Mendengar kata literasi yang langsung terlintas di benak penulis adalah membaca. Kira-kira literasi itu apa ya? Nah literasi menurut National Institute for Literacy literasi didefiniskan sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara dan meemcahkan masalahpada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Literasi menjadi aspek yang sangat penting untuk bangsa Indonesia karena masa depan suatu bangsa ditentukan oleh generasi muda yang cerdas, sedangkan kecerdasan di dapatkan dari berbagai macam informasi dan salah satunya adalah dalam bentuk tulisan. Jadi, minat dalam membaca merupakan kunci utama untuk megembangkan arti literasi yang lebih luas yang bisa dilakukan melalui pendidikan.
Peningkatan literasi sangat dibutuhkan di Indonesia dimana hasil dari Programme Internasional Student Assessment (PISA) didapatkan hasil Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi. Hal ini dikarenakan minat membaca dan menulis di Indonesia belum menjadi suatu kebiasaan dan budaya yang mengakar di masyarakat.
Hasil survei yang dilakukan oleh US Agency For Internasional Development (USAID) ditahun 2016 mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan dimana orang Indonesia rata-rata menonton televisi selama 300 menit per hari atau 5 jam per hari, sedangkan di negara maju penduduknya hanya membutuhkan waktu 60 menit atau 1 jam per hari untuk menonton televisi. Menurunnya minat membaca anak juga dipengaruhi kemajuan teknologi di era digital seperti sekarang ini di mana anak lebih tertarik dengan gawai dan televisi dibanding buku.
Hasil survei yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) didapatkan hasil bahwa minat membaca di Indonesia hanya mencapai 0,001 yang artinya pada setiap 1000 orang, hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca. Sangat berbeda dengan negara-negara maju yang biasa membaca 10-20 buku setiap tahunnya.
Seperti kata Mendikbud (2017) mengatakan bahwa, bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Bangsa dengan literasi yang tinggi maka akan mampu bersaing di era globalisasi. Namun miris jumlah buku-buku yang terbit di Indonesia masih tergolong rendah tidak sampai 18.000 judul buku per tahun dimana jumlah ini sangat rendah dibandingkan jepang yang bida mencapai 40.000 judul buku per tahun.
Literasi Dasar
Indonesia sebagai bangsa yang besar harus bisa mengembangkan budaya literasi melalui berbagai aspek baik pendidikan, keluarga, sekolah sampai masyarakat. Enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum tahun 2015 menjadi aspek yang sangat penting bukan hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua, tenaga pendidik dan seluruh masyarakat.
Enam literasi dasar tersebut mencakup:
1. Literasi Baca Tulis
Membaca dan menulis tergolong dalam literasi fungsional dan sangat berguna dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan kemampuan baca-tulis bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Apalagi di era modern seperti sekarang ini persaingan semakin ketat dan sangat cepat. Membaca menjadi kunci utama untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan mendapatkan informasi yang mempunyai dampak besar bagi kehidupan kita.
2. Literasi Numerasi
Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk:
- Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, dan
- Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interprestasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan keterampilan dalam operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasikan informasi kuantitatif yang terdapat di lingkungan kita. Kemampuan ini bertujuan untuk memenuhi tuntutan hidup dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis.
3. Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan berdasarkan fakta yang ada, memahami karakteristik sains, dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk bisa terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.
National Research Council tahun 2012 menyatakan bahwa rangkaian kompetisi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan padangan bahwa sains merupakan ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan yang membingkai semua kompetensi sebagai suatu tindakan.
4. Literasi Finansial
Literasi finansial merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, ketrampilan supaya bisa membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik dalam individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Penekanan terhadap pentingnya inklusi finansial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari literasi finansial juga disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Inklusi finansial merupakan sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan sistem keuangan formal untuk semua individu.
5. Literasi Digital
Literasi digital dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk bisa memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.
6. Literasi budaya dan Kewargaan
Literasi budaya merupakan suatu kemampuan untuk bisa memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sedangkan literasi kewargaan merupakan suatu kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Literasi budaya dan kewargaan merupakan suatu kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dan dari suatu budaya dan bangsa.
Berdasarkan keenam literasi dasar ini merupakan aspek yang sangat penting dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika salah satu dari literasi dasar ini tidak mampu atau belum mampu dilaksanakan maka akan berdampak bagi literasi yang lain. Jika semua literasi dasar ini bida mampu di lakukan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat, akan terwujud budaya literasi dan peningkatan literasi di Indonesia.
Melalui tulisan ini penulis ingin memberikan aspirasi kepada masyarakat agar bisa mengkaji lagi tahapan untuk bisa membangun Indonesia untuk bisa memiliki budaya literasi yang tinggi di era modern seperti sekarang ini agar bisa berkolaborasi, berkompetisi secara global. Dibantu dengan keikutsertaan masyarakat berperan langsung dalam membantu mewujudkan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan literasi di Indonesia.
Seberapa Penting Budaya Literasi?
Seperti yang kita ketahui bahwa kualitas suatu bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya yang cerdas. Karena semakin banyak penduduk suatu wilayah maka semangat mencari informasi dan ilmu pengetahuan juga harus semakin tinggi agar bisa bersaing. Budaya suatu bangsa biasanya berjalan seiring dengan budaya literasinya dan peradaban suatu bangsa dipengaruhi oleh bacaan yang dihasilkan kaum cendekia yang diabadikan dalam tulisan dan menjadi warisan literasi informasi yang sangat berguna untuk bekal generasi selanjutnya.
Penerapan Budaya Literasi di Kehidupan Sehari-hari
Budaya literasi dapat dilakukan di mana saja, baik di sekolah, masyarakat, maupun keluarga. Salah satu gerakan literasi sekolah melalui Permen Dikbud No.23 Tahun 2015, tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu kegiatan yang dilakukan melalui 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca pada anak dan dapat tumbuh karakter yang positif.
Gerakan yang di galang oleh pemerintah tidak akan bisa berhasil tanpa dukungan dari keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dukungan keluarga dan masyarakat menjadi faktor yang sangat penting untuk mengoptimalkan gerakan literasi ini. Cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan literasi yaitu dengan menambah atau mengadakan buku-buku bacaan non pelajaran, baik secara swadaya maupun bekerjasama dengan pihak luar.
Misalnya membeli buku-buku murah dari bursa atau pameran buku, mendownload buku dari internet seperti berita-berita yang bisa memotivasi anak untuk membaca dan berprestasi, membukukan karya-karya anak baik berupa majalah ataupun kumpulan karya-karya anak yang disimpan di perpustakaan sekolah, hal ini dilakukan bertujuan agar anak-anak tumbuh menjadi generasi millenial yang cerdas dan berwawasan luas.
Perpustakaan Desa
Menurut data badan Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan Nasional dari 64.000 desa hanya sekitar 22% saja yang mempunyai perpustakaan, sedangkan jumlah perpustakaan di berbagai departemen dan perusahaan baru mencapai 31% kemudian dari 110.000 sekolah,hanya 18% saja yang mempunyai perpustakaan, dari 200.000 SD hanya 20% yang mempunyai perpustakaan dan dari 70.000 SLTP hanya 36% yang mempunyai perpustakaan memenuhi standar dan untuk SLTP hanya 54% yang mempunyai perpustakaan memenuhi standar.
Dari data diatas maka dapat penulis simpulkan pemerintah belum bisa memenuhi hak masyarakat untuk bisa mengakses berbagai informasi yang seharusnya ada di perpustakaan sebagai sumber untuk mencari informasi baik di provinsi, kabupaten, kota maupun kecamatan. Bagaimana bisa minat membaca tumbuh dalam diri jika fasilitas perpustakaan saja belum bisa terpenuhi. Disinilah peran pemerintah dan masyarakat untuk bisa saling melengkapi dimana pemerintah sebagai penyedia untuk fasilitas yang dibutuhkan untuk perpustakaan desa dan masyarakat juga ikut berpartisipasi untuk mengumpulkan bahan bacaan yang dirasa dibutuhkan dan diminati oleh masyarakat.
Komunikasi sangat penting untuk bisa melakukan program ini dimana pemerintah seharusnya bisa berdiskusi langsung dengan masyarakat untuk mengetahui apa saja yang di butuhkan dan kendala apa saja yang akan di hadapi saat program di jalankan. Baik pemerintah maupun masyarakat mempunyai perannya masing-masing untuk bisa meningkatkan literasi di masyarakat.
Peran Pemuda dalam Peningkatan Literasi di Indonesia
Dijelaskan dalam Dictionary of Problem Words and Expressions bahwa literasi berkenaan dengan huruf dan dapat dikatakan bahwa orang yang mempunyai kemampuan literasi merupakan orang yang mampu atau bisa membaca dan menulis. Literasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masa depan suatu bangsa dan keberhasilan generasi penerusnya.
Keterampilan literasi yang baik akan membantu generasi muda dalam memahami informasi yang berkembang dari zaman ke zaman baik secara lisan maupun tulisan. Minat literasi pada generasi muda sangat penting untuk mendukung generasi muda dalam berkompetisi di era modern dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat setiap harinya. Baik kompetisi maupun literasi generasi muda memiliki keterkaitan satu sama lain dimana dengan literasi maka bangsa Indonesia bisa ikut bersaing dalam ilmu pengetahuan.
Peningkatan literasi di Indonesia pemuda mempunyai tugas atau tanggung jawab yang sangat besar dalam hal ini untuk memberikan contoh bagi masyarakat untuk ikut berkontribusi meningkatkan budaya literasi. Misalnya memberikan pemahaman tentang akses internet untuk memperoleh informasi terbaru yang sedang diperbincangkan baik skala nasional maupun internasional di beberapa daerah yang memang memungkinkan untuk bisa mengakses internet, tapi untuk daerah yang belum atau tidak memungkinkan bisa disediakan bahan bacaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan disana. Kemudian bisa membuat rumah baca sederhana untuk anak-anak dengan mengisi buku-buku bacaan menarik yang tentu saja mengedukasi dan menambah wawasan. Hal ini sudah diterapkan oleh beberapa mahasiswa Universitas Sriwijaya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dimana terdapat dusun sukomulyo dusun 3 ogan ilir sumatera selatan yang menjadi salah satu tempat yang dibuatkan rumah baca dan sering diadakan kegiatan edukasi tentang literasi dengan mengajak mereka membaca bersama dengan memanfaatkan teknologi untuk mempublikasikan atau mendokumentasikan kegiatan.
Kemudian menarik simpati masyarakat dan pemuda lainnya untuk ikut berkontribusi. Membuka rumah baca pastinya di butuhkan fasilitas yang mendukung untuk menjaga eksistensi dari suatu kegiatan, dengan dukungan masyarakat dan pemerintah setempat menjadi semangat dan motivasi bagi generasi muda untuk semakin banyak berkontribusi langsung di dunia literasi. Kegiatan semacam ini hanya akan berhasil jika ada dukungan baik dari masyarakat maupun pemerintah untuk mencapai hasil yang luar biasa.
Generasi muda mempunyai tanggung jawab penuh akan masa depan bangsa ini, para generasi muda yang cerdas sebagai agen perubahan harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing dan menjawab tantangan global. Bukan hanya sekedar angan-agan dan rencana belaka tetapi ikut andil dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Pemerintah membuat revolusi mental dan pengembangan kreatifitas bertujuan supaya generasi muda dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Peran Masyarakat dalam Peningkatan Literasi di Indonesia
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengadakan gerakan literasi masyarakat yang dilakukan dengan pengenalan buku kepada masyarakat, dengan membaca buku bersama saat memulai pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh sekolah dengan orang tua siswa. Bacaan yang disediakan meliputi buku-buku dongeng, cara bercocok tanam, dan majalah sekolah yang berisi karya tulis siswa dan juga guru, sehingga orang tua bisa ikut merasa bangga dengan hasil karya tulis anaknya. Kegiatan lain juga dilakukan dengan membuka bazar buku murah yang dilakukan setiap akhir tahun. Melalui gerakan literasi masyarakat ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca masyarakat yang semakin tinggi sehingga menjadi motivasi untuk anak dan lingkungan masyarakatnya menuju generasi muda yang cerdas.
Penutup
Literasi merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan Indonesia, dimana peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai agen perubahan untuk dunia literasi Indonesia juga harus memiliki dukungan penuh dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk tercapainya Indonesia cerdas. Oleh karena itu anak-anak yang akan menjadi generasi selanjutnya harus mulai di biasakan mengenal budaya literasi supaya menjadi suatu kebiasaan yang positif untuk di turunkan kepada generasi selanjutnya. Semoga pemerintah juga semakin memperhatikan fasilitas untuk menunjang peningkatan literasi ini dan mampu menggenjot budaya literasi bagi generasi muda.
Perlu di ingat bahwa literasi harus bersifat dinamis agar pemuda dan masyarakat bisa terus berkarya dan membangun bangsa dengan keterampilan literasi yang sudah di ajarkan. Generasi muda merupakan tonggak pembangun Indonesia di masa yang akan datang. Dalam mewujudkan Indonesia yang cerdas harus ada pengorbanan dan usaha yang besar dari berbagai pihak baik lingkungan, masyarakat dan pemerintah.
Referensi:
- https://disdikkbb.org/:Gerakan Literasi Masyarakat
- https://donasibuku.kemdikbud.go.id/:Literasi Numerasi
- https://gln.kemdikbud.go.id/:Buku Literasi Budaya dan Kewargaan
- https://gln.kemdikbud.go.id/:Buku Literasi Finansial
- https://gln.kemdikbud.go.id/:Buku Literasi Numerasi
- https://gln.kemdikbud.go.id/:Buku Literasi Sains
- https://gln.kemdikbud.go.id/:Duta Baca Indonesia Sejak Dulu Literasi Memainkan Peran Mendasar Untuk Masa Depan Bangsa
- https://indoensiadevelopmentforum.com/:Pemuda Desa Penggerak Literasi di Kampung Baca Temungiring
- https://majalah hikmahbudhi.com/:Peran Pemuda dalam Membangun Literasi Media
- https://sevima.com/:Pengertian Literasi Menurut Para Ahli Tjuan Manfaat Jenis dan Prinsip
- https://smkitinsantoda.sch.id/:Literasi Finansial Pengertian Tantangan dan Peluang
- https://www.balipost.com/:Menyambut Asesmen Kompetisi Minimun
- https://www.kompasiana.com/:Inilah 6 Literasi Dasar yang Perlu Anda Ketahui
- https://www.kompasiana.com/:Pentingnya Literasi Untuk Generasi Muda Indonesia
- https://www.medinaslampungnews.co.id/:Kabupaten Waykanan Ditetapkan Sebagai Kabupaten Literasi
- https://www.myindischool.com/:Literasi untuk Dunia Pendidikan
- https://www.perpusnas.go.id/:Indeks Literasi Harus Didukung Ketersediaan Buku
- https://www.unsoer.ac.id/:Pengertian Literasi Menurut Para Ahli Tujuan Manfaat Jenis dan Prinsip
- Irianto, Putri., dan Febrianti, Lifia. 2017. Pentingnya Penguasaan Literasi Bagi Generasi Muda Dalam Menghadapi MEA. Jurnal ELIC. Vol. 1 No.1.
BIOGRAFI
Anggi Sandra namanya, lahir di Palembang, 28 Oktober 2000, anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Irwin dan Elang Santi. Anggi adalah panggilan akrabnya, dia terlahir di keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas sedangkan ibunya melakukan pekerjaan dirumah sebagai ibu rumah tangga. Tahun 2002 sampai 2006,Anggi tinggal di Kalimantan Tengah ikut merantau bersama kedua orang tua nya pada waktu itu dia tinggal di daerah yang dekat dengan perairan lebih tempatnya dekat pelabuhan.
Pertengahan tahun 2006 dia dan kedua orang tuanya kembali ke Palembang dan saya melanjutkan pendidikan di SDN 33 Palembang terlihat sekali perbedaan antara Kalimantan Tengah dan Palembang dari sarana dan prasarana sampai tenaga pengajar yang sangat memadai pada masa itu. Mulai SD dia suka mengikuti lomba seperti menggambar, melukis dan hafalan ayat pendek dan aktif mengikuti kegiatan seperti karate, pramuka dan menari untuk mengisi waktu luang bersama teman. Selain kegiatan non-akademik dia juga mengikuti kegiatan akademik seperti lomba cerdas cermat dan mempertahankan prestasi sebagai juara kelas sampai kelas 6.
Tahun 2012 dia lulus dan melanjutkan pendidikan di SMPN 43 Palembang, semakin banyak kegiatan yang dia lakukan seperti pramuka, paduan suara, seni tari dan teater. Dia juga mengikuti Olimpiade Sains bidang IPA, Lomba cipta puisi dan cerpen, Cerdas cermat bidang Sejarah paduan suara dan masih mempertahankan juara kelas sekaligus juara umum di SMP.
Tahun 2015 dia melanjutkan pendidikan di SMA Srijaya Negara Palembang ketika SMA saya mengikuti beberapa ekstra kulikuler diantaranta KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) yang membawa minatnya dalam dunia sains semakin kuat dengan keikut sertaannya sebagai peserta Olimpiade Sains Nasional bidang Biologi, 10 besar Bengkel Bahasa Lomba Cerdas Cermat Nasional Bahasa dan Sastra tahun 2017, ikut dalam projek sekolah untuk penanaman sayuran hidroponik dan Lomba Karya Tulis Ilmiah (Lingkungan) selain itu juga dia mendapatkan beasiswa sebagai salah satu siswa berprestasi akademik.
Tahun 2018 dia lulus dari SMA dan bekerja di salah satu tempat percetakan, selain bekerja dia masih harus belajar untuk tes kuliah di tahun selanjutnya. Dia menggunakan waktu sebaik mungkin untuk bisa tembus di kampus impian saya. Hampir satu tahun bekerja dan tahun 2019 akhirnya dia lolos di Universitas Sriwijaya fakultas MIPA program studi Biologi, dia menjadi anggota departemen dalam negeri di himpunan mahasiswa biologi, menjadi salah satu perwakilan untuk ON-MIPA dan mengikuti beberapa lomba cipta puisi di tahun 2019.
Tahun 2020 menjadi tahun yang begitu berkesan karena perkuliahan menggunakan sistem daring dimulai pada bulan april 2020, disini tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berpartisipasi dalam kegiatan kampus seperti penerimaan mahasiswa baru (PMB dan PK2), mengikuti berbagai macam webinar mulai dari isu lingkungan sampai kesehatan mental, meraih beberapa prestasi lain Juara I OSN Pertamina (Kompetisi Sobat Bumi Teori Sains bidang Biologi 2020), Peraih Medali Perak Olimpiade Sains Mahasiswa (Nasional) bidang Biologi, top 50 Lcc Pengetahuan Umum dan Politik, menjadi salah satu peserta dalam SDGs Annual Conference 2020 selain itu saya juga menjadi Volunteer dalam beberapa kegiatan Volunteer Mentah Health Day 2020, Volunter Nimba Ilmu (Guru Pembelajar Biologi 2020), Volunteer DemiHijau ID 2020, Anggota KBBI Sumatera Selatan, dan Anggota Youth for Nation Sumsel.