Pejuang Literasi

Literasi Berbuah Prestasi

Tangan hampa, tanpa membawa pulang piala atau piagam apapun hari itu, ketika mendampingi siswa mengikuti Festival Literasi Sekolah di SMK Labor Pekanbaru, ternyata menjadi skenario yang indah dan penuh hikmah. Moment perjumpaan dengan Bu Winarni, pengurus FTBM Riau menghantarkanku mengenal sosok pejuang literasi di Bumi Sri Gemilang Indragiri Hilir, Pak Ridwan.

“Baiklah Bu, InsyaAllah saya akan menghubungi Beliau”, ucapku dengan Bu Wina setelah melalui perbincangan dan memberikanku kontak Pak Ridwan.

“Jika ingin membuka taman baca, hubungi saja beliau, ya, Bu! Begitu juga dengan informasi donasi buku dan sebagainya.” Begitulah kira-kira akhir percakapanku dengan Bu Wina siang menjelang perpisahan kami di SMK Labor tersebut.

Kebuntuan yang masih bergelut dalam pikiranku membuka taman baca kini mulai menemukan jalan terang. Dengan mengenal TBM Hamfara Library yang didirikan Pak Ridwan, telah membuka pikiranku untuk memberanikan diri berbagi terhadap sesama dalam dunia literasi.

Kontribusi beliau dalam memperjuangkan literasi di Negeri Seribu Jembatan ini telah menebar banyak manfaat dan inspirasi bagi sekitar. Berapa banyak orang yang rela mengorbankan hari liburnya hanya untuk membuka lapak membaca di tempat umum? Berapa banyak yang ingin menyulap rumahnya menjadi taman baca yang bisa meminjamkan buku gratis untuk dibaca khalayak? Berapa banyak yang rela mengorbankan waktu membawa gerobak berisi buku berkeliling sekolah-sekolah untuk dibaca anak-anak? Tentu langka, bukan?

Pak Ridwan, salah satu sosok yang mampu melakukan itu semua. Hal itu berawal dari keinginan menumbuhkan kembali minat baca masyarakat terutama anak-anak yang saat ini telah menurun di tengah gempuran teknologi yang makin massif, ketika anak-anak lebih suka menghabiskan waktunya sehari-hari dengan berselancar ke dunia maya melalui gawai yang dikhawatirkan menimbulkan candu dan berdampak negatif jika tidak dibatasi dan diatur porsi waktunya. Walapun memang tidak selalu internet ini memberikan dampak buruk karena bagaimanapun di era ini kita juga perlu melek literasi digital, jadi semua tergantung bagaimana memanfaatkannya.

Dengan bermodalkan ratusan koleksi buku yang dimiliki bersama istri, karena passion memang sama yaitu pecinta buku, maka muncullah ide untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat di rumah, yang memberikan fasilitas membaca dan peminjaman buku secara gratis tanpa syarat. Taman bacaan ini diberi nama ” Hamfara Library”.

Hamfara berasal dari bahasa banjar, bahasa mayoritas di Tembilahan Riau selain Bahasa Melayu, yang mana berasal dari dua kata yaitu “hamfar/hampar” dan “ha'”. Hamfar atau hampar maksudnya membentangkan. Sementara ha itu bermakna seperti “nada suruhan”. Jadi jika digabungkan menjadi kata “hamfara” maknanya membentangkan sesuatu. Maksudnya di sini kurang lebih seperti orang-orang yang jualan dan membentangkan barang jualannya. Demikian juga dengan maksud dari nama taman bacaan yang dikelola, yang berarti membentangkan buku-buku di keramaian untuk dibaca oleh orang secara gratis.

Aktivitas Pak Ridwan bersama istri setiap akhir pekan membuka lapak baca gratis di Ruang Terbuka Hijau Sri Gemilang, Jalan Swarna Bumi Kota Tembilahan. Berbagai jenis buku baik untuk anak-anak maupun dewasa dihamparkan di karpet sederhana dan diberi tulisan “BACA GRATIS”.

Awalnya mereka hanya dikira berjualan buku dan orang-orang pun enggan menghampiri untuk sekedar singgah atau melihat-lihat. Seiring berjalannya waktu, makin banyak yang berrkunjung dan mau membaca buku. Hal ini menimbulkan kebahagiaan tersendiri bagi Pak Ridwan menyaksikan anak-anak dan orang tuanya serta pengunjung lain menikmati buku yang dibacanya sambil bersantai dan liburan di Taman Kota yang asri.

Ternyata tidak hanya lapak baca gratis yang bisa dinikmati di area ini, tetapi Pak Ridwan pun memfasilitasi kegiatan lain seperti mendongeng, menggambar, maupun berbagai macam permainan tradisional seperti Yoyo, Engrang Batok Kelapa, Congklak, dan sebagainya.

Kegiatan lain yang telah dilaksanakan yaitu berkeliling Sekolah Dasar di Tembilahan setiap Sabtu pagi membawa tumpukan buku gratis menggunakan gerobak baca. Gerobak yang digunakan milik Dompet Dhuafa, sedangkan bukunya disediakan dari TBM Hamfara Library. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kegemaran dan budaya membaca sejak dini.

Saat ini pun telah banyak relawan yang sudah bergabung dalam barisan literasi TBM Hamfara Library. Mereka berasal dari berbagai kalangan, baik itu Guru, Dosen, Jurnalis, Mahasiswa, maupun profesi lainnya. Keberagaman ini tentu membawa manfaat tersendiri karena berbagai ide akan banyak mewarnai kemajuan TBM ini.

Sekitar tahun 2000-an, koleksi buku yang awalnya hanya berjumlah sekitar 300-an, hingga sampai triwulan keempat tahun 2019 lalu, telah mencapai sekitar 4000 buah yang diperoleh dari dana pribadi dan berbagai donasi baik itu dari penerbitan, penulis, maupun donator lainnya. Sebagian buku di TBM Hamfara Library ini didonasikan ke Taman Baca di berbagai daerah di Indragiri Hilir.

Selain kegiatan di atas, TBM Hamfara Library juga menyelenggarakan Pelatihan Literasi bagi para relawannya hingga beberapa tahap. Materi yang disampaikan berupa pengetahuan tentang Enam Literasi Dasar, Menumbuhkembangkan SDM Relawan Literasi, Jurnalistik, dan tentang Penulis Pemula. Pada masa pandemi Covid-19 ini, tidaklah menjadi hambatan untuk terus menggerakkan Literasi. TBM ini juga beberapa kali menggelar diskusi secara online yang mengupas seputar dunia literasi.

Pak Ridwan beserta relawan lainnya juga beberapa kali ikut serta dalam kegiatan literasi seperti Residensi Penggiat Literasi Nasional 2018 di Tasikmalaya, Duta Gemari Baca Tingkat Nasional 2018 di Tangerang, Peserta Residensi Penggiat Literasi Nasional 2019 di Yogyakarta, Peserta Kemah Budaya Kaum Muda 2019 di Candi Prambanan, Yogyakarta dan kegiatan lainnya.

Beberapa program lain yang dilakukan selain kegiatan di atas seperti Gerobak Baca Goes to Lorong-lorong, Bakti Sosial, Pojok Baca, Open Recruitment, Lomba Hari Anak yang dilakukan secara sinergi dengan lembaga lainnya. Harapan lain yang ingin diwujudkan kedepan yaitu terciptanya “Satu Desa Satu Rumah Baca” di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau ini.

Siapa yang menanam, dia akan menuai. Begitulah ungkapan sebuah pepatah. siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mendapatkannya. Berbagai perjuangan yang telah dilakukan oleh Pak Ridwan dan kawan-kawan dalam menyebarkan virus literasi bagi lingkungannya ternyata berbuah manis, prestasi demi prestasi kini mulai bersemi. Melalui prestasinya ini, TBM Hamfara Library mampu mengharumkan nama baik Indragiri Hilir di Tingkat Nasional melalui literasi.

Di Tahun 2020 ini saja, ada 4 penghargaan tingkat Nasional yang diraih. Adapun 4 penghargaan tersebut yaitu, Terbaik 8 Tingkat Nasional sebagai TBM Terkreatif dan Rekreatif dari Kemendikbud, Terbaik 10 Naskah Lomba Kisah Inspiratif Perpustakaan Desa Tingkat Nasional, Harapan 1 lomba Menulis, serta Lomba Foto Tingkat Nasional dari Kemdikbud yang dipamerkan pada Hari Aksara Internasional tahun ini. Sungguh suatu pencapaian yang sangat menginspirasi.

Bupati Indragiri Hilir, Bapak H.M. Wardan pun memberikan support dan mendukung setiap program kerja TBM Hamfara Library. Seperti yang diungkapkannya dalam Indragirione.com, Rabu (14/10/2020), menurut beliau, adanya TBM ini mampu meningkatkan minat baca dan mencerdaskan masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Indragiri Hilir. Selain itu, Bupati Inhil pun berharap kepada dinas terkait untuk men-support dan menganggarkan serta selalu berkoordinasi dengan pihak Pemkab Inhil dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah serta Dinas Pendidikan.

Suka duka dalam menggerakkan literasi ini tentu ada. Setiap perjuangan itu butuh pengorbanan. Bagi Pak Ridwan, rasa bahagia yang tak terukur adalah saat bisa melihat pengunjung lapak baca gratis yang begitu ceria dan tersenyum gembira saat bisa mendapat bacaan gratis yang bisa mereka baca bersama orangtuanya di taman kota tempat membuka lapak baca gratis.

Selain itu, kebahagiaan tersendiri yang dirasakan ketika menginjakkan kaki di Ibukota Jakarta mengunjungi Monas dan Perpustakaan Nasional RI yang luar biasa megahnya yang belum pernah terbayang dan terpikir sebelumnya untuk berkunjung ke perpustakaan tertinggi di dunia ini. Ini merupakan bonus dan anugrah dari Allah atas gerakan literasi yang telah digencarkannya.

Dalam memperjuangkan sesuatu tidaklah selamanya berjalan mulus, akan ada suatu tantangan, hambatan, maupun duka yang akan dihadapi. Ketika semangat mulai menurun, merupakan salah satu tantangan selama menjalankan gerakan ini. Terkadang relawan juga bisa down semangatnya jadi dalam hal inillah saya sebagai Founder memberikan support agar para relawan kembali semangat dalam bergerak.

Selain itu, waktu kegiatan juga berbentrokan dengan pekerjaan. Hal lain yang menyedihkan sebagai pejuang literasi, ketika buku tak dikembalikan. Bagaimana tidak, untuk mendapatkan buku bacaan tersebut tentunya membutuhkan perjuangan mengumpulkan uang dengan menabung.

Pak Ridwan berharap ke depannya apa yang beliau dan kawan-kawan usahakan ini semakin berkembang. Anak-anak semakin mengenal dan mencintai literasi. Semakin tumbuh minat baca masyarakat walaupun sudah berada di zaman digital di mana informasi begitu mudah didapat melalui smartphone (gawai) tetapi buku harus tetap di sanubari. Tetap cinta literasi. Mari bergerak, Salam literasi.

Biodata pejuang Literasi

Ridwan Syafii Ali adalah nama pena dari Muhammad Ridwan, dilahirkan pada tanggal 14 Desember di kota Hamparan Kelapa Dunia atau lebih dikenal sebagai Kota Tembilahan. Abu dari Rumaisha Hanannia Ridwan dan Suami dari Siti Khadijah. Merupakan penginisiasi berdirinya Taman Bacaan Masyarakat Hamfara Library dan juga Merupakan inisiator “Satu Desa, Satu Rumah Baca” di tempat kelahirannya, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

Aktif membaca buku sejak kecil, membuatnya ingin memiliki perpustaakan pribadi yang bisa bermanfaat buat orang banyak. Keinginan tersebut telah terwujud. Kini membuka taman baca di rumahnya secara gratis, lapak baca buku Gratis, pojok baca gratis serta gerobak baca gratis. Siapa saja bebas membaca dan meminjam buku. Harapannya bisa menyebarkan virus baca ke seluruh pelosok desa dengan hastag #TembilahanMembaca. Antologi Buku yang telah ditulisnya adalah “Literasi dalam Saku” dan “Dari Desa Membangun Bangsa”.

Untuk bisa berkomunikasi dengannya bisa ke nomor Whatsapp 0852-7231-8991 email : [email protected] atau di sosial media facebook / instagram dengan nama : Ridwan Syafii Ali. Alamat korespondensi jalan sapta marga no. 83 RT. 02 RW 13 kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Riau 29213

Biodata Penulis

Fitri Yanti, yang lahir di Tangkit Baru pada tanggal 1 Mei 1987 ini memiliki hobi membaca, menulis, dan traveling. Saat ini diamanahkan menjadi salah satu pendidik di SMAN IT Syech Walid Thaib Shaleh Indragiri. Ibu dari tiga putri cilik saat ini sedang merintis Taman Baca di rumahnya. Selain itu, berusaha untuk tetap menulis baik untuk menghasilkan buku maupun mengirim tulisan ke media massa khususnya Posmetro Indragiri. Saat ini telah menghasilkan 2 buku solo dan 5 buku antologi.

Penulis dapat dihubungi melalui Email [email protected] atau WA 081374246787. Instagram: @fitriyantifis, tulisannya juga dapat dilihat di https://fitriyantifis.blogspot.com

Related Posts

3 thoughts on “Literasi Berbuah Prestasi

  1. Devi Nurillahi berkata:

    MasyaAllah Mii😍❤
    Semangat terus Mii, 🥰😁😁😁

  2. BHP Riau berkata:

    Maju terus bu… barakallah

  3. erica deswita berkata:

    alhamdulillah dr jaman kuliah sampe skrg msh tetap sama…semangat trus fit..insyaallah dipermudahkan segala niat baiknya…aamiin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *