Pejuang Literasi

Kisah Literasiku

Santi P. Santoso
(Teman Literasi: Karya Antologi Kuntilanak Komunitas Horor Indonesia)

Singkatnya aja, ni, ya. Awalnya ya suka baca aja terus ada temen yang ngajak masuk KBM lama. Terus sering baca-baca lama-lama ada yang ngajak masuk Grup Magenta. Nah, di sana saya rasa lebih betah karena saya lebih suka baca horror. Di sana juga saya ketemu ceritanya Shepia, terus saya add dan diterima. Nah, dari sana aja sih saya mulai kenal beberapa penulis. Lalu saya diajak masuk KHI dan gatau kenapa saya tiba tiba udah jadi moderator. Nah sampai situ saya belum berani nulis. Sampai pas ada kesepakatan untuk meramaikan grup dari moderator dulu yang nulis itu saya beranikan diri buat nulis. Tapi, ya, gak bisa fokus nulis. Soalnya aku punya bocah balita. Nah, aku ikutan event di KHI, kan aku pengen punya buku yang ada namaku. Harapanku aku bisa dapet tempat di buku antologi yang ini.

Nayna Nurkhasanah
(Teman Literasi: Karya Antologi Melepaskanmu, Dll)

Tertarik dalam dunia menulis sebenarnya sudah lama semenjak duduk di bangku SMP. Cuman masih nulis di diari. Memberanikan diri terjun dalam dunia literasi ketika gabung dalam grup menulis di FB yaitu KBM, sering baca tulisan di sana tiap malam, silent reader. Ada satu cerita yang membuat penasaran untuk mencicipi dunia tulis sesungguhnya itu kayak apa sih? Gara-gara baca cerita dengan judul Bidadari-Bidadari Kandang Sapi.

Reza Palevi
(Teman Literasi : Karya Antologi Melepaskanmu, Habibal Qolby, Puisi Ibu. Dll)

Awalnya gue nggak begitu niat nulis lagi. Lebih suka baca postingan politik, Cerbung Horor di KBM dulu. Tapi, karena melihat postingan temen yang bagai sihir, gue beranilah itu nulis lagi. Yaitu awalnya puisi, lalu cerpen pertama lahir itu yang berjudul “Diprank Di Hari Raya” gue tulis pas hari raya persis. Gue post di KBM. Jadi, mulai aktif nulis tahun ini pas bulan puasa.

Eva Septiana
(Teman Literasi: Karya Antologi Melepaskanmu, Dll.)

Sejak kecil aku hobi menulis, entah tentang apa pun itu. Saat itu aku tak paham kalau itu namamya literasi. Selagi SD dan SMP aku selalu mengapresiasikan sakit dalam bentuk puisi. Apa lagi setelah kepergian Kakak. Setelah SMK kelas 2, aku bergabung dengan Grup KCW dan Kidung Sastra Anak Negeri. Di sana kenal dengan orang yang sabar mengajariku. Lalu masuk ke Grup CeKerMi. Lalu setelah lama kelas 3 SMK barulah masuk ke KBM dan hanya menjadi silent reader, tidak pernah post dan baru post setelah tamat. Setelah tamat, aku mulai belajar literasi lebih khusyuk. Awal 2020 Aku mulai mengikuiti Kelas Literasi di WAG. Di sana awal kenal dan jatuh karena literasi, dan awal juga kenal dengan dia.

Ade Lousiana

Dulu tante sebetulnya gak tau menahu tentang literasi, Dek. Waktu itu suka aja tentang politik, baca-baca tulisan di KBM, terus coba-coba nulis di sana. Nah, kenal Mamak Sari di sana. Waktu itu di tulisan tentang Kapal China itu, Dek. Ngakak Mamak Sari, dari situlah kenal. Lalu tante diajak jadi moderator di Kapena (Komunitas Pena) di facebook. Setelah itu di KBK (Komunitas Berbagi Kasih) FB. Kalau menulis puisi tante sudah suka coret-coret dari SMP, Dek. Cuma emang gak gitu paham aturan-aturannya. Event-event karena sering ditag kawan-kawan, makanya tante coba-coba berani ikutan. Kira-kira gitu, Dek.

Siti Maroach
(Teman Literasi)

Sebenarnya saya masuk literasi untuk belajar menulis. Karena hobi saya membaca cerpen/cermin, ketika saya memiliki ide untuk menulis saya salurkan saja hobi saya, dan mencoba untuk masuk ke beberapa grup literasi dengan harapan bisa mengetahui cara penulisan yang baik dan benar, serta dapat masukan dari para author-author yang sudah mumpuni, dan berpengalaman. Ya, pinginya sih bisa punya antologi minimal. Tapi untuk saat ini saya cuma ingin bisa menulis dengan baik dan benar, karena saya terjun ke literasi baru banget, baru 2 bulan ini. Saya menulis jika ada waktu sengang saja, soalnya saya juga kerja. Kadang sibuk dengan profesi saya. Jadi nulis untuk menyalurkan hobi saya dari pembaca mencoba menjadi penulis. Berusaha ikut even, tapi hanya sekadar penyemarak tak pernah jadi juara. Tapi saya senang, semangat untuk belajar aja saat ini. Prestasi di literasi belum ada. Maaf jika kurang aktif dalam grup. Kadang bagi-bagi waktu dengan kerjaan. Jadi terkadang cuma nyimak aja, sambil belajar. Jadi saya sekalian minta bimbingannya, Kak. Maaf ceritanya aja belibet haha..

Kak Raffi
(Pj Komunitas Menulis Online Batch 25)

Termotivasi dari seorang mentor dan sahabatku yang mengatakan: seorang pembicara minimal harus mempunyai satu buah buku. Aku ingin banget punya buku. Lalu melalui wasilah Kang Tendi, aku disarankan ikut KMO. Sebagai bentuk terima kasih aku ke Kang Tendi, aku mendaftar jadi PJ di KMO, dulu jadi PJ tidak sesulit sekarang, mungkin karena sekarang lebih banyak calonnya. Dari 5 orang yang aku calonkan, hanya 2 orang yang lolos dan jadi PJ, Kak.

Mufri
(Teman Literasi Di KMO Batch 25. Karya Antologi The Way Of Love)

Oh. Iya, jadi sebenarnya saya masih receh banget, sih, ya. Belum masuk dunia literasi kaya kakak-kakak yang lain. Saya tertarik menulis dari sekolah. SMP dan SMA dipercaya sebagai penulis skenario ketika ada drama sekolah untuk event perpisahan atau tugas sekolah. Masuk kuliah mulai cinta banget nulis, belum ada pengalaman cuma sekedar menulis untuk konsumsi pribadi. Kalau ada pelatihan menulis, ya, ikuti. Gitu aja sih, Kak.

Deva Shastravan
(Mentor Menulis, Karya Getih Sewu)

Intinya sejak bayi saya sudah suka buku dan pena. Usia 4 SD (9th) sudah hobby baca buku-berat, novel-novel karya Agatha Christy. Dll. Juga buku-buku motivasi dan pengembangan diri. SMP kelas 3 mulai kenal teater. Sementara waktu SMP tiap pelajaran mengarang cerita saya selalu jadi favorit buat dibacakan di depan kelas oleh guru.

Tamat SMP saya stop out, gabung di Teater KTB, lalu Teater Forum Semesta. Tahun 1999 saya buat novel pertama saya, ditawar jual lepas oleh penerbit saya tolak. Tahun 2012 menulis kitab Al Asaatidz, tahun 2013 menulis novel Cincin Putih. 2017 kitab Al Asaatidz saya revisi, lalu saya jadi imam besar di Masjid Al Muslimin Pahoman, cuma 9 bulan. Lalu kerja di kantor penilaian dan stop menulis. 2019 heboh KKN di Desa Penari, semangat menulis bangkit lagi, 2019 akhir mulai menulis Bangkitnya Kuntilanak sekaligus mendirikan KHI, 2020 menulis Getih Sewu dan mendirikan KPM juga UNIHA. Sekarang proses editing untuk angkat cetak di penerbit Siger,milik guru teater saya dulu di Teater KTB.

Selain novel-novel yang udah saya sebut sebenarnya banyak novel lain juga, cuma masih belum selesai. Juga 2 buah buku non fiksi, buku Tajwid Lengkap Al Kamiilah dan buku religi “Amalmu Aku Tolak”.

Murdi Bin Karsad

Saya suka nulis dari SMA. Buat Mading, bikin sketsa humor. Dan biasanya kalau disuruh mengarang bebas oleh guru, saya juaranya. Setelah kuliah, saya masuk dunia teater. Saya suka nulis naskah panggung. Parodi dan nulis puisi untuk lomba. Dulu juga ngelola buletin seni. Untuk internal di UKM Teater Yupa. Terakhir gabung KMO batch 25. Pernah juga bikin naskah film untuk lomba film indie SCTV. Gak menang. O, ya, waktu kuliah, saya juga nyambi jadi jurnalist radio bikin berita. Per lembar dapet 5 ribu rupiah. Pernah ikut pelatihan wartawan lingkungan. Tapi karena itu proyek pemerintah. Jadi sisi idealisme saya berontak. Ogah!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *