Bilik Pustaka

Menghadirkan Buku Cerita sebagai Media Melek Literasi pada Anak Usia Dini di Perpustakaan Desa

Setiap individu diharapkan memiliki kemampuan literasi yang baik, sehingga mampu mengenali, menemukan dan menyelesaikan semua permasalahan kehidupan. Literasi tidak terlepas dari dunia pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal maupun nonformal. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan adanya pendidikan, kemampuan literasi masyarakat dapat selalu dikembangkan sesuai dengan usia, yakni usia pada anak usia dini, remaja, orang tua dan lansia. Kemampuan literasi ini, dapat didukung dengan adanya perpustakaan di masing-masing wilayah Desa. Berbagai macam buku sudah difasilitasi oleh perpustakaan. Namun, permasalahan atau kendala yang ada, pendidikan belum seutuhnya diterapkan di Perpustakaan Desa. Hal ini dapat dilihat ketika anak-anak usia dini yang belum dapat membaca datang ke perpustakaan, mereka hanya sebatas melihat gambar yang ada di buku tanpa adanya pendampingan untuk memahami maksud dari cerita dalam buku. Selain itu, buku-buku yang ada di perpustakan masih didominasi untuk jenjang usia tujuh tahun ke atas. Sedangkan untuk usia enam tahun ke bawah, masih belum optimal.

Melihat beberapa permasalahan atau kendala tersebut, maka bagaimanakah cara untuk mengembangkan melek literasi pada anak usia dini di perpustakaan desa?

Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pemangku kebijakan perpustakaan desa dapat melibatkan tokoh pendidikan, baik itu guru formal maupun non-formal sehingga dapat langsung mendampingi anak-anak dalam belajar di perpustakaan. Di usia PAUD pada pembelajaran puncak tema, guru dapat mengajak semua peserta didiknya untuk berkunjung di perpustakaan desa. Sesampainya di perpustakaan, guru mempersilakan semua peserta didik untuk duduk tertib. Di sinilah guru berperan dalam kegiatan melek literasi, yakni guru membacakan buku cerita untuk semua peserta didik dengan ekspresi karakter tokoh dalam cerita kemudian guru dapat meminta peserta didiknya untuk menceritakan ulang tentang cerita yang telah dibacakan melalui tanya jawab. Dari sinilah, kemampuan bahasa anak juga akan terasah;

2. Pemangku kebijakan perpustakaan desa dapat mengoptimalkan koleksi buku untuk anak usia dini, yakni anak usia enam tahun ke bawah. Dengan adanya koleksi buku yang optimal, maka anak-anak dapat memiliki kesempatan untuk memilih buku sesuai dengan yang diinginkan.

Literasi sangat penting untuk mulai dikenalkan sejak usia dini sehingga harapannya anak akan terbiasa membaca tanpa adanya paksaan dari luar, mampu menciptakan ide dan gagasan, mencari permasalahan, mencari solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan kehidupan (life skill) serta dapat mengomunikasikannya dengan baik. Oleh karena itu, menghadirkan buku cerita sangat tepat untuk dijadikan media melek literasi pada anak usia dini di perpustakaan desa.

Referensi:

  • Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003;
  • Tulisan esai merupakan ide atau pendapat pribadi penulis.

Biodata penulis

Nama : aditya ari wijayanti, s. Pd.
Ttl : Kulon Progo, 23 februari 1986
Domisili : Trimulyo rt.09/ rw.04, Sogan, Wates, Kulon progo, d. I. Yogyakarta
Pendidikan : S1
Profesi : Guru Daud
Nomor Hp : 0813 2865 1715

Pengalaman Organisasi:

  1. Ketua lembaga paud kb surya gemilang;
  2. Sekretaris 1 gugus paud ix kapanewon wates, kulon progo periode 2020-2024;
  3. Sekretaris 1 himpaudi kapanewon wates, kulon progo periode 2020-2024;
  4. Sie kurikulum paud pkg kapanewon wates, kulon progo periode 2020-2024;
  5. Sie organisasi himpaudi kabupaten kulon progo periode 2020-2024.

Karya/ prestasi:

  1. Juara 3 karya tulis ilmiah tingkat provinsi pada tahun 2013;
  2. Juara 2 karya nyata tingkat kabupaten bidang pendidikan pada tahun 2017;
  3. Juara 3 karya nyata tingkat kabbupaten bidang pendidikan pada tahun 2018.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *