Bilik Pustaka

Wajah Baru Perpustakaan Desa di Era Digital

Latar Belakang

Di era globalisasi seperti saat ini, informasi menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sosialnya. Pemanfaatan informasi sudah menjangkau seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali pada bidang perpustakaan yang saat ini penyampaiannya telah sedemikian modernnya sebagai pengaruh positif yang diberikan globalisaasi. Teknologi digital seperti saat ini, semua ranah kehidupan mulai pindah ke dunia digital mau tidak mau kita hidup berdampingan dengan teknologi, teknologi disini terdiri dari berbagai macam antara lain teknologi transportasi, teknologi pendidikan, teknologi perpustakan, dan teknologi lainnya. Teknologi di bidang perpustakaan juga berkembang seiring waktu. Penerapannya sudah banyak terjadi di perpustakaan umum dan perpustakaan besar atau perpustakaan perguruan tinggi. Untuk perpustakaan di Desa sepertinya belum banyak di terapkan mengingat persebaran tenaga kerja ataupun fasilitas memadai hanya ada di kota besar, jadi di desa sedikit tersingkirkan. Perpustakan desa juga memperlukan teknologi digital untuk pemenuhan kebutuhan pemustaka, karena semakin baik fasilitas suatu perpustakaan maka semakin mudah pula untuk pelayanannya. Teknologi untuk perpustakaan yang dimaksud seperti OPAC, WIFI, E-BOOK yang mungkin belum banyak diterapkan di perpustakaan desa . OPAC sebagai alat pencarian bahan pustaka dengan mudah, sedangkan WIFI sudah diterapkan di semua perpustakaan baik itu perpustakaan umum ataupun perpustakaan perguruan tinggi, E-BOOK juga sudah banyak diterapakan tapi mungkin untuk perpustakaan desa belum digunakan. Namun di sisi lain diperlukan kesiapan pada seluruh aspek di dalamnya guna mewujudkan visi dan misi perpustakaan yang lebih baik lagi kedepannya. Jadi sudah sepatutnya perpustakaan mulai bertahap untuk membenahi pelayanannya menuju perpustakaan di era teknologi, terlebih perpustakaan di desa yang bisa dibilang hingga saat ini kurang berkembang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat di kaji yakni (1) Perkembangan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Masyarakat, (2) Tantangan Perpustakaan Desa di Era Teknologi, (3) Bagaimana Konsep dan Perwujudan Terbaru Perpustakaan Desa.

Tujuan

Tujuan dari penulisan esay ini adalah (1) Mengetahui bagaimana perkembangan perpustakaan dalam menyediakan informasi untuk masyarakat dan pemustaka, (2) Menganalisis berbagai tantangan perpustakaan Desa di era teknologi, (3) Merumuskan konsep terbaru dan memberikan perwujudan nyata perpustakaan desa.

Perkembangan Perpustakaan Dalam Menyediakan Informasi Untuk Masyarakat Dan Pemustaka

Seiring dengan adanya perkembangan teknologi seperti saat ini perpustakaan juga mengikuti perkembangan zaman dapat dilihat dari berbagai macam perkembangan yang diberikan oleh perpustakaan seperti perkembangan pada sistem layanan dan bentuk informasi yang diberikan. Pertama dalam sistem layanan

  1. layanan sirkulasi yang mencangkup layanan peminjaman dan pengembalian buku, dengan adanya teknologi saat ini mungkin banyak perpustakaan yang sudah menggunakan self-services atau layanan pinjam dan mengembalikan buku secara mandiri.
  2. layanan referensi yang dapat ditelusuri atau di akses lewat penelusuran sumber-sumber refensi digital/ elektronik. Perkembangan kedua dalam bentuk informasi yang diberikan, dengan bantuan teknologi masa kini, perpustakaan dapat memanfaatkan website untuk mengunggah bahan pustaka agar tersedia disana yang tentu itu sangat membantu pemustaka dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan tanpa harus meminjamnya langsung di perpustakaan, jadi nanti bahan pustakanya berupa file pdf dan kalau mau meminjamnya pemustaka harus sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan di web tersebut dan ketika masa peminjamannya habis nanti bahan pustakanya harus dikembalikan sesuai waktunya yang telah ditentukan dan jika pemustaka masih ingin meminjamnya harus meminjam lagi atau memperpanjang lewat website tersebut, penerapannya seperti di ipusnas. Penerbitan bahan pustaka di e-journal jadi pengguna dapat mengakses layanan e-journal milik perpustakaan , layanan OPAC yang memadai di setiap perpustakaan untuk memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian bahan pustaka perpustakaan menghadirkan OPAC tetapi terkadang penelusuran lewat OPAC tidak membuahkan hasil, jadi diharapkan perpustakaan memberikan layanan OPAC yang memadai.

Tantangan Perpustakaan Desa di Era Teknologi

Perpustakaan hendaknya perlu bersiap sejak dini untuk mengahadapi kebiasaan modern masyarakat, seperti halnya saat ini pada era teknologi atau era digital yang mampu membuat banyak perubahan pada bidang informasi dan perpustakaan tentunya. Seakan dengan adanya kemajuan teknologi yang terus berkembang, dan diiringi oleh munculnya aplikasi atau platform seperti google, wikipedia, dan lainnya merupakan tantangan bagi perpustakaan untuk tetap bisa meningkatkan minat dan daya baca pemustakanya. Terlebih bagi perpustakaan yang terletak di desa-desa, yang masih belum berkembang dikarenakan banyak aspek yang belum terwujud. Hal tersebut tentu memberikan tantangan bagi kemajuan perpustakaannnya. Hal itu dikarenakan aplikasi-aplikasi tersebut dianggap lebih banyak memiliki koleksi dan juga lebih mudah diakses oleh para pemustaka.

Perkembangan perpustakaan digital pada era teknologi seperti sekarang adalah sebuah eksistensi pada dunia perpustakaan yang terus menerus dikembangkan agar terwujud pelayanan perpustakaan yang prima, namun pada umumnya perkembangan itu masih sangat lambat terutama pada perpustakaan yang lokasinya di desa. Tantangan yang kini dihadapi perpustakaan di era teknologi tersebut, yakni : aplikasi yang digunakan belum beroperasi secara maksimal, belum terindeks oleh google, belum dapat diketahui statistic penggunanya, karya digital hasil download dari open jurnal dan e-book disajikan dalam menu tersendiri dalam website perpustakaan dan tidak hanya diketahui pemustaka, server penyimpanannya masih terbatas, kemampuan SDM masih terbatas dan sarana pendukung yang belum memadai. (Irkhamiyati, 2017)

Dari berbagai dinamika permasalahan dan tantangan yang disebutkan itu, bagian terpenting yang perlu diprioritaskan adalah Sumber Daya Masyarakat (SDM) terlebih peningkatan kemampuan dalam bidang teknologi dan informasinya. Seperti sudah kita ketahui pengetahuan masyarakat akan pekembangan IPTEK di desa belum sepenuhnya tersebar luas hanya sebagian masyarakat yang berpendidikan saja yang benyak mengetahui perkembangan media teknologi. Dalam kegiatan untuk memajukan perpustakaan SDM merupakan fondasi utama, dikarenakan nantinya mereka para pengelola perpustakaan harus mampu membimbing penggunanya ketika mengoperasikan konten digital perpustakaan. Ini merupakan sebuah realitas di semua tempat dan organisasi bahwa lembaga tersebut tidak akan berkembang tanpa SDM yang professional, mekipun memiliki sarana dan prasarana yang memadai di dalamnya.

Merumuskan Konsep Terbaru Dan Memberikan Perwujudan Nyata Perpustakaan Desa.

Inovasi atau wajah baru yang bisa ditambahkan untuk perpustakaan desa antara lain

  1. Kemudahan akses lokasi menuju perpustakaan di desa seperti pemberian halte bus di samping perpustakaan, karena bisa saja pengunjungnya berasal dari daerah kota yang mau berkunjung ke perpustakaan desa.
  2. Kelayanan OPAC yang memadai, setiap perpustakaan sudah memiliki pelayanan OPAC tapi pelayanannya harus memadai agar memudahkan pengguna atau pemustaka dalam pencarian bahan pustaka
  3. Layanan WIFI yang mungkin belum banyak tersedia, di adakan layanan WIFI untuk memberi akses internet secara bebas dalam pencarian e-journal dan lainnya.
  4. Layanan self-service yang memberi kemudahan untuk pustakawan dan pemustaka, jadi pemustaka melakukan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka secara mandiri, yang tentunya itu meringankan kerja pustakawan di bidang sirkulasi.
  5. Perpustakaan menyediakan tempat atau sebagai tempat berkumpul warga desa, berkumpul untuk berunding atau PKK jadi perpustakaan tetap hidup. Dan itu bisa membuat warga masyarakat sekitar lebih dekat dengan perpustakaan atau istilahnya akrab.
  6. Kegiatan pengadaan bahan pustaka melibatkan peran masyarakat, sehingga pengelola perpustakaan desa mampu menyediakan apa yang masyarakat butuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka melalui masukan dan pendapat dari masyarakat itu sendiri.
  7. Mengadakan kegiatan perpustakaan keliling, dengan diadakannya kegiatan perpustakaan keliling maka akan mampu menjangkau banyak wilayah pedesaan yang mungkin memiliki akses yang kurang memadai. Sehingga masyarakat di desa terpencil tetap bisa menikmati membaca buku.
  8. Menyediakan layanan TIK yang dapat digunakan untuk pelatihan-pelatihan computer, internet dasar, dll. (9) sosialisasi perpustakaan dan pengembangan minat baca dengan melibatkan instansi lain, sehingga perpustakaan bisa dikenal luas oleh banyak instansi meskipun luar perpustakaan.
  9. Melakukan promosi perpustakaan kepada khalayak ramai dengan menggunakan berbagai macam media, seperti: pamflet, brosur, poster, baliho, video tron, hingga promosi menggunakan media sosial yang saat ini banyak digunakan. Dapat juga promosi perpustakaan dilakukan secara word of mouth (dari mulut ke mulut) sehingga masyarakat akan saling mempengaruhi satu sama lain dan membuat mereka tertarik untuk langsung datang ke perpustakaan desa tanpa rasa canggung.
  10. Baiknya perpustakaan saat ini bekerjasama dengan lembaga peduli perpustakaan, diantaranya Yayasan Coca Cola Foundation Indonesia, Permadani, Yayasan Tirto Utomo Jakarta, Geodipa Energi, dan berbagai yayasan atau lembaga lainnya.

Kesimpulan

Perkembangan zaman membuat teknologi pun ikut berkembang pesat, hal ini menjadikan perpustakaan juga mengalami banyak perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih modern dalam memberikan pelayanan untuk pemustakanya begitu pula dalam menyediakan koleksi bahan pustaka. Perpustakaan yang dahulu hanya sebuah perpustakaan konvensional kini mulai menampakkan eksistensinya dalam bentuk digital yang dapat diakses secara online melalui gawai masing-masing orang, namun tetap tidak melupakan fungsi asli perpustakaan konvensional. Namun, di sisi lain perpustakaan di desa belum seberuntung perpustakaan yang terletak di perkotaan dalam kemajuan perkembangannya di era teknologi seperti sekarang. Perpustakaan di desa cenderung banyak memiliki tantangan dalam mewujudkan perpustakaan yang lebih baik lagi di era teknologi ini. Untuk itu diperlukan berbagai inovasi untuk mendukung perpustakaan desa yang melek teknologi, selain itu sumber daya manusia perlu diperhatikan. Karena SDM memiliki peran yang utama di setiap keadaan dan kegiatan, tanpa SDM yang memadai mustahil suatu tujuan yang dicita-citakan akan tercapai meskipun itu didukung oleh sarana dan prasarana.

Daftar Pustaka

  • Agi Bahari. (2016, Maret 18). Ini Tantangan Perpustakaan di Era Digital. Retreived from Kemendikbud RI : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/03/ini-tantangan-perpustakaan-di-era-digital (diakses pada 21 Januari 2020)
  • Gardjito. 2005. Kebijakan Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi (TI). Majalah: Visi Pustaka, Vol 07, No. 2 : https://www.perpusnas.go.id/magazine-detail.php?lang=id&id=8032 (diakses pada 11 Januari 2021)
  • Noprianto, Eko. 2018. Tatangan Dalam Mewujudkan Perpustakaan Digital. Jurnal Pustakaloka, Vol 10, No. 1.
  • S Suherman. 2018. Strategi pengembangan layanan perpustakaan dalam menggunakan media sosial di perguruan tinggi. Vol. 12 No. 2, Hlm 16-17. Diakses dari http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/iqra/article/download/3979/1965
  • Ide pembuatan perpustakaan di desa dalam essay ini terinspirasi oleh perpustakaan luar negeri yaitu perpustakaan Liyuan Library Beijing, China dan Yusuhara Community Library Kochi, Jepang. Karena kedua perpustakaan ini terletak di desa yang Liyuan terletak di dekat hutan dan pegunungan jadi kalau pemustaka dari jauh ingin berkunjung kesana bisa naik bus karena di dekat perpustakaan ada halte busnya. Sedangkan Yusuhara di dekat pegunungan dan tempatnya memiliki desain modern. Link Youtube: Liayuan Library- https://www.youtube.com/watch?v=3falf8TJMFI , Yusuhara Community Library- https://www.youtube.com/watch?v=yNo7xnI-bwY
  • Dan ide lainnya adalah pendapat para penulis sendiri 

Penulis

Khoilifa Shafa’ Savira. lahir di Blitar, pada tanggal 23 Juli 2001 ia menyelesaikan pendidikan menengah atas di MAN Kota Blitar di jurusan IPS pada tahun 2019, sekarang ia sedang menempuh pendidikan S1(Sarjana) Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam di IAIN Tulungagung Semester 4 di tahun 2021.
Saat masih bersekolah di MAN Kota Blitar pernah ikut ekstrakurikuler English Club selama setengah tahun/satu semester, dan Pramuka Wajib selama 1 tahun. Dan untuk saat ini mempunyai keinginan untuk belajar bahasa jepang lewat online dari youtube, Kontak: +6285784749811

Untuk menyapa lebih lanjut hubungi lewat kontak: 085784749811, ig: @sva_hj (shen), email: [email protected]

 

Nikmatul Chusna lahir di Blitar, pada tanggal 23 Juli 2000. Ia menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA N 3 Kota Blitar di jurusan IPS pada tahun 2019, sekarang ia sedang menempuh pendidikan S1(Sarjana) Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam di IAIN Tulungagung Semester 4 di tahun 2021.
Saat masih bersekolah di SMA, ia aktif dalam organisasi rohis selama 3 tahun dan pramuka wajib selama 1 tahun. Untuk saat ini, ia aktif dalam organisasi remas di daerahnya.
Untuk menyapanya lebih lanjut hubungi lewat kontak: 083848746847, ig: @nikmatulch_ , dan juga bisa melalui email: [email protected],  Kontak: +6283848746847

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *