Permasalahan sampah di kota-kota dunia sangat meresahkan lingkungan karena menghasilkan hingga 1,3 miliar ton sampah setiap tahunnya. Menurut Dep. Dikbud penyusun KBBI (2005: 672), sampah adalah adalah sisa proses produksi atau bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian. Bank Dunia memperkirakan bahwa pada 2025, produksi sampah menjadi 2,2 milliar ton. Jumlah timbunan sampah per hari diperkirakan 175.000 s.d 176.000 ton/hari atau 64 juta ton/tahun (2014). Kementrian LHK pada 2016 menetapkan target pengurangan sampah sebanyak 7,8 juta ton atau 12%. Pada 2017 dan 2018 berkurang 12 ton (18 %) dan 2019 berkurang 13,4 juta ton (20%) sampah (perhatikan Grafik 1). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999, sampah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan.
Pemanfaatan sampah dapat membantu kehidupan anak jalanan dari segi ekonomi dan pendidikannya dan diberdayakan untuk mengasah kemampuan dan kreativitas mereka. Pelatihan kreatif yang dimaksudkan adalah kemampuan mengembangkan daya nalar, membantu mereka memecahkan masalah kehidupannya dari ekonomi dan pendidikannya melalui hasil karya sampah yang mereka inovasikan.
Sudah hampir setahun ini, dunia berperang melawan Covid-19 yang menjadi pandemi sejak Maret 2020. Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud No. 4 tahun 2020 yang menetapkan aturan bahwa seluruh kegiatan dihentikan sejenak, seperti kegiatan belajar harus dari rumah (learn from home) dan bekerja dari rumah (work from home). Dalam bidang pendidikan, kondisi ini membuat guru, orang tua, dan anak harus mencari solusi agar proses belajar tetap berjalan sebagaimana mestinya, dan perkembangan anak tetap optimal meskipun kini harus lewat perantara yaitu Gadget atau perangkat elektronik lainnya. Jadi hal ini membawa masalah jika tidak teratasi dengan baik.
Penulis menemukan beberapa permasalahan yang cukup memprihatinkan yaitu:
- Sebagian besar anak-anak kini sering bermain game online.
- Rendahnya tingkat pendidikan warga di Desa ini, bahkan sekarang banyak yang putus sekolah dan bertahan pada tigkat menengah pertama saja.
- Kebanyakan tugas sekolah para siswa dikerjakan oleh orang tua mereka atau gruru les nya.
- Belum adanya taman baca di Desa Blerong, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sehingga minat baca dari warga desa terutama anak anak menurun.
- Banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan akibat dari Covid19 ini, dan kurangnya wawasan dalam pengembangan skill diri.
- Kurangnya pengelolaan sampah di Desa ini.
Jadi, pada kesempatan ini penulis akan mencoba memberikan solusi dari permasalahan tersebut diatas. Serasi (Sanggar Literasi) merupakan taman baca sekaligus sebagai tempat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dan melatih kreativitas warga desa blerong, kecamatan guntur, kabupaten demak dengan sistem up-cycling. Ini merupakan gagasan dari penulis sebagai solusi dari permasalahan yang tersebutkan diatas. Sanggar Literasi ini juga berfungsi sebagai taman baca, ruang diskusi publik, juga sebagai ruang untuk berkarya dan melatih kreatifitas bagi warga desa Blerong.
Taman baca disini, memuat buku-buku pelajaran sekolah bagi pelajar, buku fiksi seperti novel, cerpen, sejarah kisah, dan buku pengetahuan umum. Taman baca yang penulis usung disini menerapkan sistem administrasi inovatif, yaitu dengan penukaran sampah (bisa berupa plastik, kertas, atau kain) bagi warga desa yang hendak membaca buku. Untuk setiap pembaca diharuskan membawa sampah sedikitnya 5 bungkus makanan atau 1 buku bekas (buku tulis atau koran atau majalah dll) atau 1 baju bekas tak terpakai atau 1 botol/kaleng minuman. Kemudian sampah tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan menurut jenis sampah, organik atau anorganik. Selanjutnya sebagian besar sampah (berupa botol/kaleng/kertas bekas) dijual ke pengepul sampah dengan harga Rp 1.500 /Kg. Uang hasil penjualan sampah ke pengepul itu menjadi kas dari Sanggar Literasi ini, dan dapat dipakai untuk membeli dan menambah koleksi buku dan sebagiannya akan kami kembalikan sebagai tabungan uang bagi pembaca dengan aturan untuk sekilo sampah dari pembaca senilai dengan tabungan 500 rupiah. Jadi, semakin sering membaca di taman baca akan semakin banyak pula tabungan uang yang didapat. Namun, tabungan tersebut bisa diambil saat sudah mencapai nominal yang telah disepakati yaitu dari penulis menyarankan jika sudah mencapai 50.000 rupiah.
Dan sebagian sampahnya lagi, dipakai untuk berkreasi bagi warga desa Blerong. Dimana akan dilakukan workshop atau pelatihan secara berkala dengan mengundang pembicara atau trainner yang sudah berpengalaman dalam mengatasi sampah. Sedikitnya dilakukan sekali dalam sebulan. Dalam workshop atau pelatihan kreasi sampah ini warga diberikan wawasan penting nya menjaga lingkungan dan diajak untuk bisa memilah dan mengelola sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Sehingga diharapkan dapat mengembangkan skill dan meningkatkan kreatifitas para pemuda, ibu rumah tangga, dan warga yang putus kerja dengan pemanfaatan sampah plastik menjadi produk kerajinan tangan seperti tas dan dompet dari plastik bekas kemasan detergen, sabun, pewangi pakaian, minumam serbuk, dan plastik kresek yang bernilai ekonomis bagi warga desa Blerong, Kecamatan guntur, Kabupaten Demak.
Selain itu, juga sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas dan kemandirin warga desa dan menyokong penghidupan secara finansial serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari sampah yang membludak. Serangkaian kegiatan ini, didampingi oleh perangkat desa dan dapat diikuti oleh semua warga desa Blerong maupun warga desa lain tapi dengan izin kepala desa. Hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah bertambahnya ilmu dan keahlian warga desa dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi kreasi unik.
Penulis juga menawarkan sebuah produk lain yang bisa menjadi nilai tambah dan dapat dijadikan usaha bisnis menjanjikan. Nama produk tersebut yaitu Tas Jarik Multifungsi (Tarik sis). Tas jarik ini sangat aplikatif dan multifungsional, bisa digunakan sebagai tas sebagaiaman mestinya juga bisa digunakan sebagai sajadah, tikar, dan taplak meja. Tas ini terbuat dari limbah pakaian bekas, kain perca, dan jarik batik sebagai bahan dasarnya. Bahan baku tas ini mudah didapat karena hampir setiap rumah tangga memiliki pakaian bekas tak terpakai. Sehingga, Penulis memperkirakan peluang usaha ini punya peluang yang cukup besar dan menjanjikan karena masih jarang di pasaran selain itu juga memiliki banyak kegunaan dan menjadi trend fashion unik berpadukan batik.
Untuk pemasaran produk, dilakukan secara langsung menawarkan kepada calon pembeli, membuka stand pameran karya dibalai desa, dan melakukan promosi melalui media sosial. Kemudian uang hasil penjualan akan dibagikan kepada para pengrajin sabagi upah dan sebagian keuntungan masuk sebagai kas sanggar yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan penunjang dalam berkreasi seperti pengadaan fasilitas umum, pengadaan alat dan bahan, dan pengembangan bisnis.
Selain itu, kegiatan di sanggar Literasi ini terdapat bimbingan belajar menyenangkan bagi anak-anak dan pelajar yang dibina oleh bapak/ibu guru atau mahasiswa warga Desa Blerong, yang diadakan 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari sabtu dan minggu. Juga ada kegiatan khusus sebagai hiburan dan pemantik anak-anak untuk datang ke sanggar literasi ini yaitu “Ruang Cerita”. Sebuah ruang cerita bagi anak-anak. Bisa berupa cerita tentang kisah-kisah inspiratif, cerita rakyat, cerita fabel, dan cerita cerita seru lainnya dengan menggunakan media boneka dari kaos kaki yang sudah tidak digunakan lagi (kaos kaki bekas) atau kreasi dari limbah sampah. Sehingga, dengan adanya ruang cerita ini, anak-anak akan bersemangat untuk berkunjung ke Sanggar Literasi ini. Ruang Cerita ini memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang menyegarkan dengan cerita-cerita lucu.
Jadi, dari gagasan penulis ini, Sanggar Literasi sangat diperlukan untuk dibangun dan dikembangkan di Desa Blerong sebagai upaya meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi warga dan sebagai ruang untuk mengembangkan skill masyarakat desa serta bisa menjadi lahan pekerjaan baru bagi warga desa setempat. Terimakasih.
Daftar Pustaka:
- Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
- Diana. S, Dkk. 2017. Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk Kerajinan Tangan
- Bernilai Ekonomis Bagi Remaja Putus Sekolah. Jurnal Vokasi, Vol 1 No.1 April 2017 – Issn : 2548-4117. Politeknik Negeri Lhokseumawe: Aceh.
- Lailiyatul. S, Dan Faridhatul. M. 2020. Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Di Rumah Selama Pandemi Covid-19. Jce (Journal Of Childhood
- Education) Vol. 4 No. 2 Tahun 2020 Hal 71 – 81. Institut Agama Islam Negeri Madura: Madura.
- Sebagian dari tulisan esai ini adalah ide atau pendapat pribadi penulis.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Ali Wahyudi
TTL : Demak, 02 Juli 2001
Domisili : Demak
Pendidikan terakhir : MAN 1 Kota Semarang, Sekarang sedang kuliah
Pengalaman organisasi :
- Satff departemen pengabdian pada masyarakat Himpunan mahasiswa matematika UNNES peiode 2018-2020
- Staff House Hold Division Students scientific center (SSC) FMIPA UNNES Periode 2020 – sekarang
- Dewan Pengabdian masyarakat FOSMAN INDONESIA periode 2020-sekarang
- Staff COMDEV komunitas Agent Social Cares SEMARANG 2020-sekarang
- Ketua Project Math club Matematika UNNES 2020 –sekarang
E-mail : [email protected]
Ig : @aliwah5