Bilik Pustaka

Membangun dan Memupuk Kesadaran Literasi Membaca Pada Masyarakat di Wilayah Perdesaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Literasi Merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi dan pengetahuan kecakapan hidup. Jenis-jenis literasi tidak saja mencakup literasi baca dan literasi tulis namun literasi baca dan literasi tulis adalah inti dari kegiatan literasi itu. Adapun jenis-jenis literasi diantaranya literasi baca, literasi tulis, literasi mendengar, literasi berhitung masih banyak lagi.

Literasi baca lebih tepatnya membaca merupakan kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) atau bisa juga merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan apa yang tertulis (KBBI jilid V). Jadi, membaca merupakan kegiatan untuk melihat dan memahami isi dari bahan tulisan baik yang diungkapkan dengan lisan atau hanya dalam hati saja.

Adapun pengertian membaca menurut beberapa ahli di antaranya:

  1. Menurut Anderson (1972:214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
  2. Menurut Tarigan (1987:7) membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
  3. Menurut Finochiaro dan Bonomo (1973 : 119) membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli diatas bisa saya simpulkan bahwa membaca adalah suatu proses memahami untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media tulis lalu memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis.

Tujuan membaca pun cukup beragam, dan beberapa tujuan membaca diantaranya ada menurut Anderson yakni:

  1. Untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh.
  2. Untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami oleh sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya
  3. Untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita.
  4. Untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan.
  5. Untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu.
  6. Untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah

Fungsi-fungsi membaca, diantaranya :

  1. Fungsi intelektual, dengan membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita.
  2. Fungsi Pemacu Kreatifitas, hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata.
  3. Fungsi Praktis, kegiatan membaca dilaksanakan untk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan.
  4. Fungsi Religius, membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  5. Fungsi Informatif, makin banyak membaca maka makin banyak informasi yang kita dapatkan dari bacaan kita itu.
  6. Fungsi Sosial, kegiatan membaca mempunyai fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring.
  7. Fungsi Pembunuh Sepi, kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu terutama disaat ada waktu luang.
  8. Fungsi Rekreatif, membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang mengasyikan.

Manfaat Membaca menurut pemahaman saya adalah:

  1. Meningkatkan daya ingat
  2. Mampu mengolah ide dan kosa kata
  3. Meningkatkan kemampuan komunikasi
  4. Memperkuat kemampuan otak

Jadi, literasi membaca merupakan kegiatan literasi yang paling inti dalam sebuah kegiatan literasi itu. Seperti saat berbicara di khalayak publik pasti membutuhkan membaca untuk dapat mengolah ide dan kosa kata yang akan dilisankan di hadapan khalayak publik itu seperti pidato. Seorang yang jago Publik Speaking sekalipun pasti memerlukan bacaan untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya, tidak hanya itu, seorang Public Speaking perlu membaca agar mampu mengolah ide dan kosa katanya. Banyak sekali manfaat membaca bagi kita namun di zaman modern yang penuh dengan kecanggihan teknologi terutama gadget atau handphone membuat orang-orang makin minim daya bacanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kemampuan mmebaca (memperkirakan langkah atau tindakan yang akan dilakukan orang lain dan sebagainya). Menurut saya, daya baca merupakan minat dari seseorang untuk mau membaca dan memahami bahan bacaan.

Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (KBBI Jilid V). Desa adalah tempat yang merupakan wilayah yang sistemnya mempunyai pemerintah daerah seperti Kepala Desa, Kepala Dusun (Kadus) atau Kepala Lingkungan, dan lain sebagainya. Desa pun dapat di bagi menjadi 3 bagian yakni ada yang namanya Desa Maju, Desa Berkembang dan Desa yang Tertinggal. Desa maju adalah desa yang memiliki sumber daya sosial dan bisa dikategorikan sebagai desa yang sudah mandiri baik dari segi sosial, ekonomi, dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup dan mampu menanggulangi kemiskinan. Sebaliknya, desa berkembang adalah desa yang memiliki potensi sumber daya dan sudah bisa mandiri baik dari segi sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan desanya, dengan kualitas hidup manusia yang masih belum memadai dan masih banyak kemiskinan yang belum mampu untuk ditanggulangi. Desa yang tertinggal merupakan desa yang masyarakatnya serta wilayah geografisnya relatif kurang berkembang serta wilayah yang sulit diakses oleh berbagai bantuan pemerintahan baik dalam bidang pendidikan lebihlebih untuk bantuan ekonomi dikarenakan kondisi wilayah geografisnya yang relatif kurang berkembang.

Jadi, diatas sudah saya jelaskan 3 bagian dari desa itu sendiri. Setiap desa memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Desa maju berarti yang ekonominya bisa dikatakan sudah mampu diolah ekonomi kreatifnya dan wisata yang ada didesa maju sudah mampu dioleh sebagai objek wisata dan sumber daya manusia dan sumber daya alam sudah mampu di olah pula. Sebaliknya dengan desa berkembang, sumber daya manusia sudah lumayan tapi sumber daya alam belum mampu di oleh, dan ekonominya masih banyak yang tergolong miskin sehingga sumber daya alam dengan kemampuan sumber daya manusia yang kurang dapat menyebabkan desa berkembang tak mampu mengolah ekonomi kreatif malah kadang bekerja sebagai buruh atau pekerja di luar kota atau ke luar negeri. Sedangkan desa yang tertinggal merupakan desa yang memiliki segudang sumber daya alam dan kaya dengan kelestarian sumber daya alamnya, namun belum mampu dioleh, kalaupun ingin di olah namun belum mampu diakses bantuannya oleh pemerintah daerah terutama maupun pemerintah pusat karena wilayah geografisnya masih jauh dari kateogori jalan yang mudah di akses.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V (KBBI Jilid V) bahwa pedesaan adalah daerah permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu. Jadi, pengertian pedesaan menurut saya sendiri adalah daerah permukiman yang dihuni oleh para penduduk dan di pengaruhi oleh kondisi geografis sehingga bisa terwujud pola kehidupan yang agraris yang sesuai dengan profesi mayoritas yang ada di daerah itu yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pada daerah permukiman penduduk itu.

Berugak adalah bangunan berupa panggung terbuka yang memiliki bagian tiang beratap berbentuk seperti Limas atau Lumbung baik dengan enam tiang maupun enam tiang. Sedangkan membaca sudah saya jelaskan diatas, bahwa membaca adalah bagian dari kegiatan literasi yang kegiatannya untuk melihat dan memahami isi yang tertulis baik yang diucapkan secara lisan atau mengeja maupun yang dilafalkan atau membaca dalam hati. Jadi, berugak membaca adalah sebuah bangunan berupa panggung terbuka dan erat kaitannya dekat dengan lingkungan alam tanpa sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk aktivitas membaca baik sekedar membaca nyaring atau dilafalkan atau membaca dalam hati, membaca sendiri maupun dengan cara berdiskusi bersama kelompok atau komunitas yang ada di masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V (KBBI Jilid V) bahwa perpustakaan adalah tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Sedangkan menurut pemahaman dan pengalaman saya, bahwa perpustakaan merupakan fasilitas pendidikan yang digunakan sebagai tempat tersedianya koleksi buku baik untuk anak usia sekolah dinamakan perpustakaan sekolah, atau perpustakaan untuk kampus dinamakan perpustakaan kampus, atau ada perpustakaan yang bisa untuk satu kabupaten di namakan perpustakaan daerah, dan ada juga perpustakaan yang memang dikelola dan disediakan bagi masyarakat desa yang dinamakan peprustakaan desa. Jadi adanya perpustakaan ini diharapkan bisa menjadi peluang pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum untuk bisa meluangkan waktunya untuk membaca. Karena membaca banyak sekali manfaatnya dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sekalipun juga membutuhkan peran pembaca sebagai peluang untuk mengetahui kualitas karya tulisnya seperti apa dan membutuhkan membaca aga bisa menambah ide dan mampu mengolah kosa kata saat membuat karya tulisnya, baik fiksi lebih-lebih yang nonfiksi.

Sekarang ini ada beberapa desa yang sudah mengadakan adanya aktivitas membaca di berugak membaca dengan berbagai nama komunitas, seperti di beberapa daerah di Lombok Timur misalnya ada namanya berugak literasi, berugak tempat besastra, berugak membaca, dan lain sebagainya. Dan ada juga sebagian desa yang mengadakan adanya perpustakaan desa sehingga dengan adanya perpustakaan desa itu bisa menjadi tempat masyarakat luas pada umumnya untuk bisa mengisi waktu kosongnya dengan membaca walau hanya 15 menit saja. Begitu pula dengan adanya berugak membaca atau berugak literasi ini bisa menjadi tempat berdiskusi dan membaca bersama dengan sahabat atau teman atau kerabat agar membaca tidak mudah terasa jenuh tapi menyenangkan karena membaca bersama apalagi kalau dibarengi diskusi bakalan menyenangkan dan tidak membuat mudah bosan justru ilmu pengetahuan dan wawasan terus bertambah.

Adanya pembangunan dan pengadaan berugak membaca dan perpustakaan di daerah pedesaan ini diharapkan bisa menjadi peluang untuk mengatasi minimnya daya baca di zaman modern ini. Terlebih sekarang ini kesibukan dan ditambah dengan adanya gadget atau handphone yang membuat bermain sosial media menjadi pengisi kekosongan lebih berkesan bagi masyarakat di zaman sekarang. Bahkan bisa dikatakan sekarang banyak yang kecanduan gadget atau handphone tidak bisa jauh dari handphone walau hanya 2 detik saja. Bisa dibayangkan, orang-orang di zaman sekarang mampu bermain handphone 24 jam, sedangkan untuk membaca baru 2 menit saja sudah merasa jenuh dan mengantuk. Malah berita maupun informasi yang di sebar di sosial media mudah di terima mentah-mentah tanpa dibaca dahulu sehingga berita bohong atau hoax pun mampu menghasut orang-orang yang bermain sosial media itu dikarenakan kurangnya minat membaca.

Minat membaca bisa dikatakan 75% sedangkan daya baca bisa saja cuman 5 atau 10%. Bisa dibayangkan hanya beberapa paragraf berita dan informasi saja di sosial media dianggap tidak penting dan langsung ditarik ke bawah. Minat membaca bisa saja dapat satu buku, tapi daya baca bisa saja satu buku itu tidak habis tuntas dalam waktu satu bulan. Dan Indonesia dikategorikan masuk di 60 ke bawah sebagai kateogori malas membaca. Sebuah kategori yang menyedihkan bukan. Apakah ini yang dinamakan generasi emas yang hidupnya lebih mengutamakan bermain sosial media dibandingkan membaca buku. Minimnya daya baca di Indonesia terutama para generasi muda mudi tentu merupakan hal yang harus segera diatasi. Karena masak iya para generasi harus hidup di masa depan yang cerdas bermain sosial media dengan handphone dibandingkan generasi yang hidup di masa depan yang cerdas dengan aktivitas membaca.

Jadi, dengan adanya pembangunan dan penyediaan berugak membaca dan perpustakaan membaca dapat menjadi solusi untuk menjawab dan mengatasi minimnya minat dan daya minat baca terutama di daerah pedesaan. Dengan adanya berugak membaca dan perpustakaan membaca untuk membangun dan memupuk serta mengajak masyarakat desa pentingnya aktivitas membaca bagi kehidupan. Tidak hanya untuk menambah pengetahuan tapi juga bisa untuk mengintrofeksi diri dan juga meminimalisir kelupaan serta mampu memperbaiki diri dengan mengamalkan apa yang sudah di dapat dari hasil bacaan itu.

Penyebab rendahnya minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia ternyata karena kurangnya akses, terutama di wilayah masyarakat Indonesia yang berada di daerah terpencil. Artinya, bahwa minat membaca masyarakat Indonesia bukan saja karena kemalasan akan tetapi karena kurangnya akses sebagai tempat untuk membaca. Sekarang ini, memang ada perpustakaan daerah bahkan di beberapa pedesaan yang ada di daerah Indonesia mempunyai perpustakaan desa, akan tetapi itu berlaku bagi pedesaan yang daerahnya mudah dijangkau dan diakses oleh berbagai jenis bantuan pemerintah. Tidak hanya perpustakaan desa, untuk menanggulangi dan mengatasi minimnya minat membaca di daerah pedesaan juga sudah di bangun yang namanya berugak literasi atau berugak besastra atau berugak membaca. Dengan akses ini diharapkan bisa menjadi peluang masyarakat untuk mau membaca baik dengan cara berdiskusi maupun membaca sendirian.

Tujuan adanya berugak membaca atau berugak literasi ini biasanya bertujuan sebagai tempat membaca dan berdiskusi. Tidak hanya aktivitas membaca saja yang ada disana, tetapi berdiskusi juga sering dilakukan di sana. Yah, mungkin berugak membaca atau berugak literasi ini hanya ada di wilayah Lombok ataukah justru ada di wilayah selain wilayah Lombok. Karena di daerah Lombok terutama di daerah tempat saya tinggal sudah banyak yang membangun berugak membaca atau berugak literasi atau berugak besastra itu sendiri. Dan dengan ini menjadi tempat bagi pelajar, mahasiswa, pemuda bahkan masyarakat pada umumnya agar bisa meluangkan waktunya untuk membaca.

Membangun dan memupuk kesadaran literasi membaca bagi masyarakat di wilayah pedesaan melalui berugak membaca dan perpustakaan desa bukanlah hal yang mudah, tapi berbagai kendala seperti keadaan minat membaca masyarakat yang kurang menjadi tantangan sendiri bagi orang-orang yang berkeinginan untuk membangun berugak membaca atau berugak literasi dan perpustakaan desa. Literasi membaca sangatlah penting dalam kehidupan ini apalagi manusia yang sebagai makhluk sosial. Yang perlu untuk membaca agar mampu mengatur pola interaksi yang akan diungkapkan antar sesama manusia itu. Membangun artinya mau bangkit dan memperbaiki diri, artinya kita bersama-sama membangkitkan dan memperbaiki bagaimana minat baca kita. Apakah iya kita bangga mendengar Indonesia urutan ke 61 negara yang minim minat pembacanya? Apakah memang karena akses yang kurang atau justru kita yang tidak mau memanfaatkan fasilitas yang sudah ada seperti berugak membaca dan berugak literasi tu? Tidak kawan.

Sungguh menyedihkan melihat peringkatkan minat baca masyarakat Indonesia dan tentunya sebagai generasi yang dianggap sebagai generasi milenial dan generasi emas sebagai tombak perubahan bangsa seharusnya bisa merubah pola tersebut agar kita mau berminat membaca. Jika tidak mampu 1 buku sehari minimal 1 lembar. Jika membaca sendiri di rasa mudah membuat jenuh, cobalah ajak kawan membaca bersama serta berdiskusilah agar membaca tidak membuat merasa jenuh dan bosan.

Membangun dan memupuk kesadaran literasi membaca di wilayah pedesaan melalui berugak membaca dan perpustakan desa tidak hanya membutuhkan peran orang yang mau membangun berugak membaca dan perpustakaan desa, tetapi perlu dukungan dan peran seluruh lapisan masyarakat, baik dari pelajar, mahasiswa, pemuda bahkan masyarakat umum, agar berugak membaca maupun perpustakaan desa yang di bangun bisa benar-benar bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Bisa berkembang serta memotivasi perdesaan lainnya agar mau membangun berugak membaca atau perpustakan desa agar pedesaan tidak ketinggalan berbagai informasi baik lokal, nasional, maupun internasional. Karena pedesaan juga berperan penting dalam kesejahteraan bangsa ini. Sehingga perlu adanya kesadaran untuk membaca. Membaca banyak sekali manfaatnya, tidak hanya menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, tapi juga bisa menambah pengetahuan tentang informasi, memperbaiki informasi yang dianggap belum benar, dan lain sebagainya.

Mungkin sampai sini esai dari saya. Apa yang saya kerjakan ini tidak hanya sekedar mengejar sebuah kemenangan dalam lomba, melainkan untuk bisa menuangkan ide dan kosa kata, pengalaman serta pemahaman saya seputar literasi membaca, berugak membaca, berugak literasi serta perpustakaan desa. Dan semoga karya tulis receh ini bisa memotivasi dan memberikan makna tersirat bagi pembacanya. Tidak cukup dengan mengandalkan pengalaman dan pemahaman saja, tapi saya juga mengerjakan karya tulis esai ini memerlukan dan dibantu oleh refrensi-refrensi untuk menguatkan ide dan kosa kata yang saya tuangkan dalam tulisan ini. Demikian semoga berkesan.

Referensi:
Anderson.1972. Membaca sebagai proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat. Jakarta:Erlangga.
Tarigan. 1987. Keterampilan Membaca. Jakarta: Publisher.
Finochiaro dan Bonomo. 1973 . Hakikat Membaca.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jilid V

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Yanti Julian Zila
Tempat,tanggal lahir : Bagek Gaet, 05 Juli 2001
Alamat Lengkap : Jalan Pantai Komala Sari 02 Bagek Gaet, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pendidikan :

  • SDN 6 POHGADING TIMUR
  • SMPN 4 PRINGGABAYA
  • SMAN 1 PRINGGABAYA
  • UNIVERSITAS HAMZANWADI (Aktif 2019-sekarang)

Hobi : Menulis

Organisasi :

  • UKM SIMIK Universitas Hamzanwadi
  • IJK (Ikatan Jurnalis Kampus)
  • PMII Komisariat Universitas Hamzanwadi Cabang Lombok Timur

Komunitas :

  • Founder Komunitas Pecinta Pena Literasi (KPPL)
  • Co Bidang Event di Komunitas Motivator Milenial Indonesia (KMMI)
  • Admin Juri di Komunitas Indonesian Muslim Friends

Karya :

  • Antologi Puisi berjudul Lika Liku Taburan Cinta
  • Antologi Puisi berjudul Serpihan Cinta
  • Antologi Puisi berjudul Rindu Yang Tak Diharapkan

Motto : Belajar Untuk Bisa, Pengalaman Untuk Berbagi, dan Menulis Untuk Dikenang

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *