Literasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami atau mengolah setiap informasi yang sedang beredar. Literasi ini diperoleh melalui membaca, dan memahami setiap bacaan yang kita baca. Agar informasi maupun pengetahuan yang kita dapatkan tidak hoaks ataupun tipuan seseorang. Dalam hal literasi ini yang kita kenal selama ini hanya yang berkaitan dengan membaca dan menulis, ternyata seseorang yang tidak dapat membaca maupun belum mengenal huruf atau yang dinamakan buta huruf ini juga termasuk masalah yang berkaitan dengan literasi.
Di zaman yang serba canggih ini, beragam pula informasi yang beredar baik itu yang sifatnya fakta maupun yang sebuah informasi rekayasa dari seseorang. Keberagaman informasi yang beredar ini perlu adanya penyaring terhadap informasi yang beredar ini. Dalam hal ini literasi sangat diperlukan sekali. Bagaimana bisa masyarakat bisa mengetahui informasi ini fakta atau hoaks kalau mereka saja tidak memahami betul terkait literasi ini. misalnya saja, akhir-akhir ini para Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang ada dimasyarakat begitu diresahkan dengan kiriman SMS yang mereka terima melalui handpone mereka yang berisikan “Buk, saya sedang di kantor polisi mau minta tebusan, Buk”, seperti ini kira-kira isi dari pesan yang mereka terima.
Seperti hal nya masalah di atas, masalah ini bisa saja membuat warga resah karena mereka benar- benar berpikir bahwa yang mengirim pesan itu adalah anak mereka yang mungkin saja sedang berada jauh dari mereka karena adanya tuntutan pendidikan. Ini merupakan salah-satu bukti kurangnya budaya literasi dalam sebuah masyarakat. Dalam hal ini Gong dan Irkham menyebutkan bahwa salah satu yang menyebabkan rendahnya literasi adalah masih kurangnya buku bacaan yang tersedia dengan harga terjangkau.
Dalam hal ini peran pelajar sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kembali budaya literasi yang ada dimasyarakat. Sebagai pelajar yang nantinya akan menjadi penerus estapet bangsa seharusnya memeberikan solusi terhadap masalah budaya literasi yang masih rendah di lingkungan masyrakat mereka tentunya. Adapun yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan budaya literasi yang ada di masyarakat dapat dilakukan seperti, mengadakan sebuah pertemuan dengan para masyarakat yang ada didesa mereka, gunanya pertemuan ini untuk memberikan pengetahuan kepada Bapak-Bapak maupun Ibu-Ibu yang ada di masyarakat tersebut dengan mengajari mereka baca tulis bagi yang masih belum bisa membaca dan menulis. Pertemuan ini bisa saja dilakukan setiap satu kali satu bulan tergantung kesepakatan dengan masyarakat nantinya.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan pelajar untuk menumbuhkan budaya literasi ini adalah dengan mendirikan taman baca mini yang nantinya bisa dipergunakan untuk anak-anak yang ada dimasyarakat tersebut. Buku-bukunya dapat nantinya diperoleh dari hasil iuran dari para pelajar. Perpustakaan mini ini sangat membantu sekali untuk menumbuhkan budaya literasi bagi anak-anak, selain mereka bisa membaca buku mereka juga bisa bermain bersama teman-teman mereka.
Dengan adanya peran aktif pelajar ini dalam menumbuhkan budaya literasi yang ada di masyarakat, diharapkan budaya literasi semakin terjada dan semakin meningkat tentunya. Selain sebagai penerus estapet perjuangan pelajar juga harus berperan aktif dalam menumuhkan budaya literasi ini, tentunya dengan dukungan keluarga, sekolah maupun pihak masyarakat yang berada di daerah mereka masing-masing.
Referensi:
- Muslimin “Penumbuhan Budaya Literasi Melalui Peningkatan Minat Baca Masyarakat Desa”, Cakrawala Pendidikan, Februari 2018, th XXXVIII, No. 1, hlm 116
BIOGRAFI PENULIS
Nama saya Riti Hariati, saya biasa dipanggil Riti. Saya lahir di Kampung Koje, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman pada tanggal 03 Maret 2000. Saya sekarang sedang menjalani kuliah di IAIN Bukittinggi semester 5. Alamat saya sekarang di Kampung Koje, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.
