Bilik Pustaka

Edupark 4.0: Taman Pendidikan Desa di Era Digital

Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia kiranya telah menjadi rahasia umum baik bagi warganya sendiri maupun warga negara lain. Dilansir dari web resmi Kominfo, tertulis bahwa UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization) menyatakan minat baca Indonesia hanya 0,001%. Dengan kata lain, hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat baca tinggi. Sangat disayangkan apabila rendahnya minat baca ini terus terjadi dan dijadikan sesuatu yang dianggap lazim oleh masyarakat. Sebab rendahnya minat baca akan menjadikan kebiasaan membaca seseorang rendah, alhasil kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan kognitif seseorang tersebut rendah pula. Dengan demikian wajar saja kalau sejak diproklamirkannya kemerdekaan hingga saat ini negara Indonesia “nyaman” menyandang predikatnya sebagai negara berkembang.

Penurunan minat membaca juga berpengaruh terhadap kualitas SDM Indonesia. Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia oleh BB (UNDP) 2000, Indonesia menduduki peringkat ke-109. Menurut Nurhaidah (2016), faktor yang dapat mempengaruhi minat baca yaitu lemahnya sarana dan prasana pendidikan, kurangnya pengelolaan perpustakaan dan koleksi buku, kemajuan teknologi, dan kurangnya dukungan keluarga.

Abad 21 dikenal dengan abad pengetahuan atau sering kali disebut revolusi industri 4.0 yang mempengaruhi hampir semua bidang agar lebih maju dan berkualitas dalam segala usaha berbasis digital. Dengan kata lain di abad ini peran teknologi sangat ditonjolkan. Adapun dampak dari revolusi industri 4.0 di Indonesia antara lain terciptanya berbagai e-commerce, terlaksananya belajar mengajar daring melalui video conference, transportasi online, dompet digital, platform membaca online, dan masih banyak yang lainnya. Apabila hal-hal tersebut dapat berjalan dengan sangat baik, maka sebagai penggerak kita harus berinovasi menciptakan ide-ide cemerlang dengan tujuan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan peran teknologi yang telah memfasilitasi.

Efektivitas Edupark 4.0 dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca

Sebelumnya, saya telah melakukan survei kecil-kecilan pada beberapa teman yang merupakan mahasiswa terkait pendapat mereka tentang rendahnya minat baca masyarakat Indonesia khususnya di wilayah pedesaan dan bagaimana cara menanggulanginya. Sebagian besar dari mereka menjawab mendirikan perpustakaan desa adalah solusi yang bagus. Namun, salah seorang menjawab bahwasannya kita tidak akan bisa meningkatkan minat baca masyarakat desa di Indonesia dikarenakan rasa tidak suka dengan buku sudah menjadi budaya dan mendarah daging, sehingga mendirikan perpustakaan desa adalah hal yang sia-sia saja mengingat banyaknya perpustakaan desa yang sejak dulu didirikan tetapi hanya selang setahun dua tahun perpustakaan desa tersebut kembali sepi pengunjung hingga akhirnya ditutup. Oleh karena itu, saya berpikir bahwa Edupark 4.0 atau mengubah perpustakaan desa yang ada menjadi edupark (education park) atau taman pendidikan adalah solusi yang tepat.

Edupark 4.0 di sini merupakan perpustakaan kecil yang tidak hanya berisi buku-buku tetapi juga tersedia fasilitas menyenangkan seperti, free wifi untuk mengakses materi pelajaran dan mengerjakan tugas sekolah, menonton film edukasi di setiap hari tertentu, disediakan makanan ringan gratis di jam yang berbeda setiap harinya, serta tempat bermain gim edukasi yang tentunya memanfaatkan teknologi seperti internet dan komputer.

Edupark 4.0 harus dibangun semenarik dan semenyenangkan mungkin sebagaimana menurut Crow dalam Nurhaidah (2016) minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi oerhatian terhadap orang, sesuatu, dan aktvitas tertentu, agar anak-anak bisa datang ke Edupark 4.0 sesuai dengan keinginan hatinya yakni untuk membaca dan mencari ilmu baru yang tidak dapat mereka temukan di sekolah. Di bagian muka perpustakaan akan disediakan kotak amal yang akan diisi uang oleh anak-anak yang dananya digunakan untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan Edupark 4.0. Alasannya supaya anak-anak dapat membiasakan diri berbagi atau bersedekah di samping mengembangkan minat baca mereka, mengingat sasaran Edupark 4.0 ini adalah anak-anak usia dini dan pelajar maka hal-hal baik dalam diri harus ditanam dan dikembangkan.

Mengapa sasarannya tidak termasuk orang dewasa? Sebab pada usia dewasa, masyarakat terutama di wilayah pedesaan saat ini sebagian besar hanya berpikir bagaimana mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Selain itu, sejak kecil mereka tidak terbiasa dengan buku dan tulisan-tulisan sehingga akan sangat susah menggiring masyarakat desa untuk meningkatkan minat baca mereka. Sementara anak-anak adalah kertas putih yang masih polos dan memiliki banyak waktu luang, sehingga akan lebih mudah untuk menanamkan mindset betapa pentingnya membaca di benak mereka. Namun, bukan berarti orang dewasa tidak diperlukan dalam misi ini.

Karena fokus Edupark 4.0 adalah anak-anak, maka perlu dilakukan sosialisasi pada orang tuanya untuk ikut andil dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia sejak dini ini. Peran orang tua antara lain membiasakan diri untuk membacakan anak mereka yang duduk di bangku TK dongeng sebelum tidur, menemani anak-anak mereka membaca atau belajar, memfasilitasi anak-anak yakni membelikan buku yang diperlukan atau yang diminati anak, dan lain sebagainya. Selain itu, penting pula mengajak masyarakat sekitar bersedekah dan saling berbagi yakni melalui infaq yang akan digunakan untuk menyediakan makanan ringan setiap harinya sebagai penyemangat anak-anak dan juga untuk pembangunan Edupark 4.0 agar dapat memberikan fasilitas terbaiknya. Namun, terlepas dari dana masyarakat untuk menunjang efektivitas Edupark 4.0 ini, seluruh dana pembangunan telah tercover dari pemerintah dan para donatur. Maka dari itu anak-anak bisa membaca buku dan menikmati fasilitas Edupark 4.0 secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Pada dasarnya, minat baca tinggi pada masyarakat desa yang sedang diperjuangkan ini salah satunya bertujuan agar tidak ada lagi kesenjangan dan diskriminasi antara anak kota dan anak desa mengenai tingkat literasinya. Selain itu, minat baca yang tinggi akan meningkatkan kognitif seseorang yang menjadikan ia mampu berpikir kritis, inovatif, dan mampu bersaing dalam hal pendidikan baik dengan sesama warga Indonesia maupun warga negara asing.

Setidak-tidaknya, minat baca yang tinggi akan membuat seseorang tidak mudah dibohongi dan/atau termakan hoax seperti yang marak terjadi beberapa tahun terakhir. Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan maka kita semua harus bahu membahu bekerja sama berupaya membangun Indonesia maju dimulai dari aspek terkecil yakni kesadaran diri untuk mencedaskan anak-anak di pedesaan. Tentu peran pemerintah sangatlah penting untuk dapat mewujudkan Edupark 4.0, tidak hanya membangun secara materiil tetapi juga memeliharanya hingga meningkatnya minat baca di kalangan anak-anak pedesaan dapat terealisasikan.

Daftar Pustaka:

  • Kominfo. 2017. Teknologi Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos.
  • tersedia di kominfo.go.id/contentdetail/10862/ diakses pada 23 Januari 2021.
  • Nurhaidah. 2016. Dampak Rendahnya Minat Baca di Kalangan Mahasiswa PGSD Lampeuneurut.
  • Banda Aceh Serta Cara Meningkatkannya. Jurnal Pesona Dasar Vol. 3 No. 4.
  • Yahya, Muhammad. 2018. Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia.

BIOGRAFI PENULIS

Nurica Virdaus, lahir di Pasuruan 31 Juli 1999. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Brawijaya mengambil program studi Pendidikan Bahasa Jepang. Mahasiswi yang hobi bermain dengan kucing ini aktif organisasi di Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang dengan menjabat sebagai staff PSDM selama dua periode sejak tahun 2019. Beberapa kepanitiaan pernah ia ikuti dan yang terakhir adalah Nibunkai 2020 yang terpaksa diselenggarakan secara online karena pandemi. Ia juga pernah mendapat Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) pada tahun 2019 dan Beasiswa BAZIS UB pada tahun 2021.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *