Pendahuluan
Tulisan ini membahas peran perpustakaan pedesaan dalam mengembangkan minat baca dipedesaan. Perkembangan perpustakaan pedesaan dapat berupa perpustakaan pribadi milik warga. Misalnya Taman Baca Komunitas, ruang baca, atau nama apapun yang mengelola dan inisiatif untuk membangun swadaya komunitas. Perpustakaan pedesaan ini bersifat tidak terbatas pada perpustakaan yang terletak di daerah pedesaan, tetapi secara luas mencakup semua yang ada di desa atau kelurahan dalam kota. Perpustakaan pedesaan dapat digunakan sebagai pangkalan menimba ilmu perpustakaan pemasyarakatan di masyarakat.
Membangun perpustakaan desa dengan alokasi dana desa merupakan bagian dari pengembangan masyarakat untuk mewujudkan desa yang mandiri dan sumber daya manusia yang maju dan kualitas.
Oleh karena itu, perlu diupayakan eksistensi perpustakaan desa di tengah masyarakat dalam rangka membangun budaya baca di masyarakat dan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan anak-anak di negeri ini.
Perpustakaan Desa
Langkah pemerintah desa yang harus segera dilaksanakan adalah secepatnya merespon UU No. 43 tentang perpustakaan tahun 2007, yaitu perpustakaan desa adalah sejenis perpustakaan umum yang menjadi kewajiban pemerintah desa. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah desa tidak perlu terlalu mengkhawatirkan sumber dana, karena pemerintah pusat telah menyiapkan dana pembangunan desa untuk masing-masing kelurahan dan desa. Di sini, Lurah atau Desa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat melalui penanggung jawab Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), mengemukakan rencana kerja pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa maupun kecamatan, kemudian mengedepankan rencana kerja di tingkat jalan. Tingkat Musrembang mengedepankan saran untuk pengembangan perpustakaan tingkat Lurah atau Desa.
Menurut lokasinya, perpustakaan desa tidak hanya terbatas pada perpustakaan yang berada di pedesaan, tetapi juga mencakup seluruh perpustakaan yang ada di kelurahan yang ada di desa atau kota. Perpustakaan desa dapat dikatakan sebagai basis sosialisasi perpustakaan di masyarakat, karena perpustakaan desa dapat langsung memenuhi kebutuhan nyata masyarakat akan informasi atau buku tanpa harus ke perpustakaan umum di pusat kota. Semakin banyak perpustakaan pedesaan maka semakin besar pula kemungkinan untuk melayani masyarakat yang artinya distribusi layanan perpustakaan akan semakin merata.
Pengembangan perpustakaan pedesaan dapat berupa perpustakaan pribadi milik warga, seperti taman baca komunitas, ruang baca atau yang disebut perpustakaan mandiri dan swakelola.
Hanya dengan judul 300-1000 buku atau eksemplar 1000 buku, bisa didirikan ruang baca atau perpustakaan. Yang menjadi persoalannya adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca, dan bagaimana menggugah semangat masyarakat untuk memiliki dan membangun perpustakaan. Nantinya, perpustakaan akan menjadi kebanggaan warga dan menjadi alternatif mengisi waktu luang.
Salah satu pertimbangan nyata untuk mendorong pendirian perpustakaan desa dan Taman Baca Komunitas adalah dengan memanfaatkan bahan bacaan sebagai koleksi perpustakaan dasar. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada perpustakaan pedesaan ini agar mampu menjawab kebutuhan informasi yang sesuai dengan perkembangan era globalisasi. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah berinisiatif mendirikan taman baca atau perpustakaan.
Sumber Pendanaan Perpustakaan
Pendirian perpustakaan desa tidak terlepas dari kerja sama antara pemerintah desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang diusulkan melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) yang diajukan oleh kepala desa, tokoh agama, dan kepemudaan dengan bantuan pemerintah desa. Penyaluran dana tingkat desa harus dilakukan lebih luas oleh pemerintah pusat melalui Biro Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah tingkat desa.
Membangun perpustakaan pedesaan bukanlah tugas yang mudah, apalagi jika pembangunannya berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Meski demikian, pemerintah tetap harus membangun fasilitas yang dibutuhkan masyarakat, antara lain membuka fasilitas pendidikan dan perpustakaan, serta memberdayakan masyarakat, sebagai upaya pengembangan masyarakat. Artinya keberadaan perpustakaan desa di lingkungannya merupakan sarana untuk menuntun pendidikan informal dengan baik bila pembangunannya selalu berdasarkan kebutuhan masyarakat bukan kemauan. Dengan demikian, dana yang digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia dapat mencapai tujuan tersebut.
Proyek Membangun Indonesia dari Pedesaan Pinggiran Kota memberikan kesempatan kepada pemerintah desa untuk membangun desanya sendiri dan memberdayakan masyarakat. Kini tantangan bagi pemerintah desa adalah bagaimana bekerjasama dengan masyarakat, kepala desa, penyuluh dan pendamping desa untuk mewujudkan kemampuannya dalam merencanakan, mengelola, melaksanakan dan merealisasikan pembangunan, sehingga dapat mengalokasikan dana secara maksimal tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Turunnya anggaran dana yang dibayarkan oleh pemerintah pusat melalui Alokasi Dana tingkat Desa (ADD) berarti kerja sama antara pemerintah tingkat desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) untuk membangun desa sendiri adalah kemakmuran dan angin segar. Terbentuknya perpustakaan desa yang dikelola dengan baik oleh pustakawan dapat terwujud secara tidak langsung, kemampuan berpikir dan kreativitas untuk membangun desa sendiri. Peran pustakawan dalam mengelola perpustakaan secara profesional dan inovatif memungkinkan pengguna untuk mengakses lebih banyak perpustakaan dan perpustakaan sejenis, sehingga menumbuhkan budaya membaca di masyarakat.
Menumbuhkan Rasa Minat Baca Terhadap Masyarakat
Sebagai gudang pengetahuan, perpustakaan memainkan peran yang sangat penting dalam memperluas wawasan dan menambah pengetahuan. Secara teori, sebagian besar dari kita sudah mengetahui hal ini, meski dalam praktiknya masih sangat sedikit yang benar-benar mengesahkan perpustakaan sebagai gudang pengetahuan dan informasi. Dalam hal ini, peran pustakawan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas perpustakaan agar bisa tertarik membaca di masyarakat pedesaan. Pengembangan minat baca merupakan salah satu tugas pustakawan.
Saat masyarakat lahir dan memiliki budaya membaca yang kuat, kegiatan membaca tidak perlu dirangsang, tetapi datang dari kebutuhan setiap orang. Hal seperti ini biasanya terjadi di negara maju dengan tingkat literasi membaca yang tinggi.
Namun di negara berkembang seperti Indonesia hal ini tidak terjadi, karena kegiatan membaca hanya dilakukan untuk keperluan praktis. Salah satu tugas perpustakaan adalah meningkatkan minat baca pengguna jasa perpustakaan, antara lain tugasnya. Dengan popularitas perpustakaan masyarakat pedesaan sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca, diharapkan pengguna dapat memenuhi kebutuhan untuk menambah pengetahuan, memperoleh ide-ide baru, memperluas wawasan, wawasan dan pendapat, memperoleh pengetahuan baru serta meningkatkan pemikiran dan penilaian membaca.
Kecintaan pada perpustakaan dan kepercayaan masyarakat pada buku-buku yang menyimpan ribuan ilmu, jadi ketika orang membawa buku dan membaca isinya, ini semacam prestise. Jika perekonomian suatu negara sudah sangat bagus, tentunya buku bukanlah hal yang aneh, bahkan bisa menjadi sahabat. Ini bukan untuk meremehkan masyarakat atau bangsa kita (Indonesia), namun kenyataannya kondisinya masih belum setara dengan bangsa Jepang. Dibandingkan dengan negara yang lebih banyak bicara, kita bisa melihat dan memperhatikan negara maju di tempat terbuka atau publik, membuat mereka sibuk dengan membaca. Misalnya, di stasiun kereta, ruang tunggu, kendaraan atau bus, atau bahkan di perpustakaan, mereka lebih suka mengobrol daripada membaca.
Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat kita masih belum menganggap buku sebagai teman yang bisa menemani situasi sedih dan bahagia. Membuat orang kurang menyukai perpustakaan. Oleh karena itu, tugas seorang pustakawan dan setiap orang yang peduli terhadap perpustakaan harus bekerja sama untuk membentuk dan mendorong minat masyarakat membaca. Jika minat baca masyarakat kita sudah cukup berkembang, maka secara alamiah masyarakat akan lebih memilih perpustakaan.
Perpustakaan menyimpan khazanah budaya negara atau masyarakat dimana perpustakaan berada, serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitar melalui proses penyediaan bahan bacaan. Perpustakaan di masyarakat sangat diperlukan, dan perpustakaan tanpa komunitas jelas tidak bisa berdiri sendiri. Pada dasarnya, perpustakaan berguna bagi semua orang, mulai dari keluarga dan profesional hingga lembaga pemerintah dan swasta.
Dilihat dari tingkat intelektual warga negaranya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diketahui apakah suatu peradaban dan budaya suatu negara sudah maju. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa salah satu tujuan utama kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, setiap warga negara berhak menjalani kehidupan yang cerdas. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban membebaskan warganya dari kebodohan dan ketertinggalan, serta berkewajiban menjamin dan menyediakan sarana dan prasarana untuk mendidik anak bangsa. Masyarakat membutuhkan cara untuk terus belajar dan mengembangkan wawasan dan pengetahuan untuk menjadikan hidup mereka lebih cerdas, lebih berkualitas dan mampu bersaing di pentas global.
Penutup
Membangun perpustakaan desa dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang dialokasikan oleh pemerintah pusat merupakan keyakinan bahwa pembentukan perpustakaan desa merupakan bagian dari pengembangan masyarakat untuk mewujudkan desa mandiri dan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu kita harus mengupayakan eksistensi perpustakaan desa dalam masyarakat guna membentuk budaya baca di masyarakat dan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan bangsa dan mensejahterakan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah desa harus bersinergi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan fasilitator untuk mendirikan perpustakaan desa. Perpustakaan merupakan pusat informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Perpustakaan dapat menjadi sarana pendidikan, penelitian, perlindungan, informasi dan hiburan untuk membangun kearifan dan kapabilitas bangsa.
DAFTAR PUSTAKA:
- http://www.pemustaka.com/membangun-perpustakaan-desa-menuju-masyarakat-berbasis-pengetahuan-secara-merata
- Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat dipostingoleh haryelsaputra-fisip10 pada 14 April 2012 di Info Perpustakaan
BIOGRAFI PENULIS
Nama : SAHRUL GUNAWAN
Tempat Tanggal Lahir : BOGOR, 08 MARET 1999
Alamat : Jl. H. Mawi Gg serius No. 74 Ds. Waru Induk RT. 02/03 Kec. Parung-Bogor
Pendidikan : SMK YAPIA PARUNG
Pengalaman : Bekerja, Volunteer Perpustakaan STEI SEBI, Anggota Pengurus SHAF SEBI, Pengajar Akuntansi
Wa : 0856-8225-559
E-mail : [email protected]
Facebook : Sahrul Gunawan Faddias
Instagram : www.instagram.com/sahrulg.bastian