Pejuang Literasi

Perempuan Berdaya

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujaadilah:11)

Pendidikan merupakan bagian utama dalam membangun generasi emas suatu bangsa. Literasi juga tak luput dari pandangan. Karena juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kecerdasan generasi bangsa dan membangun peradaban sebuah bangsa.

Di Indonesia sendiri, minat literasi masih tergolong rendah. Untuk itu kenapa persoalan akan literasi di Indonesia kini menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Padahal, literasi tak luput menjadi sorotan di tengah kalangan masyarakat. Dan tentunya literasi tak akan pernah lepas dari peradaban kehidupan, karena mencerdaskan kehidupan secara lahiriyah dan batiniyah. Dengan adanya wawasan yang luas serta diiringi dengan akhlak yang baik diharapkan akan mampu meningkatkan kesadaran berpartisipasi di dalam aspek kehidupan terutama dalam membangun bangsa tentunya.

Sebagaimana hakikat sebuah ilmu menjadikan manusia memiliki kesadaran beretika (akhlak), itulah literasi berkeadaban.

Sebagai sarana pendidikan, rumah baca atau kegiatan literasi apapun mampu menjadi sosok pendamping dari sebuah perpustakaan di sekolah bahkan mewakili pemerintah yang memang mempunyai visi serta misi yang sama dalam mewujudkan tujuan pendidikan yakni mencerdaskan generasi bangsa. Sedangkan peranan ujung tombak utama dengan julukan generasi penerus bangsa ini masih memiliki minat baca yang rendah, Pelajar. Malas membaca, malas belajar, dan lain sebagainya.

Sekarang dengan perkembangan zaman yang semakin modern juga semakin terpengaruhnya dengan campur aduk arus globalisasi, banyak pemuda dan pemudi lalai akan kewajiban dirinya sebagai penerus bangsa bahkan agama. Terlihat berbagai hal positif bahkan lebih banyak menukik ke dalam sesuatu negatif yang akhir-akhir ini kerap bermunculan di media sosial.

Pelajar yang seharusnya menjadi salah satu kekuatan sosial yang memiliki peran strategis dalam pemberdayaan masyarakat, terutama dalam membangun masyarakat yang berwawasan, berilmu pengetahuan dan bermoral, malah terkalahkan dengan arus globalisasi yang tak diterima dengan baik oleh seorang pelajar. Bukan menjadikannya sebagai sarana utama dalam membangun sebuah peradaban baru yang lebih baik. Namun, bukan hanya pelajar saja yang mempunyai peranan penting. Tetapi aspek dari masyarakat pun masih harus ikut untuk campur tangan. Karena pun arus globalisasi juga tak lepas dari masyarakat.
Di desa pinggiran kota, bahkan di desa pesisir, anak-anak lebih memilih bermain dibandingkan belajar atau membaca buku.

Pada era sekarang, perkembangan ilmu pengetahuan bersifat dinamis, maka wajib bagi setiap umat manusia untuk mengikuti setiap perkembangannya agar pola pikir mereka senantiasa selaras dengan perkembangan peradaban itu sendiri. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai media di antaranya televisi, radio, koran, majalah dan tentu saja buku. Dengan pengetahuan diharapkan masyarakat menjadi lebih mudah beradaptasi dalam kehidupan saat ini yang semakin berkembang pesat.

Nah, di sinilah perlu adanya role model di tengah masyarakat untuk lebih peka terhadap apa pentingnya literasi bagi kehidupan. Dalam hal ini, harus ada penanganan secara dini guna menjadi sebuah alternatif untuk menangani hal tersebut. Di tengah-tengah pemikiran masyarakat yang memang masih pasif akan hal menggelorakan semangat literasi, berdirilah Omah Moco Kalijogo Demak yang diharapkan mampu menjembatani masalah masyarakat dalam upaya meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai media belajar generasi muda. Dan dengan budaya membaca, wawasan yang luas serta dipadukan dengan kesadaran beretika. Mampu menjadikan masyarakat lebih beradab.

Omah Moco yang memang baru dirintis dalam kurun satu tahun di Kabupaten Demak ini sudah memiliki efek tersendiri bagi kalangan aktivis. Entah itu dalam konteks kepelajaran, kepemudaan ataupun kebencanaan. OMK, sapaan akrabnya, telah dirangkul oleh orang-orang yang mengaku dirinya pegiat bahkan ingin menjadi pemerhati untuk literasi.

Adem ayemnya Kabupaten Demak dalam hal literasi menjadikan masyarakat minim pengetahuan akan pentingnya literasi. Padahal, Kabupaten Demak sudah menobatkan dirinya sebagai Kabupaten Literasi pada tahun 2016. Mengukukuhkan dirinya sebagai Kabupaten Literasi tak membuat literasi dikenal oleh masyarakat Demak.

Sebelum OMK ini dibentuk pun sudah ada beberapa TBM yang berdiri bahkan sudah ada PKBM yang didukung oleh Dindikbud setempat.
Tapi meskipun begitu dengan hanya membuka tempat baca yang dalam tanda kutipnya hanya di tempat milik pribadi, membuat daerah sekitar masih belum melek akan literasi. Jadi mau tidak mau penulis sendiri mengakui bahwa masyarakat Demak masih banyak yang tidak tahu menahu.
OMK hadir di Demak dengan programnya yang memang dari awal diharapkan mampu mengawal masyarakat untuk lebih melek literasi bahkan OMK juga sekaligus menghadirkan relawan sebagai tutor dalam giat literasi karena persegmen literasi OMK menghadirkan beberapa kegiatan. Yang meliputi, Reading, Learning, Singing, Storytelling/ Read Aloud, dan juga Gaming.

Mega William Sari, seorang perempuan kelahiran tanah jawa yang lebih tepatnya berdomisili di Desa Surodadi RT. 02 RW. 02 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak menggawangi berdirinya Omah Moco Kalijogo, mempunyai segudang pengharapan yang memang diharapkan mampu menjembatani masyarakat atau bahkan bisa dikatakan menjadi wakil dari program pemerintahan tentang Perbup No. 17 Tahun 2018.

Menggawangi OMK sebagai seorang Founder menjadikan ia lebih berpikir lebih keras dari yang seharusnya. Siap menjadi ujung tombak dan juga sebagai ujung tombok.

OMK ini selain mempunyai konsep seperti perpustakaan keliling yang memang ingin lebih dekat menyapa masyarakat, mengajarkan, memberikan pengalaman yang memang mungkin masyarakat terkhususnya pelajar belum mendapatkan dari tempat yang semestinya (sekolah). OMK juga mempunyai program Safari Book di mana setiap minggunya OMK akan men-dropping sejumlah buku ke beberapa Desa Binaan Literasi dari OMK, meskipun OMK sendiri masih terbatas dalam jumlah buku bacaan. Tapi karena niat dan tekad serta dukungan dari temen-temen relawan OMK Safari Book ini sudah berjalan 4 bulan.

Safari Book OMK ini diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi desa yang memang masih tertinggal akan pentingnya literasi. Apalagi diera sekarang, pandemi. membuat beberapa sekolah tutup dan hanya dibuka beberapa hari dalam seminggu. Tak ayal menjadikan anak-anak tertinggal pelajaran.
Melihat hal tersebut OMK lebih cepat membuat gerakan aksi di setiap pekannya. Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa kenapa hal seperti ini yang lebih memperhatikan adalah OMK yang mana tidak dari unsur guru/sekolah. Memang dalam giat aksi lapak OMK memang terlihat sepele namun perjuangan/ proses yang dilalui sangatlah panjang. Dimulai dari cek lokasi, perijinan hingga aksi buka lapaknya.

Bagi seorang Mega William Sari jadi perempuan itu harus memberikan energi positif, menjadi pemberdaya bagi masyarakat bukan malah sebaliknya, memperdaya masyarakat. Mengajarkan bahwa literasi ini mampu membentuk peradaban kehidupan yang jauh lebih baik. Karena sekali lagi menjadi manusia yang memang meiliki wawasan atau pandangan yang luas serta diiringi dengan akhlak yang baik akan menularkan sisi positif dan malah secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk berpikir lebih berkemajuan.

Pepatah jawa mengatkan Ajining diri teko lathi, ajining rogo soko busono. Yang memiliki arti Harga diri seseorang dari lidahnya (omongannya), dan harga diri badan dari pakaian. Untuk itu kenapa OMK ingin selalu mendampingi masyarakat adalah untuk menanamkan pentingnya literasi berkeadaban.
Dilihat dari pola hidup lingkungan dimasyarakat, pola pembelajaran atau sesuatu yang didapat dari orang luar bahkan dari keluarga sekarang tak mampu menjadi jaminan bahwa yang diajarkan ke anak-anak adalah hal yang positif. Apalagi mindset anak-anak itu satu, mengikuti.

Meskipun OMK ini terbilang masih berumur jagung tapi giatnya sudah hampir 85% dirasakan kehadirannya oleh masyarakat Demak. Namun tetap saja, masih ada beberapa kendala yang memang seringkali menjadi akar persoalan OMK, dimulai dari terbatasnya jumlah buku bahkan relawan yang membantu.
Dalam kurun satu tahun ini sudah banyak memberikan pelajaran penting bagi Mega William Sari sendiri ataupun para relawan bahwa mempertahankan itu lebih sulit dibanding membentuk sesuatu yang baru. Untuk itu, sebisa mungkin OMK selalu mengadakan pertemuan untuk membahas OMK ke depannya itu mau diseperti apakan ataupun membuat gebrakan agar OMK ini tidak monoton di setiap giat aksi literasinya.

Mega William Sari selalu mengatakan bahwasanya, “Aku tidak menuntut kamu untuk sempurna, tapi apa yang menjadi passion kamu maksimalkan”. Karena memang kesibukan masing-masing orang itu tak mampu disamaratakan, jadi memang harus memakhlumi akan kesibukan relawan.
Menjadi perempuan yang memperdayakan tak membuat Mega William Sari stuck untuk berhenti menebar kebaikan. Karena menjadi perempuan yang berdaya juga ingin menjadikan OMK ini sebuah ruang belajar bagi masyarakat luas. Dalam kegiatannya, OMK selalu menghadirkan sesuatu yang baru disetiap segmen giat literasinya diharapkan OMK mampu menempati ruang dibanak masyarakat yang hadir menjadi pengunjung lapaknya. Karena dengan itu, masyarakat sudah merasakan sedikit pentingnya dalam berliterasi.

Menjadi perempuan berdaya di setiap saat mengajarkan bahwa sesungguhnya jati diri manusia itu adalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Maka, sebisa mungkin dengan adanya OMK mampu membantu Mega dalam hal memberdayakan.

Di umurnya yang memasuki angka 20 tahun tak membuat ia berpikir harus menghabiskan masa mudanya hanya untuk kehidupan pribadi. Sebaliknya, ia malah selalu mengeksplor dirinya untuk lebih menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Lika-liku perjuangan dalam proses menggelorakan semangat giat literasi di Demak bukanlah hal yang mudah. Mengubah mindset seseorang bahkan bukan hanya satu tapi sudah termasuk memasuki wadah masyarakat yang begitu luasnya. Membuat ia menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dijembatani untuk lebih menguatkan literasi berkeadaban di Demak, karena sejatinya OMK ingin Demak ini menjadi lebih baik, lebih mengimplementasikan apa yang sudah Demak nobatkan untuk dirinya, Kabupaten Literasi.

Jika mengubah pola pikir seseorang saja susah dan membutuhkan waktu yang tidak singkat jadi jika tidak dimulai dari sekarang lantas kapan lagi?
Untuk itu, Mega William Sari dengan membawa ikut sertakan konsep dalam bingkai OMK berharap membawa masyarakat Demak ini lebih menyadari betul peranan literasi di kehidupan sekarang bahkan di kehidupan yang akan datang.

Literasi berkeadaban yang memang tak akan pernah luput dari tatanan masyarakat yang memang harus dibumikan.

Dan pula masyarakat tak perlu khawatir, karena memang sistem konsep OMK yang menyapa masyarakat secara langsung. Berkeliling di setiap Dukuh, Desa, Kecamatan se-Kabupaten Demak. Memberikan efek dan rasa simpatis yang luar biasa dari aktivis berbagai organisasi di Kabupaten Demak.

Untuk kalian, para pembaca jika kalian masih diliputi rasa penasaran yang begitu hebatnya akan OMK atau bahakn perempuan yang berdaya dari Kabupaten Demak. Silahkan datang, dan kunjungi OMK disetiap giat aksi lapak baca buku gratisnya di seluruh sisi tempat Kabupaten Demak dengan melihat jadwal yang di-share melalui paltform sosial media OMK.

BIOGRAFI TOKOH DAN PENULIS

Nama : Mega William Sari
Alamat : Desa Surodadi Rt. 02 Rw. 02 Kec. Gajah Kab. Demak 59581
Tempat/Tanggal Lahir : Demak/ 20 Juni 2000
HP : 0838 – 3670 – 8541
E – mail : [email protected]
Instagram : Megawilliam6
Facebook : Mega Mulyana William Sari
Twitter : @Mega_William6
Blog :Mega William Sari

Motivasi : Gagal itu urusan nanti yang terpenting kita berani mencoba dan terus mencoba.
Pendidikan Terakhir : SMK Pontren Darussalam Demak

Pengalaman Organisasi :

  • Organisasi Siswa Intra Sekolah
  • Dewan Kerabat Hizbul Wathan Qobilah KH. Mas Mansoer
  • Dewan Sughli Daerah Hizbul Wathan Kwarda Demak
  • SAKA Pariwisata Kwarcab Demak
  • Remaja Masjid Agung Demak
  • Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Demak
  • Muhammadiyah Disaster Management Centre
  • Forum Demak Hijau
  • DPK KNPI Kecamatan Gajah
  • DPD KNPI Kab. Demak
  • Karang Taruna Kecamatan Gajah
  • MRI – ACT Demak
  • Relawan Covid – 19 Jawa Tengah
  • Komunitas Omah Moco Kalijogo
  • Komunitas 1001 Buku

Related Posts

2 thoughts on “Perempuan Berdaya

  1. hardita pangestuti berkata:

    Assalamualaikum Wr wb,

    mohon doanya saudara/i ku, alhamdulillah dita sedang berikhtiar ikut lomba menulis tentang literasi, dita mengirimkan 2 naskah, tentang biografi saya sendiri di TBM Pustaka Mafaza Demak & juga menulis biografi mba dian nafi penulis asli dari Demak kota wali.
    Tak lupa dukungan kepada dek mega william sari dari TBM Omah Moco Kalijaga , sesam pejuang literasi dari Demak, mohon doanya saudara/i ku, semoga menang, Insyaallah hasil karyanya akan dibukukan antalogi tentang kisah pejuang literasi yang diadakan oleh Perpusdes, PT Tirta buana media & cv lokajaya media, mohon bantuannya like & commentar dipostingan lomba perpusdesny ya, terimakasih banyak,

    Bismillah Bersama mendukung Demak Melek Literasi.

    Wassalamualaikum wr wb

    1. Tirta Buana Media berkata:

      Terimakasih kak atas komentarnya. Semoga literasi kita semakin maju terus. Salam sukses selalu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *