Bilik Pustaka

Melalui Aplikasi I-Read dengan Prinsip “Indonesia Membaca Indonesia Hebat” Siap Mewujudkan Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan

Minat baca masih menjadi salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Negara maju seperti negara Barat dan Jepang tingkat minat baca masyarakatnya sangat tinggi. Negara Indonesia tingkat minat bacanya masih sangat rendah. Menurut penelitian dari ASEAN Libraries (Anna Yulia, 2005) masyarakat sedang berkembang masih kental dengan budaya mengobrol dibandingkan dengan budaya membaca. UNESCO mencatat pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 artinya dalam 1000 orang hanya ada satu orang yang berkegiatan membaca. Menumbuhkan budaya membaca di masyarakat sangat penting, khususnya pada generasi muda. Jika tingkat minat baca rendah akan berpengaruh juga pada pendidikan.

Pendidikan adalah hal pokok yang mendasar, pendidikan juga hal penting untuk menunjang kesuksesan suatu negara. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikan yang ada, negara maju membutuhkan orang orang hebat untuk membangun suatu bangsa yang lebih berdedikasi dengan pendidikan tinggi. Pada masa ini pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak? Dibuktikan dengan banyaknya generasi milenial yang tidak mementingkan pendidikan dan lebih suka bermalas malasan. Pada tahun 2014, posisi pendidikan di Indonesia sangatlah buruk. Tidak sedikit dari masyarakat yang memahami manfaat pendidikan. Bila hal ini terjadi terus menerus maka pendidikan di Indonesia akan menjadi sorotan Dunia sebagai mutu pendidikan yang rendah dan masyarakatnya yang tidak memahami betul arti pendidikan yang sesungguhnya. Indonesia dengan lebih dari 24 juta jiwa harus mengedepankan pendidikan, agar dapat melawan perkembangan zaman.

The Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia memaparkan bahwa Indonesia menempati peringkat terakhir dalam mutu pendidikan Dunia. Sedangklan di tahun 2015 mutu pendidikan di Indonesia masih saja berada di 10 negara yang memiliki mutu pendidikan yang rendah, peringkat tersebut di dapat dari Global School Ranking. Disini dapat di lihat bahwa pendidikan di Indonesia yang kurang lebih tidak signifikan. Dari beberapa penyebab mutu pendidikan di Indonesia rendah salah satunya yaitu “ kurang minat baca ” dan tidak mengedepankan literasi yang dapat menunjang pendidikan yang lebih baik lagi. Taufiq Ismail (2008) menyatakan bahwa anak Indonesia rabun membaca dan lumpuh menulis, dan di sisi lain Sri Mulyani bahwa literasi atau minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini terjadi dikarenakan pendidikan yang begitu tidak dipandang penting.

Dapat kita lihat masyarakat Indonesia kurang mengedepankan tentang literasi. Ibarat kata dengan literasi kita dapat mengetahui isi Dunia. Sudah banyak perpustakaan desa atau taman baca di daerah pedesaan oleh penggerak literasi untuk lebih menjunjung tentang pentingnya literasi. Walaupun sudah didirikan tapi masih banyak anak remaja yang tidak memperdulikan tentang literasi. Penulis telah melakukan survei dengan menyebar angket yang berisikan pertanyaan tentang literasi kepada anak remaja di Desa Sumberejo Dusun Sumbersari Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Dari 30 anak remaja hanya 3 anak yang tidak menggenggam ponsel, berarti ada 27 anak yang menggunakan ponsel. Penulis melihat remaja menggunakan ponselnya hanya untuk bermain game.

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat membuat anak remaja tidak bisa jauh dari teknologi. Sebab teknologi sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil studi poling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh hingga 10,12 %. Data yang di ambil selama periode Maret 2019, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) survei telah melibatkan 5900 sampol dengan margin of eror. 1,28% dari total populasi sebanyak 269 juta jiwa penduduk Indinesia, ada 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8% yang sudah terhubung ke internet. Hal ini dapat kita lihat bahwa Indonesia telah menggenggam Dunia nya dengan ponsel.

Studi lain menemukan bahwa 98% dari anak anak dan remaja di survei tentang internet dan 79,5% di antaranya adalah pengguna internet. Sedangakan pada Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk yang mengakses dunia maya adalah masyarakat dengan rentang usia 15 sampai 19 tahun. Teknologi dengan perkembangan yang pesat anak anak dan remaja tidak bisa melawan kemajuan teknologi. Kita sebagai remaja yang lahir di era digital harus bisa menghadapi dampak negatif dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.

Dengan adanya permasalahan literasi di daerah pedesaan dan perkembanagn teknologi yang meningkat pesat, penulis menuangkan ide “Aplikasi I-READ “ mewujudkan kedaulatan literasi di wilayah pedesaan. I-READ merupakan aplikasi berbasis android yang diciptakan penulis untuk membangun kedaulatan literasi di wilayah pedesaan. Dengan memanfaatkan peluang pada perkembangan teknologi yang begitu pesat. Aplikasi I-READ dengan prinsip “Indonesia Membaca Indonesia Hebat” dikemas penulis dengan menggabungkan unsur sosisal media yang bertujuan untuk menarik para pengguna aplikasi.

Terdapat empat poin utama yang dimuat dalam Aplikasi I-READ : pertama fitur “Library” yang menyuguhkan kumpulan buku buku lengkap. Dalam fitur tersebut pengguna menyediakan layanan baca buku online dan offline. Untuk para pengguna yang ingin membaca buku dengan cara offline, pengguna harus download terlebih dahulu buku yang akan dibaca tersebut. Aplikasi akan memberikan “poin” otomatis untuk pengguna yang sering membaca buku. Poin tersebut natinya jika sudah mencukupi ketentuan aplikasi bisa ditukar dengan merchandise. Hal ini dibuat penulis dengan tujuan untuk meningkatkan peminat baca.

Yang ke dua adalah fitur “post” yang berarti postingan. Dalam fitur ini aplikasi akan memunculkan postingan para pengikut pengguna, berita, sponsor, dan sejenisnya yang melibatkan berbagai media informasi lain sebagai bentuk kerja sama. Pengguna aplikasi akan selalu mengetahui berbagai informasi atau berita yang sedang hangat dibicaraka publik.

Yang ke tiga adalah fitur “forum baca” dalam fitur ini terdapat “group” dan “obrolan pribadi”. Untuk “group” para pengguna aplikasi akan masuk secara otomatis dalam “group chat” di dalam tersebut akan ada pihak yang selalu memberikan motivasi untuk terus semangat membaca, dan tak lupa akan ada tambahan video video motivasi yang menarik. Untuk “obrolan pribadi” pengguna bisa bebas chatting dengan para pengikutnya.

Yang ke empat adalah fitur “akun” yang berisi tentang pengguna aplikasi. Dalam fitur ini pengguna bisa memposting berita atau apapun yang akan muncul dalam fitur “post” nantinya dan akan dilihat oleh para pengikut pengguna. Tak lupa pengguna juga dapat memposting buku atau karyanya seperti cerpen, puisi, dan sejenisnya yang nantinya juga akan muncul di fitur “Library”. Tidak hanya itu, pada halaman utama aplikasi I-READ penulis menyuguhkan fitur “story” di mana para pengguna bisa membuat dan melihat Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) story pengikutnya. Dan nantinya story akan hilang sendirinya setelah 24 jam dan masuk dalam arsip.

Pada hakikatnya kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Pengembangan teknologi informasi pesat tidak dapat dipungkiri membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan bermasyarakat. Kehadiran internet di tengah-tengah masyarakat semakin dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Menuntut tiap pengguna untuk bijaksana dalam menggunakannya. Dengan adanya masalah masalah yang muncul dalam hal rendahnya minat baca. Penulis berharap gagasan yang diberikan mampu menjadi penyelesaian atau paling tidak bisa mengurangi minat baca yang rendah. Aplikasi I-READ dengan prinsip “Indonesia Membaca Indonesia Hebat” dibuat penulis dengan tujuan mewujudkan kedaulatan literasi di wilayah pedesaan.

Daftar Pustaka:

  • Nafisah Aliyah. Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat.
  • Devaga Evita. www.kominfo.go.id
  • Agung, Bintoro. (2016). Pengguna Internet di Indonesia didominasi Anak Muda. Dari https://cnnindonesia.com/teknologi/20161024161722-185-167570/pengguna-internet-di indonesia-didominasi-anak-muda
  • 2019. Pengguna Internet di Indonesia didominasi Remaja Usia 15-19 Tahun. https://www.kabarbisnis.com/read/2891673/pengguna-internet-diindonesia-didominasi

BIODATA

Biodata Ketua
Nama : Elvira Tri Oktavia
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 20 Oktober 2004
Domisili : Ds. Kendalkemlagi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan
Pendidikan Terakhir : SMA
WA : 085851956274
E-mail : [email protected]
Ig : elpira_oktapia

Biodata Anggota
Nama : Adelia Cahaya Marita
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 03 April 2004
Domisili : Ds. Sumberjo Kec. Pucuk Kab. Lamongan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pengalaman Organisasi : Wakil Ketua OSIS SMA NEGERI 1 SUKODADI
Prestasi : Juara 3 essay competisy 2020 UINSA
WA : 081247805271
Email : [email protected]
Ig : @adelia.marita

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *