Pejuang Literasi

Srikandi Literasi Desa Tertinggal

Tahun 1997, setelah menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus Semarang, Raden Roro Hendarti atau biasa dipanggil Roro memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Desa Muntang, tempat kelahiran dan tempat Roro dibesarkan selama ini, yang terletak 7 km dari pusat kota Kabupaten Purbalingga, 7 km dari pusat Kecamatan Kemangkon, serta terletak di tepian sungai Klawing, salah satu sungai besar yang membelah Kabupaten Purbalingga. Sejak tahun 1980, Desa Muntang masuk ke dalam kategori desa tertinggal, dengan pendapatan penduduknya yang rendah. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani, dengan kondisi lahan pertanian yang tadah hujan dan daerah langganan banjir. Satu tahun minimal hanya bisa panen satu kali, bila kondisi memungkinkan bisa 2 kali panen.

Roro menikah dengan Agustinus Suryanto pada tahun 1998, dikaruniai seorang Putra pada tahun 1999 dan seorang Putri yang lahir pada tahun 2005. Keprihatinan muncul di hati Roro, di kala mengantarkan putranya sekolah TK, banyak warga yang tidak bisa menyekolahkan putra-putrinya karena keterbatasan dana. Padahal usia balita atau usia dini adalah masa keemasan, yang harus diasah dan dibekali dengan pengetahuan yang baik. Kondisi sosial masyarakat juga kurang mendukung, banyak anak-anak muda yang pesta Miras di pinggir jalan dan masyarakat yang bermain judi di pinggir jalan. Narkoba juga sudah mulai dikonsumsi beberapa pemudanya. Masyarakat tidak mempunyai kegiatan yang positif, yang bisa mengembangkan kemampuan dirinya dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Pendidikan belum dirasa penting bagi sebagian masyarakat, buku menjadi barang langka yang susah ditemukan. Pertanyaan muncul di hati Roro, bisakah Roro mendidik putra-putrinya dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang seperti ini?

Langkah petama diambil Roro, di tahun 2007 yaitu bermusyawarah dengan Ketua TP PKK Desa Muntang (Ny. Nur Mujahidin) dan Kepala Desa Muntang tahun 2003 sampai 2013 (Mujahidin), Roro mendirikan PAUD KB (Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok Bermain) dengan nama Permata Hati dan memindahkan Pojok Baca yang mati suri di Bale Desa ke pendopo rumah pribadi Roro.

Ternyata bukan hal mudah untuk memulainya, tantangan langsung diterima, Roro diminta untuk membubarkan PAUD yang didirikan karena dianggap menjadi saingan Pendidikan Anak Usia Dini lainnya yang sudah terlebih dahulu berdiri. Cover buku lama yang masih sederhana belum bisa menarik minat baca ibu-ibu yang mengantar putra-putrinya belajar dan bermain di PAUD Permata Hati Muntang. Roro tidak patah semangat, PAUD yang didirikan dengan modal pribadi, gratis bagi masyarakat, biaya operasional dari saku pribadi tanpa ada honor untuk Roro dan dua orang lagi sebagai tutornya tetap berjalan, sampai mendapatkan bantuan dana untuk membangun gedung dari dana aspirasi dewan Provinsi Jawa Tengah. Akhirnya di tahun 2009 PAUD Permata Hati bisa menempati gedung baru yang sederhana, pindah dari pendopo rumah Roro.

Setelah PAUD pindah ke gedung baru, Roro mulai menata Perpustakaan Pelita, di tahun 2011 perpustakaan mendapat bantuan buku sebanyak 70 buah dan sebuah rak dua muka dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Purbalinggga dan di tahun 2011 itu pula Roro diterima bekerja sebagai Perangkat Desa Muntang Kasi Pelayanan. Sedangkan pada tahun 2012 mendapat program 1000 Buku dari Perpusda Provinsi Jawa Tengah. Roro mendapatkan bantuan 1000 buku, dua buah rak satu muka dan pelatihan menjadi pustakawan di Semarang selama 4 hari. Tantangan baru Roro terima, bagaimana 1000 buku yang diterima bisa dibaca masyarakat dan bagaimana masyarakat tahu di perpustakaan Pelita ada buku-buku bagus.

Akhirnya Roro membuat program baru, bagi yang mau datang ke perpustakaan akan diberi hadiah setelah 10 kali berkunjung, 20 kali terus sampai 100 kali datang. Setelah 100 kali datang, hadiah akan diberikan kepada mereka yang telah 10 kali meminjam buku, 20 kali terus sampai 100 kali meminjam buku, tentu hadiahnya berbeda-beda, dilanjutkan dengan doorprize bagi mereka yang aktif berkunjung ke perpustakaan dan akan dikocok setiap minggunya. Program ini sangat membantu untuk meningkatkan layanan Perpustakaan Pelita, sehingga di tahun 2013 bisa meraih Juara 1 Pengelolaan Perpustakaan Desa Tingkat Kabupaten Purbalingga. Sungguh prestasi yang luar biasa, semua dilakukan sendiri dengan modal sendiri telah membuahkan hasil nyata.

Kesempatan mengembangkan perpustakaan semakin terbuka lebar, di tahun 2014, Pelita bisa masuk nominasi 6 besar dan mendapatkan Juara ke-5 Lomba Pengelolaan Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Prestasi dan penghargaan ini sangat membanggakan, walaupun belum bisa masuk 3 besar. Keterbatasan yang ada menjadi penghalangnya. Perpustakaan Pelita belum memiliki Gedung sendiri, masih berada di rumah pribadi Roro, dana operasional dari desa belum ada masih dari dana pribadi Roro, gedung perpustakaan dianggap tidak aman karena masih pendopo terbuka.

Catatan ini Roro terima dengan legowo, karena memang begitu keadaannya, tetapi tidak menjadikan Roro patah semangat.

Memasuki tahun 2015 sampai awal 2016 adalah masa suram bagi perjuangan Roro, di mana pengunjung perpustakaan menurun drastis. Hal ini dikarenakan mulai masuknya peralatan elektronik canggih untuk komunikasi yaitu Handphone (HP).

Roro di tahun 2014 juga telah merintis Bank Sampah yang diberi nama “Sampah Sahabatku”, dan pada tahun 2015 memperoleh bantuan satu unit motor roda 3 untuk menarik sampah dari Badan Lingkungan Hidup pada tahun itu, atau Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga saat ini.

Bagaimana cara untuk mengatasi masalah menurunnya kunjungan ke perpustakaan? Roro punya solusinya. Awalnya ada perasaan cemas, takut, ragu berkecamuk dalam dada, ketika akan memulai program ini. Apa Program yang akan di lakukan Roro? Programnya yaitu, Roro akan menarik sampah dengan roda 3 sambil membawa buku perpustakaan keliling kampung. Sederhana saja programnya, bagaimana melaksanakannya? Roro mulai dari Posyandu Balita Widodo 1, sambil menyelam minum air, sekali dayung, 2-3 pulau terlampaui. Selaku Aparat Pemdes Roro bertugas di bidang kesehatan dengan memantau jalannya Posyandu, sebagai kader kesehatan juga bertugas di posyandu. Selaku direktur bank sampah, harus mensosialisasikan pemilahan dan pengolahan sampah serta menarik sampah dan sebagai kepala perpustakaan harus meningkatkan layanan perpustakaannya. Alhamdulilah kehadiran Roro di Posyandu 1 dengan membawa roda 3 dan buku-buku bacaan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Masyarakat sangat berterima kasih karena dibawakan buku, selama ini mereka ingin membaca buku tetapi tidak ada waktu untuk ke perpustakaan.

Sambutan hangat masyarakat menjadi pemicu semangat Roro untuk terus bergerak. Tahun 2017, Akhmad Sirojudin selaku Staf Perpustakaan Kabupaten Purbalingga memberikan nama baru untuk kegiatan Roro menjadi “Limbah Pustaka”. Limbah Pustaka yang didirikan oleh Roro memadukan atau mengkolaborasikan kegiatan peduli lingkungan dan literasi . Hal yang selama ini dianggap tidak mungkin, ternyata bisa dilakukan.

Dalam perjalanannya, Limbah Pustaka banyak mendapat tantangan, halangan dan rintangan. Sebagian masyarakat ada yang tidak peduli, teman-teman sekantor juga tidak peduli, Pemdes dan lembaga juga tidak peduli. Cacian, makian, fitnah dan intimidasi Roro terima selama menjalankan Limbah Pustaka. Tetap sabar, dan terus melangkah itu yang Roro lakukan.

Langkah Roro dengan Limbah Pustaka semakin cepat, sayap terkembang semakin lebar, gerakannya semakin gesit. Roro dengan Limbah Pustaka-nya kelling kampung, ke sekolah-sekolah, pertemuan PKK, Dasawisma, RT, RW, Ngalapak di GOR Goentur Daryono Purbalingga, hingga ke desa, kecamatan dan kabupaten tetangga.

Prestasi demi Prestasi diperoleh Roro, dari tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Nasional. Tamu yang studi banding silih berganti hadir di Limbah Pustaka. Mahasiswa dan pelajar mengadakan penelitian, tugas sekolah, pelatihan kerajinan, sosialisasi pilah dan olah sampah serta tugas akhir skripsi di Limbah Pustaka. Permintaan sebagai narasumber diterima Roro dari berbagai pihak, baik itu instansi pemerintah, swasta, sekolah, kelompok masyarakat di dalam kota maupun luar kota. Roro bisa menjadi narasumber untuk pengelolaan literasi dan lingkungan di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Peserta pelatihan bisa hadir langsung di Limbah Pustaka atau Roro yang hadir memenuhi undangan di tempat yang sudah ditentukan. Bisa berbagi Ilmu, berbagi pengalaman, bertukar cerita sangat menyenangkan bagi Roro, karena semakin banyak teman yang akan peduli lingkungan dan literasi, dan nantinya akan semakin banyak masyarakat yang peduli lingkungan dan meningkatkan minat baca masyarakat.

Roro tak pernah menghitung untung dan rugi yang akan diperolehnya dengan mengelola Limbah Pustaka. Keikhlasan, ketulusan hati, tekad yang kuat dan semangat juang yang tinggi, meringankan langkah kakinya untuk meneruskan cita-cita mulia. Mencerdaskan masyarakat, mengurangi kenakalan remaja, memerangi penyakit masyarakat, meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat serta menyelamatkan generasi penerus bangsa dari hal-hal yang tidak baik adalah tujuan utamanya. Walaupun harus tertatih-tatih, menahan sakit dan perih, Roro terus bergerak. Kerikil tajam, jalan berliku, jurang yang dalam bisa dilewati dengan keyakinan, “jangan pernah takut bila kita yakin apa yang kita lakukan benar”. Allah akan meridhoi, memudahkan dan melancarkan jalan kita. Jangan takut miskin dengan memberi dan bersodakoh. Sodakoh itu tidak harus materi, tapi tenaga, pikiran, kemampuan, ilmu juga bisa.

Kini penghargaan sebagai Penggiat Lingkungan Kabupaten Purbalingga Roro terima dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada tahun 2018, dan pada tahun berikutnya mendapat penghargaan sebagai Penggiat Literasi Kabupaten Purbalingga juga dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga tahun 2019.

Masyarakat semakin sadar akan pentingnya pendidikan. Tidak ada lagi yang bermain judi dan pesta Miras di pinggir jalan. Semakin banyak masyarakat yang peduli lingkungan, gemar membaca, sampai balitanya pun sudah melek buku. Begitu Limbah Pustaka datang langsung diserbu masyarakat untuk setor sampah dan pinjam buku. Hilang letih dan lelah Roro melihat pemandaangan yang menyenangkan dan membahagiakan. Masyarakat yang haus akan ilmu pengetahuan bisa terobati dengan buku-buku yang dibawanya, dengan ilmu yang dimilikinya dan dengan semangat tinggi yang siap ditularkannya.

Virus peduli lingkungan dan literasi sudah mulai menyebar, menumbuhkan masyarakat yang akan peduli terhadap lingkungan dan literasi. Roro juga sudah bekerjasama dengan beberapa Universitas baik negri maupun swasta untuk membantu mengembangkan UMKM (Usaha Mikri, Kecil dan Menengah), agar perekonomian masyarakat semakin meningkat.

Desa Muntang yang dulunya desa tertinggal, sekarang IDM (Indek Desa Membangun)-nya sudah maju dan berdasarkan Evaluasi Perkembangan Desa Kelurahan sudah termasuk Desa Cepat Berkembang. Perekonomian mulai menggeliat, pendidikan meningkat dan lapangan kerja terbuka.

Roro sadar sepenuhnya, apa yang dicapainya belum apa-apa, ini baru langkah awal menuju keberhasilan yang didambakan semua masyarakat. Prestasi yang telah diperoleh, menjadi modal untuk terus melangkah, pengalaman yang menyedihkan dijadikan guru yang paling baik untuk bisa bergerak lebih baik lagi.

Mempertahankan suatu prestasi adalah perjuangan yang berat, dan menjaga amanah para donatur yang sudah membantu selama ini adalah tugas yang harus terus dijaga. Perjuangan ini masih harus dilanjutkan dengan penuh semangat.

BIOGRAFI TOKOH CERITA DAN PENULIS

Nama : Raden Roro Hendarti
Tempat & Tgl Lahir : Purbalingga / 06 Oktober 1973
Domisili : Rt. 08, Rw. 03, Desa Muntang, Kec. Kemangkon, Kab. Purbalingga.
Pendidikan Terakhir : S1

Pengalaman Organisasi :

  • Anggota BPD Desa Muntang 2011
  • Sekretaris TP PKK Desa Muntang 2020
  • Sekretaris TP PKK Kec, Kemangkon 2011
  • Direktur Bank Sampah Sampah Sahabatku Desa Muntang 2014 s/d sekarang
  • Kepala Limbah Pstaka 2007 s/d sekarang

Prestasi/Karya :

  • Juara Penyuluhan Kader Kab. Purbalingga 2016
  • Juara Keroncong Harapan 1 Kab. Purbalingga
  • Juara Lomba Nyanyi harapan 1 ASN Kab. Purbalingga 2018
  • Juara 2 Lomba nyanyi duet ASN Kab. Purbalingga 2019
  • Juara 2 Lomba Bank Sampah tahun 2019
  • Juara 1 Pengelolaan Perpusdes Kab. Purbalingga 2013
  • Juara 3 Pengelolaan Perpusdes Kab. Purbalingga 2017
  • Juara 5 Lomba Pengelolaan Perpusdes Prov Jateng 2014
  • Perpustakaan Terbaik dan Best Of The Best Perpuseru Award 2017
  • Perpustakaan Terbaik Perpuseru Award 2018
  • Best Of The Best Perpuseru Award 2018
  • Juara 2 GRCC ( Gramedia Reading Competition Comuniti ) 2018 Regional Jateng dan DIY
  • Juara 1 Keluarga Harmonis Kab. Purbalingga 2013
  • Juara 3 Keluarga Harmonis Prov Jateng 2013
  • Juara 1 KB Lestari 10 tahun
  • Juara 1 PIK RM Kab Purbalingga 2016
  • Juara 2 UPPKS Kab. Purbalingga 2016
  • Juara 2 Lomba Fotografi Tingkat Nasional Piala Bang Zaki DPD Partai Golkar DKI 2020
  • Masuk 10 besar pemenang Kisah Inspiratif Perpusdes.id 2020

WA : 0815 1321 4364
E-Mail : [email protected]
FB : Roro Hendarti
IG : roro_limbahpusta

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *