Bilik Pustaka

Membangun Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan: Pemuda sebagai Penggerak Utama Gerakan Literasi di Wilayah Pedesaan

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan organ dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa mendatang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya (Gede Mangku Mertayasa).

Pemuda memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai generasi penerus bangsa. Kemajuan suatu bangsa juga sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda di dalamnya, maka dapat dikatakan bahwa pemuda adalah suatu tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.

Akan tetapi sebagian besar pemuda kita tidak menyadari bahkan tidak mengetahui apa peran mereka. Padahal, mereka memiliki peranan yang sangat penting, sehingga hanya merekalah yang bisa menentukkan masa depan dari bangsa.

Memasuki era milenial, di mana era ini disebut sebagai masa di mana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di dalamnya. sehingga saat ini pemuda merupakan agen perubahan (agent of change) yang diharapkan dapat membuat perubahan yang baik kedepannya. Sebagaimana dikutip dalam pidato Ir. Soekarno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia,”yang menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda bisa membuat perubahan.

Sesuai peran pemuda yang begitu besar dalam pembagunan, menanamkan budaya literasi merupakan salah satu langkah yang harus di lakukan untuk meningkatkan semangat generasi muda dalam memperkaya wawasan dan bertambah pengetahuan. khususnya di wilayah pedesaan.

Membangun Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan: Pemuda sebagai Penggerak Utama Gerakan Literasi di Wilayah Pedesaan

Sesuai peran pemuda yang begitu besar dalam pembagunan, menanamkan budaya literasi merupakan salah satu langkah yang harus di lakukan untuk meningkatkan semangat generasi muda dalam memperkaya wawasan dan bertambah pengetahuan.

Literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif seseorang dalam membaca dan menulis yang dipengaruhi oleh kompetensi di bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya, dan pengalaman (UNESCO).

EDC (Education Development Center) menjabarkan bahwa literasi merupakan kemampuan individu untuk menggunakan potensi yang ia miliki (kemampuan tidak sebatas baca tulis saja).

Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan memang menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Dapat dilihat dari pengertian di atas bahwa Literasi amatlah penting karena literasi merupakan kegiatan melakukan iterpretasi, refleksi penguasaan dan apresiasi budaya, kemampuan dalam memecahkan masalah, serta kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana baik secara tertulis maupun lisan.

Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, 9 provinsi (26%) masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang (angka indeks antara 40,01-60,00); 24 provinsi (71%) masuk kategori rendah (20,01-40,00); dan 1 provinsi (3%) masuk kategori sangat rendah (0–20,00)” (Puslitjakdikbud; 2019).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar provinsi berada pada level aktivitas literasi rendah dan tidak satu pun provinsi termasuk ke dalam level aktivitas literasi tinggi dan sangat tinggi, karena itulah budaya literasi sudah saatnya ditanam sejak dini agar dapat memperkaya wawasan dan bertambah pengetahuan yang pada akhirnya akan turut membangun karakter bangsa. Menyikapi hal ini, generasi muda sejatinya mengemban peran sebagai penggerak utama gerakan literasi di wilayah pedesaan.

Pada dasarnya pemanfaatan kegiatan literasi masyarakat pedesaan sangatlah rendah, hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain:

  1. Kurangnya kesadaran individu.
    Motifasi yang kurang dari keluarga menjadi salah satu faktor rendahnya minat masyarakat terhadap literasi.
  2. Sarana dan fasilitas yang belum memadai
    Sarana dan fasilitas yang tersedia di pedesaan masih kurang, sehingga para pemuda yang sudah memiliki bakat pun akan terhalang.
  3. Keberadaan internet dan gawainya
    Di kalangan pemuda di era digital saat ini, tidak bisa dipisahkan dari internet dan gawai sebagai medianya, pemahaman dalam pemanfaatan IPTEK pada hal-hal positif masih minim. hal ini akan menjadi persoalan dan tantangan bagi kaum pemuda dalam pengembangan literasi

Pemuda membangun desa menjadi energi baru bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini sebagai nilai positif karena Indonesia memiliki jumlah usia produktif yang memadai. Data Badan Pusat statistik tahun 2019 diperoleh jumlah pemuda di Indonesia diperkirakan sekitar 64,19 juta jiwa mengisi seperempat jumlah penduduk Indonesia(24,01%). Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit. Untuk itu, perlu ada upaya serius dari berbagai kalangan untuk menyadarkan pemuda di desa sebagai agen perubahan sosial. Pemuda sebagai agen perubahan harus diarahkan kepada orientasi penguatan sumber daya manusia.

Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah Membangun Perpustakaan. Perpustakaan tersebut tidak hanya dibangun di kantor desa saja, namun juga di tempat-tempat lain tersendiri, seperti Taman Baca Masyarakat, Perpustakaan Mesjid, Perpustakaan Keliling dan sebagainya. Setelah sarana dan fasilitas tersebut ada maka dibentuklah sebuah tim dari kalangan pemuda untuk mengajak dan mempromosikan bahwa betapa pentingnya budaya literasi diterapkan di masyarakat.

Upaya menggiatkan literasi tidak hanya berasal dari kalangan pemudanya saja, dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan. Selain itu Dalam hal ini peran sekolah dan dukungan pemerintah setempat juga sangat di butuhkan untuk kelancaran mengembangkan program yang akan di jalankan. Masyarakat sipil juga turut aktif dalam berkontribusi mengenalkan literasi kepada masyarakat.

Pemuda memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai generasi penerus bangsa. Dalam Membangun Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan dibutuhkan peranan Pemuda sebagai penggerak utama gerakan literasi, disamping itu dukukungan dan kerjasama dari semua pihak seperti dukungan pemerintah setempat, sekolah dan masyarakat sipil akan sangat dibutuhkan untuk membantu memberi motivasi, kelengkapan sarana dan prasarana serta promosi kepada semua kalangan demi kelancaran program literasi yang akan dilaksanakan di Desa.

Referensi:

  • https://yoursay.suara.com/lifestyle/2019/12/18/101733/peran-pemuda-dalam-memajukan-bangsa-di-era-milenial?page=all
  • https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/peran-pemuda-dalam-pembangunan-38
  • https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ODI1MDEzOGY1OWNjZWJmZjNmZWQzMjZh&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTkvMTIvMjAvODI1MDEzOGY1OWNjZWJmZjNmZWQzMjZhL3N0YXRpc3Rpay1wZW11ZGEtaW5kb25lc2lhLTIwMTkuaHRtbA%3D%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wMS0yNCAwNjoxNTowOQ%3D%3D

BIODATA PENULIS

Nama : Ayuhani Hasibuan
TTL : Hurung Jilok, 26 Agustus 1984
Alamat : Emplasmen Kebun Sosa Desa Lubuk Bunut Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara
Pendidikan Terakhir : Diploma III Perpustakaan
Pengalaman Organisasi : Pengelola Perpustakaan Sekolah
Prestasi : 10 Besar Lomba Perpustakaan tingkat Provinsi
Email : [email protected],
Fb : Ayu Hany
IG : @ayu.hany.33

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *