menghalangi semangat Bu Nina untuk terus menebar virus literasi. Ia membawa TBM Bianglala yang telah dirintisnya ikut berperan serta dalam kegiatan yang diadakan sekolah tempat putrinya menuntut ilmu. Di tengah kegiatan Bazar Wali Murid, Bu Nina menyewa satu lapak untuk menggelar buku-buku yang dibawanya. Ia menyewakan secara gratis buku-buku tersebut. Sambutan anak-anak, wali murid, dan para guru sangat antusias. Banyak yang meminjam buku tersebut, meski risiko yang Bu Nina terima ia kehilangan beberapa buku koleksi taman bacanya. Sebab ada saja orang yang tidak sungguh-sungguh mematuhi aturan yang telah dibuat.

Kegiatan mensosialisasikan TBM Bianglala kepada masyarakat telah dilakukan Bu Nina di beberapa kesempatan. Salah satunya turut mendulang prestasi, sebab dalam lomba Bazar TBM Bianglala menjadi daya tarik bagi anak-anak, sehingga banyak yang berkunjung ke stand tersebut. Hal itu turut meningkatkan jumlah pendapatan Stand Bazar. Sehingga Stand Bazar yang Bu Nina ikuti mendapat juara satu.

Saat ini TBM Bianglala telah mendapat perhatian dari warga sekitar. Beberapa anak termotivasi ingin melek teknologi. Mereka bersemangat ikut belajar komputer dan internet. Bu Nina dan suami secara bergantian mendampingi mereka. Impian sederhana Sang Pejuang Literasi, berharap selalu menebar virus literasi kepada orang-orang di sekitarnya. Bukan mimpi yang muluk-muluk. Bu Nina berharap literasi selalu mewarnai hari-hari anak Indonesia, sebab masa depan ada di genggaman tangan mereka.

Biografi Singkat Penulis dan Tokoh Cerita

Nama : Nikotiana Hendra Jati (Nikotiana HJ)
TTL : Brebes, 12 Juli 1985
Alamat : Dukuhturi Ketanggungan
Status : Istri dan ibu dari dua orang putri
FB : Nikotiana Ayashi
IG : Nikotiana.hj

Aktivitas saat ini:

  • Ibu rumah tangga
  • Pengelola TBM Bianglala
  • Pengurus Komite TK ABA 1 Ketanggungan
  • Member Writer and Author ILO
  • Member Wonderland Family regional Jateng-DIY
  • Member Rumah Antologi Indonesia (RAI)
  • Member Wong Indonesia Nulis (WIN)
  • Editor Freelance di KMO Publishing

Karya antologi bersama:

  • Cinta, kumpulan FF 100 kata (Mazaya Publishing)
  • Karma, bunga rampai (Penerbit Rumedia)
  • Hewan Langka di 5 Benua, Ensiklopedi Kids (Penerbit Wonderland Publisher)
  • Mari Berkeliling Indonesia (Penerbit Wonderland Publisher)
  • Activity Book Ensi & Didi (Penerbit Wonderland Publisher)
  • Bertualang ke Museum (Wonderland Publisher)
  • Chamomile Tea for Awesome Teacher (Wonderland Publisher)
  • Ramadhan Seru di 34 Provinsi ( Wonderland Publisher)
  • Rinai Aksara, Bersyair dalam makna Hujan (Dandelion Author)
  • Home, kumpulan FF 400 kata (Mazaya Publishing)
  • Aroma Pilu si Celepuk, kumpulan puisi (Mazaya Publishing)
  • Kidung Cinta Ilowna, kumpulan puisi Ilowna (Dandelion Publisher)
  • Montase Pernikahan, kumpulan cerita faksi (Azkiya Publishing)
  • Bercerita dan Berdendang di Jateng-DIY, kumpulan cerita anak dan lagu daerah (Wonderland Publisher)
  • Kisah Inspiratif Meretas Ketangguhan di Balik Ujian, kumpulan naskah terpilih (On Proses Penerbit Khazanah Intelektual)
  • Baktimu Dahulu, Surgamu Kemudian: Kisah Teladan tentang Birrul Walidain, kumpulan naskah terpilih (On Proses e-book Penerbit Tiga Serangkai)
  • Otewe Berbenah, Menyerap Energi Tinggi Ayat-ayat Motivasi (On Proses e-book Penerbit Quanta)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *