Pejuang Literasi

Gerakan Literasi di Kota Jalur

Kota Jalur adalah sebutan kota kami, sebuah Kabupaten di Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Kuantansingingi. Perkembangan zaman terus menggerus adat dan kebiasaan masyarakat, baik dari kalangan mampu sampai kepada masyarakat menengah dan miskin, peradaban yang kian hilang dan luntur akibat pengaruh beberapa hal, mulai dari teknologi sampai pada gaya hidup yang mengikuti trend yang kekinian. Banyak hal yang tidak terpecahkan dan salah satunya adalah tentang gerakan literasi untuk menunjang kegiatan dan taraf kehidupan masyarakat yang kini mulai dihidupkan oleh komunitas-komunitas kecil yang berada di beberapa desa di Kabupaten Kuntansingingi ini.

Kata literasi di tempat kami sangatlah asing karena memang belum adanya pemberdayaan lebih lanjut walau sebagian kecil sudah adanya kegiatan yang digagas masyarakat yang peduli dengan literasi. Gagasan demi gagasan diluncurkan tapi belum mendapat perhatian khusus dari instansi terkait. Miris memang ketika kita melihat gerakan lain yang sama dapat disambut baik oleh kalangannya.

Ada banyak hal yang membuat gerakan ini tidak bergerak di antaranya adalah dukungan, perhatian dan sosialisasi kepada masyarakat lebih lanjut dan itulah yamg membuat kami tergugah untuk mendirikan sebuah taman baca di Desa Sungai Keranji yang berada di Kecamatan Singingi. Untuk taman baca ini ada beberapa komunitas dan ada juga yang berada dalam salah satu progam PKK dan program PKBM, namun mati suri karena tidak adanya sosialisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Semenjak keberadaan Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kuansing yang diresmikan pada bulan Februari 2019 tahun lalu, mulai digerakkan lagi meski berjalan pelan tapi paling tidak terlihat berjalan di beberapa desa di antaranya adalah:

  • Taman Baca Masyarakat Insani

Terletak di Desa Sungai Keranji yang digagas oleh beberapa tokoh masyarakat sampai saat ini masih bergerak secara mandiri karena belum tersentuh oleh bantuan-bantuan pemerintahan desa meski sudah memiliki SK desa dan telah berdiri selama 3 tahun. Namun sampai saat ini masih terus bergerak dan program unggulannya adalah mengadakan les gratis alias Bimbel untuk semua umur dan semua mata pelajaran menurut tingkat kesulitan anak dan gerakan inklusi sosial berupa pembudidayaan jamur tiram putih untuk membantu ekonomi keluarga.

  • Taman Baca Masyarakat Perintis Literasi

Terletak di Desa Kuantan Sako, TBM ini adalah salah satu program PKK dipelopori oleh para guru yang mencintai literasi. TBM ini berdiri hampir sama dengan TBM Insani sekitar 3 tahun lebih berjalan. TBM ini cukup mendapatkan respon, baik dari pemerintahan desanya. Walau sedikit dana yang dikucurkan tetapi rutin jadi masih bisa menjaga kestabilan kerja TBM dalam bergerak. Masyarakat di desa ini cukup bisa beradaptasi dengan keberadaan taman baca ini dan mendapat respon baik dari kalangannya dan pernah mengikuti lomba Perpustakaan Provinsi Riau dan mendapatkan Juara Harapan.

  • Taman Baca Masyarakat Cahaya Kuansing

Terletak di daerah Sentajo Raya, mungkin salah satu dari beberapa TBM yang ada di Kuansing. Ini adalah yang tertua dan tahun kemarin mewakili Kuansing lomba Perpustakaan Desa tapi belum berhasil. Buku cukup banyak di TBM ini tapi sekarang seperti mati suri karena kader-kadernya mulai menghilang satu per satu.

  • Taman Baca Samudera Ilmu

Terletak di Desa Banjar Lopak Kecamatan Benai. TBM ini masih baru berdiri tetapi yang mengelolanya langsung kepala desanya kerena begitu cintanya sang kepala desa mencintai literasi. Meski demikian masih belum bisa maksimal untuk melaksanakan gerakan ini akan tetapi kami bersama masih terus mencari solusi agar buku untuk donasi terus ada buat TBM ini.

  • Taman Baca Mawar

Taman baca ini terletak di daerah Desa Seberang Taluk yang berdiri dalam program PKBM, koleksi buku di taman baca ini cukup banyak dan bervariasi akan tertapi jarang dibuka karena tidak adanya relawan yang mau membantu untuk tetap membuka taman baca ini.

  • Taman Baca Panggon Woco

Terletak di daerah Kecamatan Logas Tanah Darat tepatnya di Desa Bumi Mulya yang dipelopori oleh seorang siswa SMA yang sekarang ini memasuki bangku kuliah semester awal. Untuk TBM ini masih dalam fase baru berdiri jadi untuk koleksi bukunya masih belum ada akan tetapi anak-anak ini sangat kreatif dalam membuat berbagai gerakan yang bisa membuat sebuah perubahan untuk desanya walaupun untuk tempat saja masih berpindah-pindah.

Itulah bagian literasi yang masih minim di Kabupaten Kuantan Singingi. Untuk keseluruhannya TBM yang ada di sini, masih banyak yang harus kami gagas agar TBM itu terus bertambah dan kami FTBM Kuansing terus membuat inovasi “Satu Desa Satu Perpustakaan”. Hal yang terus kita perbuat adalah memberikan advokasi kepada desa-desa yang belum memiliki perpustakaan desa minimal pojok baca agar masyarakat mengenal gerakan literasi dan apa saja yang terkandung di dalamnya. Ketua FTBM Kuansing selalu memberikan rancangan agar apa yang dia harapkan bisa berjalan. Termasuk membicarakan ini dengan para elit politik, anggota dewan dan para kepala desa. Memang hasil belum memadai karena sebagian dari mereka itu masih mengutamakan untuk infrastruktur, dan belum mengacu pada hal yang kami harapkan.

Perjuangan yang terus kami gulirkan di FTBM Kuansing yang dimotori oleh Ibu Nelvia Roza sebagai ketua yang tiada hentinya untuk membuat kerjasama di berbagai pihak instansi pemerintahan yang ada di kabupaten dan provinsi. Jiwa yang tidak pernah menyerah ini membuat instansi yang ada sudah mulai menganggap FTBM ada dan melakukan kerjasama di beberapa tempat, di antaranya dengan Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan, Dompet Dhuafa Riau, Balai Bahasa Riau dan Dipersip Kabupaten kuansing. Meski lambat, sang ketua berharap ini akan menjadi satu pemicu literasi akan terus berjalan di Kabupaten Kuantansingingi. Insyaa Allah.

Sebagai ketua FTBM dan penggiat literasi di Kuansing, Ibu Nelvi sangat antusias dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu dengan memasukkan dasar-dasar literasi dalam agenda kegiatan taman bacaan yaitu Literasi Finansial dengan mendirikan kelompok tani membudidayakan jamur tiram putih di Desa Sungai Keranji. Baru berjalan beberapa bulan, masuk pandemi virus Corona yang mematikan kegiatan itu karena kehabisan modal. Akan tetapi ibu ini tidak menyerah, dengan membuka kebun jahe merah yang di tanam memakai karung bekas pupuk dan sekarang pekarangannya penuh dengan sak yang ditubuhi dengan tanaman jahe merah yang memiliki modal sedikit dibanding jamur tiram. Namun kata beliau, jika pandemi ini berakhir, budidaya jamur tiram akan tetap dilanjutkan karena prospek ke depannya sangat bagus.

TBM insani juga mengadakan les gratis untuk semua kalangan terutama kalangan anak sekolah yang belum mendapatkan pelajaran maksimal dari sekolah karena semua dilakukan secara daring. TBM membuka les gratis itu dan sangat bermanfaat bagi anak-anak dan orangtua pun sangat terbantu dengan kegiatan itu. Dan Alhamdulillah, semua orangtua, guru dan masyarakat menyambut baik kegiatan tersebut yang dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga siang hari dan masih berjalan sampai saat ini. Dalam ruangan kecilnya para relawan selalu tersenyum mendapati anak-anak yang senantiasa ceria bermain sambil belajar di taman baca.

Semoga masa pandemi segra berlalu agar pendidikan bisa berjalan seperti biasanya, ada guru, bangku sekolah dan teman-teman untuk bermain. Satu hal yang diharapkan oleh ibu literasi ini agar masyarakat selalu mendukung program yang digagas oleh relawan bisa disambut baik dan menjadikan lahan bacaan sebagai penunjang dan meningkatkan SDM masyarakat dalam berbagai ilmu pengetahuan.

BIODATA PENULIS DAN TOKOH

Nama Lengkap : Viola Marsha
Tempat dan Tanggal Lahir : Solok, 2 Agustus
Domisili: Jalan Nusa indah, RT/RW 009/005, desa Sungai Keranji.
Kabupaten/Kota : Kuantan Singingi
Provinsi : Riau
NO. HP./WA : 085263024664
Instagram : Viola Marsha

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *