Bilik Pustaka

Pudes Breco: Gagasan Mencipta Perpustakaan Desa Kekinian

Skor membaca masyarakat Indonesia dalam perhitungan PISA sungguh amat memprihatinkan. Betapa tidak dari 1000 orang Indonesia, yang suka dan memiliki motivasi membaca hanya satu orang saja. Ini menjadi hal yang dilematis, dimana program gerakan Literasi Indonesia sudah diluncurkan dan diaktifkan dalam masyarakat, namun tidak memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan minat-baca masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.

Pseudo Literasi demikian yang pantas diberikan kepada para insan literasi di Indonesia. Masyarakat yang stagnan semangat membacanya tidak akan menambah skor PISA Indonesia yang ditargetkan di tahun 2025 mencapai poin 4000. Pseudo literasi adalah penerapan literasi sebatas pada jargon, banner dan rutinitas semu yang tidak memiliki nilai dan makna yang berarti.

Jika ada pejabat yang datang, maka tergopoh-gopoh sekolah dan desa menyiapkan kondisi ideal dalam melaksanakan program literasi. ABS atau asal bapak senang dengan menciptakan kondisi ideal dalam penerapan literasi. Namu setelah itu, literasi tiarap dan kembali stagnan diam tak bergerak.

Sejatinya pelaksanaan gerakan literasi jangan menjadi Pseudo literasi, namun jadikanlah gerakan lierasi sebagai The Real of Literacy, di mana benar-benar dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh civitas pendidikan dan masyarakat. Program sederhana tidak muluk-muluk namun dapat memberikan kebermanfaatan bagi orang lain yang membutuhkan layanan literasi untuk mendapatkan informasi yang akurat, tajam dan terpercaya.

Dalam menjalankan program Perpustakaan Desa yang unik dan menarik, menjadi keharusan dengan menyusun konsep perpustakaan Desa yang Out Of The Box atau keluar dari hal yang biasa. Perpustakaan jika dimaknakan adalah kumpulan buku-buku yang tertata di rak buku yang kuno dan mengesankan sesuatu yang sakral. Namun untuk menghadirkan semangat membaca dan beraktivitas dalam perpustakaan dibutuhkan rancangan ruangan yang didekorasi dengan gaya futuristik dan menarik.

Melalui tulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan ide dan gagasan dalam menampilkan perpustakaan desa yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat desa. Sungguh ironis manakala perpustakaan desa hanya sebatas pada unggukan buku-buku tua yang tidak tertata dengan baik dan berdebu. Pengunjung yang hadir dapat dihitung jari karena tidak ada sesuatu yang menarik dan sisi lain yang dapat diambil oleh pengunjung perpustakaan. Maka dengan keperdulian terhadap pengelolaan perpustakaan desa yang unik dan menarik, maka penulis menyumbangkan ide dengan ide PUDES BRECO. Untuk penjelasannya penulis paparkan pada bagian penjelasan di bawah ini.

Pudes Breco

Apa itu Pudes Breco? Apakah ini merupakan judul buku dari luar negeri? Penasaran dengan namanya? Baik penulis akan jelaskan bahwa Pudes Breco adalah akronim dari Perpustakaan Desa Bread Coffe. Konsep perpustakaan desa yang memadukan dengan kedai kopi dan roti. Bagaimana penjelasannya? Berikut akan penulis jelaskan konsep Pudes Breco ini.

Pudes Breco adalah konsep perpustakaan desa yang futuristik dengan memadukan konsep pelayanan literasi dengan nikmatnya sunmobreaf atau Saturday-Sunday morning Breakfast.

Pada hari Sabtu dan Ahad/Minggu perpustakaan desa memberikan layanan sarapan pagi buat pengunjung ataupun para pesepeda, bikers motor yang melewati desa untuk membaca dan menikmati aneka kopi dan roti dan panganan lainnya yang nikmat dan murah. Anda pasti membayangkan, membaca buku dengan segelas kopi panas dan dua buah roti yakni roti keju dan kacang merah. Wah sungguh suatu kenikmatan yang tiada tara.

Operasional Pudes Breco Saturday-Sunday dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai dengan 10.00 WIB. Waktu dimana sangat tepat untuk melaksanakan sarapan pagi dengan teman-teman sambil bercakap-cakap mengobrol berbagai hal. Setelah pukul 10.00, maka Pudes Breco kembali melayani pelayanan biasa hanya sekedar peminjaman dan baca ditempat. Jadi yang telat datang dipastikan tidak dilayani karena waktu pagi atau morning telah lewat. Konsep ini sangat menarik lalu bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaannya? Berikut pelaksanaan Pudes Breco.

1. Penjual Breco dan Konsepnya

Penjual Breco adalah siswa-siswi SMK tata boga yang magang diperpustakaan desa dengan konpensasi keuntungan. Siswa-siswi tersebut disamping mendapatkan sertifikat kerja dari kantor desa, mendapatkan ilmu bagaimana mengolah kedai kopi , mendapat keterampilan barista. Perlu empat orang yang mengelola breco dengan satu pengawas. Satu orang barista, satu orang kasir satu orang bagian cuci piring dan satu orang pelayan roti. Mereka diberi seragam khusus agar menarik. Mereka sebelum bekerja mendapatkan pelatihan dari manajer breco terlebih dahulu agar kerjanya cekatan dan rapi.

Bagaimana konsep Breco dengan perpustakaan desa. Meskipun pengelola breco bukan pegawai desa, tapi merupakan pebisnis yang mengadakan MOU dengan pihak kantor desa untuk membuka breco dalam program sunmobreaf. Pendapatan selama sebulan akan dikalkulasikan dengan perhitungan 20% 80% dimana pengusaha 80% dan kantor desa 20%.

2. Penjaga Perpustakaan Desa di Hari Sabtu dan Minggu/Ahad

Untuk penjaga perpustakaan desa dihari sabtu dan minggu adalah siswa sekolah menengah disekitar kantor desa. Dengan melibatkan siswa sekitar kantor desa dapat memberi manfaat mengelola perpustakaan.

3. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Kewirausahaan Sosial dengan Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

Breco di sini berkonsep kewirausahaan sosial, di mana makanan-makanan yang disediakan dan dijual di breco perpustakaan desa adalah produk penduduk desa yang dijaga kualitas dan mutunya. Beraneka makanan yang dititipkan masyarakat desa di breco. Sehingga dengan konsep ini, pendapatan penduduk desa meningkat. Berapa harga yang ditetapkan pengelola breco?. Kisarannya jika roti atau donat harganya Rp2.000- Rp 2.500,- , aneka gorengan adalah Rp 1.000,- sampai dengan Rp 1.500,- dan aneka nasi uduk dan panganan berat lainnya adalah Rp 7.000 – Rp 8.000,-. Sedangkan harga kopi sudah ditentukan oleh manajemen breco.

Berikut adalah konsep Pudes Breco pada ilustrasi gambar:

  • Kedai kopi dibuat sederhana dengan penjualan roti dan gorengan.
  • Dengan kursi-kursi santai seperti ini memberikan kenyamanan membava sambil nyuput kopi dan ngunyah roti dan panganan lainnya.
  • Coffe and Bread plus ( mini library).
  • Kelebihan dan kekurangan konsep Pudes Breco adalah sebagai berikut:
  • PUDES BRECO
  • Memberi solusi bagi semua orang
  • Menghidupkan literasi di masyat=rakat dan orang luar desa
  • Membuka lowongan pekerjaan dan penambahan skill latihan kerja bagi pelajar
  • Menjadi solusi pariwisata di desa dengan konsep sunmobreaf
  • Mengembangkan potensi desa yang lainnya karena Pudes Breco.
  • Adaptasi hal yang baru membutuhkan waktu lama.
  • Perlu pengamanan ekstra lebih terhadap kendaraan pengunjung.
  • Bisa berdampak efek sampah desa menjadi lebih banyak
  • Kebersihan kadang terbengkalai karena banyak pengunjung
  • Potensi keramaian bisa berdampak gesekan sosial antar pengunjung.

Penutup

Konsep Pudes Breco menjadi alternatif kegiatan yang bermanfaat. Meskipun konsep perpustaaan dan kedai kopi bukan sesuatu yang istimewa, namun konsep Pudes Breco berbeda dari konsep keumuman. Perpustakaan desa akan memberikan keramaian dari sepinya perpustaaan. Meskipun Pudes Breco ini memiliki kelemahan hanya beroperasi sabtu-minggu saja, namun konsep ini dapat mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. Kelebihan lainnya adalah memberikan keterampilan atau skill generasi bangsa dalam mengolah bisnis berbasis sosial preseneur (kewirausahaan sosial) dan pengelolaan perpustakaan dan literasi desa. Pada breco dapat diletakkan kotak amal pengadaan buku koleksi. Pengunjung memberikan sodaqah untuk pengadaan koleksi perpustakaan desa. Suasanan full karaoke dan musik akan memberikan nuansa nyaman dan menyenangkan.

Interior dan eksterior Pudes Breco ini disetting dengan paduan warna putih dan hitam coffee memberikan nuansa cerah dan nikmatnya kopi. Perpustakaan desa yang sepi dengan konsep Pudes Breco ini dapat meningkat pengunjungnya. Pelan-pelan program ini dibenahi sehingga lambat laun program ini menjadi lebih baik dan tertata dengan rapi dan nyaman.

Demikian konsep perpustakaan desa dengan bread & Coffee, semoga menginspirasi dan memberikan konsep yang menarik dan nyaman pada pengelolaan perpustakaan desa. Wallahu alam.

Referensi gambar dan ilustrasi:

  • https://espectakuler.blogspot.com/2017/04/perpustakaan-unsyiah-melawan-rezim.html
  • https://www.slideshare.net/RitaDamaiYanti/bisnis-plan-coffee-shop-dan-mini-library-379

CURRICULUM VITAE PENULIS

Nama Lengkap : H.Bahar Sungkowo SPd M.Pd
Tempat/Tanggal Lahir :Purwokerto 08 Oktober 1968
NUPTK : 2340746649200043
Jabatan Fungsional : Guru IPS-Kewirausahaan Pangkat/Golongan : IIIA (Impassing) Nama Sekolah : SMP Internat Al-Kausar Alamat Sekolah : Jl Habib Rt 20/Rw 03 Kec Parungkuda Kab Sukabumi Jawa-Barat
Alamat Rumah : Jl Habib Rt 20/Rw 03 No B8 Kec. Parungkuda Sukabumi
Nomor Telepon/HP : 087820994093
Alamat pos-el (e-mail) : bsungkowo290304@gmail.com

Pendidikan Terakhir:

  • Perguruan Tinggi : S2- Unindra PGRI Jakarta
  • Fakultas/Jurusan : Pendidikan IPS

Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih:

  • Tingkat Sekolah : bidang Guru berprestasi sangat baik tahun: 2007,2008,2009,2010,2011,2012,2013,2014,2015, 2016, 2017,2018, 2020
  • Tingkat Kab./Kota : bidang guru berprestasi tahun 2006 , bidang guru pembimbing penelitian : tahun 2012
  • Tingkat Provinsi : bidang Lomba PTK tahun 2016
  • Tingkat Nasional : bidang Lomba – Lomba Penulisan essai . tahun 2013,2014,2015 dan 2016.

Pengalaman KTI/Inobel:

  • KTI/Inobel : Nominator Inobel (Finalis)
  • Esai/Jurnal : Juara Nasional

Related Posts

One thought on “Pudes Breco: Gagasan Mencipta Perpustakaan Desa Kekinian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *