Bilik Pustaka

SUBADES (Sudut Baca Desa): Upaya Meningkatkan Kegiatan Literasi Masyarakat Pedesaan melalui Perpustakaan sebagai Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa

Informasi dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Cara mendapatkan informasi dapat melalui berbagai cara. Salah satunya yaitu literasi yang sering dikaitkan dengan kegiatan membaca dan menulis. Dalam meningkatkan pengetahuan, sangat penting untuk menanamkan minat baca. Definisi minat baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Sayangnya, minat baca masyarakat di Indonesia tergolong rendah. Dari data UNESCO, hanya 0,001% orang yang suka membaca. Berada satu tingkat di atas Bostwana, menjadi urutan kedua dari bawah, membuat budaya literasi di Indonesia sangat memprihatinkan.

Minat baca seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Seperti yang diketahui, bahwa faktor internal berasal dari diri masing-masing individu seperti pembawaan atau bakat, keadaan kesehatan, keadaan jiwa, serta kebiasaan. Faktor eksternal yang pertama yaitu faktor lingkungan. Jika seseorang hidup dalam lingkungan yang gemar membaca, maka akan sejalan dengan minat baca yang dimiliki. Sebaliknya, jika dalam lingkungan tersebut tidak pernah ada kegiatan membaca, maka bisa dipastikan kegiatan literasi tidak akan berjalan. Faktor eksternal kedua yakni buku atau bahan bacaan. Ketersediaan bahan bacaan di suatu daerah pun akan mempengaruhi minat baca masyarakat di daerah tersebut. Kedua faktor ini, baik internal dan eksternal saling berkesinambungan. Meskipun seorang individu terlahir tidak gemar membaca, namun jika tinggal di lingkungan dengan kegiatan literasi yang tinggi dan disertai dengan penyediaan buku atau bahan bacaan yang lengkap, serta keadaan kesehatan maupun jiwanya sehat, maka bukan tidak mungkin akan menumbuhkan sifat gemar membaca yang akan menjadi kebiasaan.

Dari survei yang telah dilakukan pada 72 masyarakat, khususnya di daerah Jawa Timur, sebanyak 19,4% mengatakan bahwa budaya/minat baca masyarakat di daerah mereka sangat rendah, 58,3% rendah, 2,8% tinggi, dan sebanyak 19,4% tidak mengetahui minat baca masyarakat di daerahnya sendiri. Sebagian besar masyarakat pun mengatakan bahwa mereka jarang membaca buku, hanya 1-3 hari dalam seminggu di mana sebagian besar buku yang sering dibaca adalah buku jenis novel.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kegiatan literasi masyarakat khususnya di daerah pedesaan adalah dengan adanya fasilitas Perpustakaan Desa. Perpustakaan Desa merupakan sebuah lembaga layanan publik yang dikembangkan dari, oleh, untuk, dan berada di desa yang bertujuan memberikan layanan informasi serta memenuhi kebutuhan warga desa yang berkaitan dengan informasi, pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi. Dalam hal ini, perpustakaan desa merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa untuk meningkatkan dan mendukung pendidikan masyarakat pedesaan. Sayangnya, belum semua desa mempunyai perpustakaan desa, yang ada perpustakaan sekolah atau sejenisnya yang merupakan milik instansi pendidikan, sehingga hanya bisa diakses oleh warga instansi tersebut dan masyarakat umum tidak dapat mengunjungi atau merasakan fasilitasnya.

Dari 72 masyarakat berbagai daerah di Jawa Timur, sebanyak 62,5% mengatakan bahwa wilayahnya tidak mempunyai perpustakaan dan hanya 23,6% yang mengatakan bahwa di daerah tempat tinggalnya sudah menyediakan perpustakaan desa. Sisanya tidak mengetahui apakah di desanya sudah terdapat fasilitas perpustakaan atau tidak. Dari survei yang telah dilakukan tersebut, dapat dikatakan bahwa benar, salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang adalah faktor lingkungan dan bahan bacaan. Karena tak sedikit desa yang belum menyediakan layanan perpustakaan bagi warga desanya, dapat menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat di daerah tersebut.

Oleh karena itu, sangat dibutuhkan fasilitas untuk menunjang kegiatan literasi masyarakat khususnya di daerah pedesaan, baik itu berupa perpustakaan desa ataupun hal sejenis yang menyediakan bahan bacaan bagi warga. Pemerintah desa perlu mengkhususkan Anggaran Dana Desa yang dikucurkan pemerintah pusat untuk pembangunan perpustakaan. Sebagai langkah awal, SUBADES (Sudut Baca Desa) merupakan sebuah tempat bagi masyarakat desa untuk menyumbang dan meminjam buku.

Ide SUBADES ini muncul sebagai upaya memenggiatkan kegiatan literasi pada suatu desa yang belum mempunyai perpustakaan atau modal untuk membangun perpustakaan. Karena proses pembangunan perpustakaan membutuhkan waktu cukup lama, maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Dengan cara yang sangat sederhana adalah menyumbangkan buku untuk desa, minimal satu dari masing-masing kepala keluarga. Jika satu kepala keluarga menyumbangkan minimal satu buku saja, maka buku-buku yang terkumpul tersebut dapat menjadi modal awal untuk mendirikan SUBADES yang kemudian menjadi sebuah perpustakaan. Apabila belum ada lahan di desa untuk membuat perpustakaan, dapat memanfaatkan Balai Desa sebagai tempat untuk SUBADES, yang mana Balai Desa merupakan tempat yang dapat dijangkau seluruh warga desa.

Mengingat bahwa di era digital ini banyak juga masyarakat yang lebih senang membaca buku elektronik dengan alasan mudah dibawa, fleksibel, dan ringkas, dalam SUBADES juga perlu adanya akses internet gratis (Free Wi-Fi). Selain sebagai tempat untuk mendapatkan informasi, SUBADES juga dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi warga desa yang belum bekerja, namun mempunyai kemampuan untuk mengelola perpustakaan.

Untuk lebih mengembangkan kegiatan literasi di SUBADES ini, perlu adanya inovasi untuk menunjang minat baca dan tulis masyarakat. Sebagai contoh, Pemerintah desa perlu mengadakan lomba rutin setiap bulan yang berkaitan dengan literasi seperti lomba menulis cerpen, menulis puisi, membaca puisi, membuat infografis, menulis berita, dan lain-lain yang mana para pemenang dalam masing-masing lomba tersebut akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah ataupun piagam. Hal itu dapat menjadi motivasi bagi masyarakat, karena akan mendorong seseorang untuk berlatih, bekerja keras, dan antusias dalam lomba-lomba tersebut agar mendapatkan penghargaan. Secara tidak langsung, kegiatan lomba itu merangsang dan mendorong seseorang untuk giat membaca dan gemar menulis. Dari kegiatan tersebut, minat baca masyarakat di suatu daerah akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Koordinasi antara pemerintah dengan para tokoh masyarakat pun diperlukan untuk menyukseskan pembangunan perpustakaan, utamanya bagi pemuda yang mempunyai semangat tinggi. Sebagai generasi muda, sangat penting untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam menggiatkan literasi masyarakat. Dengan adanya SUBADES, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun perpustakaan desa yang bertujuan meningkatkan minat baca masyarakat di pedesaan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat desa.

Daftar Pustaka:

  • Idris, Meity, H. & Izul Ramdani. 2015. Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini. Jakarta Timur: Redaksi Umar.
  • Saepudin, Encang. 2015. Tingkat Budaya Membaca Masyarakat. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan. Vol. 3. No. 2.
  • Sutarno, NS. 2008. Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Jala.
  • www.kominfo.go.id/: Teknologi Masyarakat Indonesia (Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos). 

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Ulfah Maisaroh atau akrab dipanggil Ulfah adalah salah satu mahasiswi S1 Statistika di Universitas Brawijaya. Lahir di Lumajang pada 25 Maret 2001. Saat ini menetap di Lumajang bersama keluarga. Sebelumnya telah menempuh pendidikan di SMAN 1 Yosowilangun.

Pengalaman berorganisasi: Menjadi anggota Majelis Perwakilan Kelas (MPK) periode 2016/2017, 2017/2018, 2018/2019. Pernah menjadi Wakil Bendahara REMAS (Remaja Masjid) Al-Amin SMAN 1 Yosowilangun periode 2017/2018. Mulai aktif dalam ekstrakulikuler Jurnalistik di sekolahnya saat duduk di bangku kelas 11, kemudian dilanjutkan mendalami dunia Jurnalistik di Perguruan Tinggi, ikut serta dalam Lembaga Pers Mahasiswa “basic” di Fakultas MIPA Universitas Brawijaya sebagai anggota divisi Humas (Hubungan Masyarakat) sejak Semester 1 (2019) dan aktif hingga sekarang. Merupakan anggota organisasi KASYMA (Keluarga Alumni SMAYO di Malang). Menjadi asisten praktikum Metode Statistika I di Program Studi Statistika Universitas Brawijaya periode 2020/2021.

Memperoleh penghargaan sebagai siswa teladan dan siswa berprestasi tingkat SMA Kelas XII Jurusan IPA SMAN 1 Yosowilangun 2018/2019. Menjadi penulis sekaligus editor dan layouter buku “Bulan Sabit” yang terbit tahun 2018 (ISBN: 978-602-5543-84-5) karya teman-teman Jurnalistiknya di SMA. Selain itu, ia juga berkontribusi menjadi penulis buku “Bukan Guru Biasa: Merdeka Berprestasi dengan Inspirasi” terbit tahun 2020 (ISBN: 978-623-7084-76-1). Berkontribusi pada beberapa buletin basic FMIPA UB yang dimuat pada laman www.kabarbasic.com. Sambil kuliah, Ulfah sempat bekerja lepas (freelance) sebagai layouter di Mahameru Press pada tahun 2020.

Whatsapp : 081230431195
E-mail : [email protected]
Facebook : Ulfah Maisaroh
Instagram : milky.maisa & ulfahmaisaa

Related Posts

8 thoughts on “SUBADES (Sudut Baca Desa): Upaya Meningkatkan Kegiatan Literasi Masyarakat Pedesaan melalui Perpustakaan sebagai Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa

  1. Fara Nuraini berkata:

    Kepala desaku wajib baca nih.

  2. Masluv berkata:

    Gagasan yang dimuat sangat bagus untuk meningkatkan minat baca masyarakat khususnya di wilayah pedesaan. Minat baca masyarakat di desa, khususnya bagi anak-anak sebenarnya masih tergolong tinggi. Namun, karena terbatasnya sarana dan prasarana akhirnya membuat mereka kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang relevan. Dengan gagasan ini, saya kira untuk meningkatkan minat baca dari masyakarakat akan semakin meningkat karena mereka dengan mudah dapat menyalurkan minat baca mereka dengan sesuka hati. Perlu kerja sama yang baik antar lapisan masyarakat agar program ini dapat terlaksana dengan baik

    1. Ulfah Maisaroh berkata:

      Wah. Makasih kak 🥰

  3. Badriatus Sholeha berkata:

    Mantab Ulfah. Semangat semangat

    1. Ulfah Maisarob berkata:

      Haiii. Makasih Temankuuu

  4. Lyza Dwi Safitri berkata:

    Kereeeen.

    1. Ulfah berkata:

      Maaciw Lyza

  5. Selena Moon berkata:

    Sangat menginspirasi. Semoga segera terealisasikan. Terutama untuk desa yang belum ada perpustakaan, supaya minat baca masyarakat meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *