Pejuang Literasi

Ketika Inspirasi Datang di Perpustakaan Nasional

Heri seorang anak desa, yang dibesarkan di lingkungan desa. Ayahnya seorang tukang jahit tinggal di sebuah desa bernama Seri Tanjung, berlokasi di sebuah titik di bagian tengah Sumatera Selatan. Setiap hari ayah Heri sibuk mengayuh mesin jahit, sedangkan masyarakat di kampungnya bekerja di berbagai profesi sebagai petani, pedagang, sopir dan guru. Di kebun mereka menyadap karet, di mana menyadap karet merupakan sebagaian besar mata pencaharian marayarakat di kampungnya. Hasil sadapan getah karet dijual kepada pengepul untuk dikirim ke Kota Palembang. Sementar itu, setiap hari, ayah Heri menghabiskan waktu di mesin jahit untuk menyelesaikan pesanan langganannya.

Mekipun orang desa tulen, janganlah Heri dipandang enteng. Yang jelas, sekarang Heri adalah orang yang mempunyai semangat yang kuat untuk maju, karena baginya asal ada kemauan yang keras pasti apa yang kita inginkan pasti bisa kita raih. Setiap pulang sekolah Heri habiskan waktunya untuk membantu ayah mengantarkan pesanan jahitan pakaian pelanggan ayahnya. Dan setiap hari dihabiskan waktunya untuk membaca buku tentang agama Islam selama satu jam di belakang rumah.

Sebagai anak pertama, Heri harus memberikan contoh bagi adik-adiknya yang diharapkan bisa berhasil di rantau. Ketika melihat pengumuman tes CPNS dari Fasilitas Internet gratis di perpustakaan, namanya tertulis di pengumuman melalui koran, betapa bersyukurnya Heri karena diberi kesempatan oleh Allah SWT karena mendapatkan pekerjaan yang mapan. Kemudian Heri disibukkan dengan pemberkasan yang sangat melelahkan, hujan yang deras mengiringi langkahnya menuju Pulau Belitung untuk mengumpulkan berkas mendapatkan persetujuan NIP oleh BKN. Selama satu bulan dia menunggu kepastian, akhirnya yang dinantikan datang juga.

Tepat tanggal 1 Januari 2010 Heri mendapatkan SK CPNS dan ditempatkan suatu desa yang sangat jauh dari keramaian. Setelah melapor kepada kepala sekolah tempat Heri ditugaskan, dia bergegas mencari rumah dinas di sekitar sekolah karena tidak mempunyai biaya untuk mengontrak atau ngekos. Sang kepala sekolah menunjukkan salah satu rumah kopel satu pintu untuk tempat dia tinggal. Rumah yang tidak begitu cocok dan kurang layak huni untuk Heri tempati, WC dan kamar mandi tidak ada, begitupun instalasi listrik belum tersambung, pintu rumah pun darurat dari triplek bekas.
Pada awalnya terasa sulit baginya ketika berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan tempatnya bertugas dan dengan siswa khususnya, karena perbedaan bahasa dengan tempat tinggal sangat jauh, sehingga di hari pertama bertugas terpaksa dia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan waktu berinteraksi dihari pertama bekerja.

Waktu itu Heri ingat pesan orangtuanya di kampung ketika pertama kali menginjakkan kaki di rantau tempat yang paling tepat untuk mengenalkan diri sebagai warga masyarakat baru dan mengenalkan diri yaitu masjid. Bergegaslah Heri menunaikan Salat Zuhur dengan meminjam motor kak iwan di masjid desa tempat Heri bertugas. Setelah melaksanakan Salat Zuhur berjamaah seluruh jamaah bersalaman, Heripun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut bersalaman dengan jamaah lainnya.

Setelah dijalaninya bertugas di Desa Cendil, Kecamatan Kelapa Kampit, tidak terasa masa kerjanya sudah 4 tahun mengajar di desa itu. Kemudian Heri dimutasi ke SMP di Kecamatan Gantung walaupun terasa berat untuk mutasi dikarenakan di tempat lama dia merasa sudah menyatu dengan masyarakatnya dan dianggap sebagai tempat kelahirannya sendiri.

Dia mulai beradaptasi dengan lingkungan baru, jarak tempat tugas mengajar dengan Ibu Kota Kabupaten tempatnya mengajar sangat dekat sehingga hobinya berkunjung ke Perpustakaan Daerah Belitung Timur dapat tersalurkan. Setiap sore sepulang sekolah dia menyempatkan diri mencari bahan bacaan dan informasi tentang event lomba guru.

Pada bulan Januari 2018 Heri mendapat informasi bahwa dinas pendidikan kabupaten Belitung Timur mengadakan seleksi guru TK, SD, SMP berprestasi tingkat Kabupaten Belitung Timur. Di tempat tugas baru dia mempunyai semangat baru untuk berkompetisi di ajang lomba guru tersebut, semangat berkunjung ke Perpustakaan Daerah Belitung Timur setiap pulang sekolah pun Heri lakukan, mencari literasi buku-buku tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan buku-buku yang berkenaan dengan guru pun dibaca sewaktu berkujung ke perpustakaan. Dengan tekat yang bulat Heri ikut Lomba Guru Berprestasi 2018 yang diadakan secara berjenjang, mulai dari seleksi di tingkat sekolah, tingkat kecamatan, kabupaten sampai ke tingkat nasional.

Alhamdulillah, dalam ajang lomba guru berprestasi tersebut Heri sampai ke tingkat nasional, sungguh pengalaman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya, dia bertemu dengan guru-guru super hebat dan penuh inovasi dari 34 provinsi dan Heri mewakili propinsi kepulauan Bangka Belitung. Perasaan haru dan senang ketika acara pembukaan di Hotel Aryaduta Jakarta, hotel bintang lima tempat dia menginap dan tempat Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Tidak dapat dibayangkan seorang anak tukang jahit bisa berdiri di panggung kebanggaan guru, impiannya delapan tahun yang lalu akhirnya mulai terwujud. Heri berprinsip, “apapun yang kita inginkan asalkan kita mau berusaha pasti akan tercapai”. Heri semakin sadar bahwa segala kesuksesan yang kita raih merupakan buah dari motivasi orangtua, istri dan keuletan dan ketekunan kita dalam belajar. Apabila itu semua dilakukan pasti semua mimpi kita akan terwujud.

Ketegangan ketika melakukan presentasi Lomba Guru Tingkat Nasional mulai hilang ketika keesokan harinya sehabis kegiatan lomba di pagi hari, dia dan finalis lomba guru berprestasi tingkat nasional lainnya berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Sore harinya kami free tidak ada kegiatan sehingga waktu itulah disempatkan untuk berkunjung ke Perpustakaan Nasional di Jakarta. Baginya tidak ada yang meragukan betapa pentingnya arti perpustakaan dalam membangun suatu bangsa, banyak pakar yang mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan, sedangkan perpustakaan adalah sarana penting dalam pendidikan.

Hari ini dia begitu semangat berkunjung ke Perpustakaan Nasional Jakarta. Dia masuk dan mengisi Daftar Hadir dan begitu terpananya Heri melihat gedung perpustakaan yang begitu megah dan banyak menyimpan koleksi buku. Niatnya berkunjung selain untuk membaca juga untuk melihat apa saja koleksi buku yang ada di Perpustakaan Nasional. Karena dari dulu heri berniat membuat perpustakaan sendiri di rumah walaupun sederhana, diperuntukkan bagi anak-anak di sekitar rumah sebagai tempat membaca.

Waktu berkunjung ke Perpustakaan Nasional Heri sempat berkomunikasi dengan salah satu petugas perpustakaan. Beliau bercerita bahwa Perpusnas sudah lama ada, yang berlokasi di Jalan Salemba, Jakarta. Tapi mengingat tempat yang lama sudah tidak memadai, maka dibangunlah gedung baru Perpusnas yang terkesan megah yang terdiri dari 24 lantai. Perpusnas ini berlokasi di Jalan Merdeka Selatan, tidak jauh dari Balai Kota Jakarta.

Heri lihat ternyata kemewahan Perpusnas tidak hanya terlihat dari luar, namun juga nyaman bila kita masuk ke dalam, seperti berada di Mal besar saja suasananya. Tak heran kalau banyak pengunjung yang betah seharian di Perpusnas. Dia lihat ada kantin dengan banyak pilihan makanan bila kita lapar, ada toilet yang bersih, ada Mushalla bila mau beribadah. Pokoknya super nyaman kalau kita ke Perpusnas.

Setelah dia seharian berkeliling sambil membaca buku dan foto-foto sebagai bahan referensi membuat perpustakaan mini di rumah, dia kembali ke hotel dengan rasa puas bisa berkunjung ke Perpusnas yang merupakan cita-citanya sejak lama. Sebetulnya Heri ingin sekali berlama-lama berkunjung membaca di Perpusnas, namun waktu yang tidak memungkinkan dan harus kembali ke hotel tempat Heri menginap.

Hari Sabtu tanggal 18 Agustus 2018, mereka semua peserta Gupresnas pulang ke daerah masing-masing. Banyak pengalaman yang Heri dapat; bertemu dengan guru-guru hebat dari seluruh daerah dan yang pengalaman yang tak terlupakan dapat mengujungi Perpusnas yang begitu megah. Tekad dan semangatnya sudah bulat akan membuat perpustakaan mini sebagai tempat anak-anak dan juga siswa di sekitar rumah membaca dan mencari referensi buku. Alhamdulillah dia sampai di rumah dengan selamat dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga di Belitung Timur.

Siang itu, keesokan harinya, Heri mulai melaksanakan tugas sebagai guru, Heri sedang berjalan sambil melihat bangunan perpustakaan sekolahnya yang belum jadi. Heri sangat mengharapkan perpustakaan sekolahnya itu segera dibuka agar ia dapat membaca banyak buku di sana. Dia memanglah mempunyai hobi suka membaca dari dulu. Jelas saja, asal mau pasti kita bisa adalah kalimat yang tak asing lagi baginya yang selalu tertanam di hati. Karena perpustakaan sekolahnya itu masih belum jadi, dengan hati yang agak kecewa dia pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Rumahnya tidak jauh dari sekolah.

Heri juga terlahir dari anak seorang tukang jahit yang sederhana namun semangatnya untuk untuk membuat tempat perpustakaan mini di rumah sangat kuat. Sesampainya di rumah, dia berganti pakaian lalu makan. Setelah itu, seperti hari-hari biasanya Heri tidur siang hingga jam 3 sore. Setelah Heri bangun, Heri segera mandi dan segera duduk di teras rumah sambil membaca buku koleksi yang ada di rak buku.

Kembali Heri berpikir bahwa Heri akan membuat perpustakaan sendiri di samping rumah. Lagi pula, buku yang dimiliki cukup banyak. Sayang juga kalau tidak dimanfaatkan. Sekarang, Heri bertekad untuk membuat perpustakaan sendiri. Dia mencoba membuat perpustakaan dengan beberapa barang bekas, itu berkat inspirasinya berkunjung ke Perputakaan Nasional membuat semangatnya semakin bertambah.

Heri mulai mencari ruang kosong sebagai perpustakaannya. Akhirnya, dia menemukan satu ruangan di sudut rumah sedang tak terpakai. Heri pun langsung merapikan ruangan tersebut dan menyulap kardus-kardus bekas menjadi rak buku, melapisi rak bukunya itu dengan kertas bergambar agar menambah kecantikan rak buku tersebut. Selanjutnya, dia menata buku yang miliki, dia pisahkan buku menjadi beberapa kategori seperti: buku cerita anak, buku dongeng, buku pengetahuan, buku pelajaran, dan lain-lain.

Dia menyapu dan mengepel lantainya dan menyusun karpet yang tak terpakai di gudang dan juga menyusun buku peminjaman di atas meja yang sudah disiapkan dengan tujuan untuk data para pengunjung. Tahukah kamu apa bahan-bahan yang Heri pakai untuk membuat perpustakaannya tadi? Dia menggunakan barang bekas untuk membuat perpusatakaannya tadi. Jadi, Heri tidak perlu keluar uang untuk membeli rak buku dan sebagainya karena ia dapat membuatnya sendiri.
Rencananya, perpustakaan mininya akan dibuka besok siang setelah ia pulang mengajar sekolah. Hari sudah semakin malam, Heri segera makan malam lalu bergegas tidur agar tidak terlambat bangun esok pagi. Keesokan harinya, dia pergi ke sekolah dengan perasaan senang. Perpustakaannya telah jadi dan akan memberi tahu semua anak-anak dan masyarakat di sekitar dengan harapan agar anak-anak dapat berkunjung ke perpustakaan miliknya.

Setelah ia sampai di sekolah, Heri memberitahu teman dekatnya atau sahabatnya terlebih dahulu. Bu Rina adalah nama sahabatnya. Rumahnya dekat sekali dengan rumah Bu Rina. Jadi apa salahnya jika Bu Rina berkunjung ke rumah sahabatnya sendiri apalagi itu bertujuan agar dirinya dapat lebih rajin lagi membaca buku ilmu pengetahuan. Setelah itu, Bu Rina memberitahu anak-anak di sekitar rumahnya. Teman-teman anaknya sangat setuju dengan kegiatan itu dan penasaran sekali dengan perpustakaannya. Mereka ingin sekali melihat, membaca, sekaligus belajar bersama di perpustakaan mininya.

Di waktu pulang sekolah, anak-anak di sekitar rumahnya meminta izin kepada orangtua mereka masing-masing agar mereka dapat pergi ke perpustakaan mini Heri yang membuat mereka sangat penasaran. Orangtua mereka sangat setuju dengan kegiatan itu bahkan lebih dari setuju. Selain gratis, anak mereka dapat belajar dengan buku yang dipinjamnya tanpa harus pergi ke toko buku dan mengeluarkan uang yang cukup banyak.

Segera saja anak-anak berbondong-bondong pergi ke rumahnya setelah mendapat izin dari orangtua mereka masing-masing. Dengan tertib, mereka masuk ke perpustakaan mini miliknya dan berbaris untuk mengisi data pengunjung. Setelah itu, mereka mengambil buku pelajaran untuk dipelajari. Hari ini perpustakaan mini Heri sangat ramai. Karena terlalu banyak, ruangan perpustakaan pun tak cukup menampung banyaknya pengunjung yang datang. Para pengunjung yang tidak kebagian tempat di ruang perpustakaannya, dialihkan ke teras rumah. Para pengunjung tak keberatan dan tak kecewa karena Heri selalu melayani semua pengunjung dengan baik tanpa mengeluh satu patah kata pun. Hari semakin malam, perpustakaan ditutup.

Para pengunjung sudah puas bahkan lebih dari puas. Mereka berharap agar mereka lebih sering lagi mengunjungi perpustakaan Heri. Hari sudah semakin malam. Lagi pula, besok Heri juga harus bangun pagi agar tidak terlambat datang mengajar ke sekolah. Pagi harinya, setelah dia sampai di sekolah, banyak anak sekolahannya yang membicarakan Heri tentang perpustakaannya yang baru saja dibuka. Bahkan, mereka menyebarkan berita bahwa Heri memiliki perpustakaan yang indah dan rapi. Segera saja anak-anak yang lain menanggapi berita tersebut.

Waktu pulang sekolah, banyak anak-anak dan pengunjung lainnya ke perpustakaannya bahkan lebih dari yang kemarin. Tetangga-tetangganya pun juga berdatangan untuk meminjam buku di perpustakaan mini miliknya. Tidak hanya meminjam buku, banyak juga yang mengembalikan buku karena sudah selesai dibaca. Karena terlalu banyak pengunjung, lagi-lagi beberapa pengunjung harus dialihkan ke teras rumahnya bahkan sampai ke ruang tamu. Namun begitu, mereka tidak pernah kecewa karena Heri selalu melayani mereka dengan baik dan ramah.

Besok adalah hari Minggu. Jadi perpustakaan mini Heri libur. Di saat itu, Heri memutar otak bahwa ia harus membuat tempat lagi yang nyaman untuk membaca dan belajar bila terjadi kelebihan pengunjung. Akhirnya, Heri menemukan satu tempat yang bisa dibuat untuk membaca buku dan belajar. Tempat itu adalah halaman yang cukup luas di belakang rumahnya. Segera saja, dia menata karpet sebagai alas. Sebelumnya, Heri menyapu halaman tersebut agar tidak kotor dan juga memasang beberapa lampu sebagai penerangan. Sekarang, tidak ada lagi pengunjung yang dialihkan ke kamar dan ke ruang tamunya lagi. Semua pembaca yang tidak kebagian tempat akan dialihkan di halaman belakang rumah.

Besoknya, pengunjung berbondong-bondong datang ke perpustakaannya. Karena kelebihan pengunjung, Heri tidak khawatir lagi. Sekarang ada tempat membaca dan belajar bagi pengunjung yang tidak kebagian tempat di perpustakaan mini miliknya. Dari hari ke hari, perpustakaan mininya makin banyak pengunjungnya sampai sekarang. Inilah buah hasil kerja keras Heri yang menciptakan gerakan literasi di kampungnya dan berkat hasil kunjungan ke Perpusnas ketika mengikuti Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018 akhirnya dia mendapatkan inspirasi membangun perpustakaan mini dan cita-cita Heri dapat diwujudkan dengan gerakan literasi dari rumah. Tetap semangat dalam berkarya melalui literasi di perpustakaan mini.

BIOGRAFI TOKOH/PENULIS CERITA

Heriyanto, S.H.I. dipanggil dengan nama sehari-hari dengan panggilan “Heri”. Lahir 36 tahun lalu, tepat tanggal 31 Juli 1984 di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Mempunyai hobi, menulis, membaca dan diskusi, bercita-cita jadi Guru. Saat ini menjadi guru di SMP Negeri 4 Gantung Kab. Belitung Timur Propinsi Kep. Babel dari tahun 2010 sampai sekarang. Heri bertempat tinggal di Jln. Eks. Tambang 1.7 RT.17 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh penulis yaitu Juara 1 Lomba Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2018, Juara 1 Lomba Guru SMP Berprestasi Tingkat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018, Finalis Lomba Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional 2018, Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SMP Tingkat Nasional 2019, lolos Seleksi Seminar Nasional Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional 2019, Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Penerbit Laditri Karya tahun 2019, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tingkat Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019. FB: Heriyanto Helmi, Email [email protected]., No. HP/WA 081373883047.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *