Bilik Pustaka

Pembentukan Taman Baca oleh Mahasiswa sebagai Inovasi Penggerak untuk Menunjang Minat Literasi di Pedesaan

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan luas 1.904.570 kilometer persegi yang terdiri dari sebuah pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan data UNICEF, menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah dari 61 negara dengan kategori minat membaca yang rendah (The World’s Most Literate Nations, dalam Kompas.com). Hal ini sangat mengecewakan dan membuktikan bahwa masih sangat kecil budaya literasi di negara Indonesia. Dengan tingkat literasi yang rendah diperlukan sebuah dorongan dari berbagai pihak, terutama masyarakat yang berada di wilayah terpencil/pedesaan. Wilayah pedesaan sering kurang menjadi tempat untuk mendapatkan suatu kemajuan terutama dalam mendapatkan fasilitas literasi. Membaca buku menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat secara mandiri dalam menambah pengetahuan ataupun wawasan.

Dengan permasalahan yang sering terjadi di wilayah pedesaan yaitu tingginya angka kemiskinan yang menyebabkan mayoritas masyarakat dan anak-anak belum mampu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan menjadi sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak-anak untuk memiliki kehidupan dan masa depan yang lebih baik. Tetapi hal ini hanya menjadi wacana saja ketika kurangnya kesadaran dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dikarenakan salah satu penyebabnya terjadi pada faktor ekonomi. Kondisi perekonomian yang kurang baik dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menyebabkan anak-anak di desa tersebut memiliki akses terbatas terhadap suatu pendidikan. Kendala tersebut menjadi penghalang bagi masyarakat dan anak-anak yang memiliki antusias yang tinggi terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan hal tersebut, pada dasarnya masyarakat dan anak-anak memiliki keinginan dan potensi dalam menerima keterbukaan ilmu pengetahuan tetapi dengan banyaknya kendala dan belum terfasilitasinya suatu wadah yang mampu merealisasikannya dengan baik menyebabkan hak pendidikan pada anak-anak khususnya belum dapat terwujud. Dalam menggerakan literasi di pedesaan, pemuda sebagai salah satu kunci masa depan bangsa yang harus mempunyai kepekaan terhadap permasalahan sekitar dan merespon permasalahan rendahnya minat baca di Indonesia. Dengan permasalahan tersebut, maka mahasiswa memiliki gagasan untuk membangun suatu inovasi yang berguna dalam meningkatkan literasi di pedesaan dan menyejahterakan masyarakat yang salah satunya dengan mendirikan Taman Baca.

Taman baca merupakan sarana yang mampu menampung bahan bacaan yang dibutuhkan oleh kalangan masyarakat di suatu pedesaan dan mempermudah akses bagi masyarakat khususnya anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan. Taman baca sebagai solusi untuk membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik dan mewujudkan masyarakat pedesaan untuk mendapatkan hak yang sama dalam hal pendidikan dengan dilakukan pemberdayaan dan berkelanjutan secara berkala.

Pembentukan taman baca sebagai bentuk perwujudan atas hak pendidikan bagi anak sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak, UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Taman baca ini dipelopori oleh mahasiswa yang memiliki semangat untuk membangun suatu keinginan menyejahterakan masyarakat pedesaan dengan mengajak masyarakatnya gemar membaca buku. Mahasiswa sebagai tim pengabdi tertarik mendirikan Taman Baca sebagai bentuk pemenuhan pendidikan masyarakat dan anak-anak di pedesaan dan sebagai bentuk perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi.

Pendirian taman baca diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang salah satunya tenaga pendidik dan mahasiswa sebagai tim pengabdi dengan dapat menggerakkan dan mengajak masyarakat untuk menumbuhkan minat membaca. Buku menjadi jendela dunia pusaka kemanusiaan yang membuat peradaban berlangsung hingga hari ini yang di dalamnya terkandung jiwa zaman di sepanjang waktu. Pembentukan taman baca ini dibentuk dengan kreatifitas dari para pengelola dan pelibatan semua pihak dengan menata dan mengelola taman baca menjadi suatu tempat yang nyaman dan menyenangkan.

Media taman baca didirikan sebagai wadah untuk meningkatkan gemar membaca dan peranannya sangat penting dalam meningkatkan literasi agar masyarakat dapat mengembangkan potensi dirinya. Pendirian taman baca ini diadakan secara gratis dan terbuka untuk umum dengan penciptaan suasana gemar membaca dari mengenalkan dan menyediakan berbagai buku bacaan yang bersifat edukatif. Melalui bahan bacaan ini masyarakat akan semakin tahu tentang sesuatu dan dapat membawa peradaban lebih baik. Taman baca memberikan kemudahan bagi masyarakat pedesaan untuk mengakses berbagai bacaan dan menjadikan masyarakat terbiasa memperoleh informasi dari membaca. Adapun pembentukan Taman Baca di pedesaan ini dilakukan dengan berbagai tahapan.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembentukan Taman baca sebagai berikut:

  1. Persiapan
    Tahap awal yang dilakukan dalam pembentukan Taman Baca yaitu persiapan. Pada persiapan ini mahasiswa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana pembangunan taman baca sekaligus menyampaikan kepada masyarakat untuk turut membantu dan mendukung aktifitas taman bacaan. Sebelum membentuk taman baca ini, mahasiswa berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat tentang penempatan buku dan persetujuan untuk mendirikan taman baca. Setelah mendapatkan persetujuan dan tempat untuk mendirikan taman baca, mahasiswa mulai melakukan penggalangan dana melalui masyarakat desa untuk menyumbang dan membuat proposal untuk mengajukan pengadaan buku kepada komunitas pengadaan buku, perpustakaan daerah dan donator-donatur lainnya. Kemudian mahasiswa sebagai tim pengabdi mempersiapkan segala alat penunjang pembentukan taman baca, seperti pembelian buku, almari buku, karpet, kartu anggota, dan lain-lain.
  2. Pelaksanaan
    Pada tahap pembentukan taman baca dilaksanakan dengan membawa seluruh alat penunjang yang telah disiapkan dan mengajak masyarakat desa untuk berpartisipasi langsung dalam pembentukan taman baca yang memberikan dampak positif. Mahasiswa sebagai tim pengabdi membawa seluruh alat ke lokasi sekaligus penyusunan tata letak taman baca yang dibantu oleh warga dan karang taruna. Kemudian diadakan acara sosialisasi atau pembukaan Taman Baca dengan mengajak semua masyarakat desa dan aparat desa setempat sebagai tanda bahwa Taman Baca ini sudah diresmikan. Pada saat disampaikannya penyuluhan pendidikan yang disampaikan oleh mahasiswa sebagai tim pengabdi pada saat pembukaan taman baca harapannya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dan aparat desa agar memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan. Setelah pembukaan, Taman Baca mulai beroperasi dengan membuka selebar-lebarnya untuk masyarakat dan anak-anak setiap hari. Taman Baca dikelola oleh karang taruna yang sebelumnya telah diberikan latihan oleh mahasiswa sebagai tim pengabdi mengenai bagaimana cara mengelola taman baca.
  3. Evaluasi
    Sejak Taman Baca mulai beroperasi perlu dievaluasi dengan melihat perkembangan kedepannya apakah Taman Baca ini telah berhasil menarik perhatian masyarakat dan anak-anak untuk menjadikan Taman Baca sebagai tempat untuk bermain sambil belajar. Hal tersebut dilihat dari daftar hadir pengunjung yang cenderung konsisten atau menurun. Jika kehadirannya menurun atau sedikit maka perlu adanya tindakan dan evaluasi untuk dapat mengajak masyarakat dan anak-anak mengunjungi Taman Baca dengan lebih menjelaskan tentang pentingnya ke Taman Baca untuk menambah pengetahuan. Jika kehadirannya meningkat dan konsisten, maka bahan baca sebagai kebutuhan pendidikan anak wajib dipenuhi karena masa kanak-kanak merupakan golden age dimana rasa keingintahuan anak tinggi.

Dengan adanya Taman Baca diharapkan dapat menguntungkan semua pihak dan terciptanya masyarakat khususnya orang tua akan pentingnya suatu pemenuhan pendidikan bagi anak-anak untuk giat belajar yang berawal dari membaca sehingga dapat memperbaiki kualitas pendidikannya dan berkurangnya angka kemiskinan. Kehadiran taman baca ini sebagai upaya dukungan dalam meningkatkan minat baca dan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Kegiatan pengabdian dengan membentuk Taman Baca di pedesaan perlu selalu menjadi prioritas karena betapa banyak potensi yang sesungguhnya dapat digali secara mudah namun terhalang karena fasilitas yang tidak memadai. Perkembangan anak sangat penting, khususnya terpenuhinya segala kebutuhan yang bersangkutan dengan pendidikan dan akan dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung keberadaannya.

Pendirian Taman Baca yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat, khususnya anak-anak di pedesaan guna mewujudkan Indonesia gemilang. Indonesia yang gemilang di masa depan membutuhkan para pemimpin yang memiliki kualitas dan kapabilitas mumpuni dalam memimpin yang berasal dari generasi muda yang banyak belajar. Dan berdirinya taman baca ini semoga merupakan awal yang baik untuk memunculkan fasilitas serupa di seluruh daerah.

Daftar Pustaka:

  • Ali, Azmi dan Sri Ati. 2018. Pembinaan Minat Baca Masyarakat Melalui Pembangunan Taman Bacaan Masyarakat Desa Kemasan Klepu, Semarang, Jawa Tengah. Semarang: Jurnal Undip, Vol.2, No. 2
  • Anwar, Ahmad. 2017. Strategi Pemuda Dalam Pengembangan Minat Baca: Studi Kasus Karang Taruna Guyub Rukun. Bantul: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  • https://edukasi.kompas.com/: Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Penyebab
  • Oviolanda, Putri dan Lifia Yola. 2017. Pentingnya Penguasaan Literasi Bagi Generasi Muda Dalam Menghadapi Mea. Jurnal Unissula . Vol.1, No.1
  • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
  • Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
  • Wulandari, Cahya dan Rindia Fanny. 2017. Pembentukan Taman Baca Sebagai Wujud Pemenuhan Hak Pendidikan Bagi Anak-Anak Di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Universitas Negeri Semarang: Jurnal Abdimas. Vol. 21, No. 1

BIOGRAFI PENULIS

Nama Lengkap : Kurniawati
TTL : Palembang, 01 Oktober 2001
Domisili : Palembang
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pengalaman Organisasi : Anggota Humas Cogito FISIP UNSRI 2019 – sekarang
E-mail : [email protected]

 

Nama Lengkap : Nadea Fara Lestari
TTL : Palembang, 03 Oktober 2001
Domisili : Palembang
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pengalaman Organisasi : Anggota Library Science Community UIN Raden Fatah Palembang
E-mail : [email protected]

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *