Bilik Pustaka

Pusdalang: Perpustakaan Daur Ulang sebagai Sumber Peningkatan Minat Literasi Guna Pengembangan Kualitas Generasi

Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia setelah China sebagai negara penghasil sampah terbanyak yang didominasi oleh sampah plastik. Data tersebut memaparkan sebanyak 187,2 juta ton sampah plastik di Indonesia yang dibuang ke laut. Selain itu, dilansir dari news.detik.com (2020), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, menaksir timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, dan terdapat kemungkinan untuk terus bertambah seiring meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Melihat besarnya jumlah sampah tersebut, maka diperlukan suatu penanganan yang efektif agar dapat meminimalisir permasalahan yang terjadi di lingkungan akibat tingginya kuantitas sampah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mendaur ulang.

Daur ulang merupakan penggunaan kembali suatu sampah dengan mengolahnya menjadi produk tertentu yang bernilai guna (Dirgantara, 2013). Salah satu bentuk kegiatan mendaur ulang misalnya yang dilakukan oleh Ibu-Rumah Tangga Kelurahan Cireundeu dan Rempoa Kota Tangerang yaitu menciptakan suatu produk hasta karya seperti dompet, kap lampu duduk, tempat tisu dari sampah organik (Aminudin & Nurwati, 2019).

Salah satu permasalahan nasional dalam menghadapi arus globalisasi ialah peningkatan kemampuan pembangunan. Peningkatan paling utama terletak pada kemampuan sumber daya manusia sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia yang unggul ialah melalui proses pendidikan. Pendidikan merupakan suatu upaya menuntun individu sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani dalam interaksi alam beserta lingkungannya (Nurkholis, 2013). Salah satu indikator pengukur kualitas Pendidikan suatu negara ialah minat baca. Berdasarkan riset Central Connecticut State University (2016) menyatakan bahwa literasi Indonesia berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Bostwana. Tidak hanya itu, kemampuan membaca masyarakat Indonesia yang sangat rendah juga dibuktikan dengan riset menurut UNESCO yang mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang membaca buku. Hal ini tentu saja merupakan suatu fakta yang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, diperlukannya suatu terobosan untuk meningkatkan minat baca, salah satunya melalui pembangunan perpustakaan.

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berfungsi mengumpulkan, menyimpan, dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka dengan sistem tertentu agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan (Gusti & Bakhtaruddin, 2014). Keberadaan perpustakaan di sekolah merupakan sarana yang diperuntukan agar proses belajar mengajar lebih bersifat aktif dan dinamis serta berguna bagi siswa dalam rangka melengkapi bahan ajar yang diterima di kelas. Akan tetapi, kenyataan di lapangan ialah tidak semua sekolah memiliki perpustakaan. Berdasarkan data BPS tahun 2019, hanya terdapat 66,14% perpustakaan dari total 148.673 sekolah. Provinsi dengan kepemilikan perpustakaan terendah didominasi oleh daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Di jenjang Sekolah Dasar, Papua menempati posisi terbawah dengan hanya memiliki 31% perpustakaan sekolah. Di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Maluku Utara menempati posisi terbawah kepemilikan perpustakaan di sekolah yaitu berturut-turut sebesar 58,7% dan 69,2% (Jayani, 2019). Jika tidak adanya sumber pembelajaran seperti perpustakaan, maka pelajar akan mengalami kesulitan dalam mencari sumber pembelajaran, menambah wawasan, dan meningkatkan pengetahuannya.

Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan pembangunan perpustakaan sekolah di daerah 3T terhambat, antara lain yaitu adanya tantangan konektivitas dan akses menuju daerah 3T serta terdapat kesenjangan prioritas alokasi pendanaan untuk melakukan renovasi dan pembangunan fasilitas sekolah (Syafii, 2018). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan alternatif sarana sebagai langkah untuk meningkatkan minat literasi pelajar. Dengan demikian, dengan adanya masalah-masalah yang telah dipaparkan maka penulis mengusulkan suatu konsep untuk mengatasi masalah tersebut. konsep tersebut adalah “PUSDALANG” yaitu perpustakaan daur ulang yang ditujukan bagi wilayah 3T atau pada wilayah atau daerah yang tidak memiliki fasilitas perpustakaan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Sistem yang digunakan dalam PUSDALANG ini yaitu dengan mengonsepkan pemanfaatan barang bekas atau daur ulang, seperti mengumpulkan buku melalui program donasi dari masyarakat sekitar maupun dari wilayah lain yang memiliki kualitas Pendidikan jauh lebih terdepan. Buku yang didonasikan dapat berupa buku baru ataupun buku bekas yang masih layak pakai yang nantinya dijadikan sebagai koleksi buku. Alat penunjang berasal dari daur ulang sampah atau barang bekas yang diubah menjadi berang layak pakai, dan pemanfaatan ruangan yang tidak terpakai yang dijadikan sebagai tempat perpustakaan.

Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pustaka artinya kitab, buku (Depdikbud, 1980). Dalam bahasa asing pepustakaan disebut bibliotheca (Belanda), kemudian dari bahasa bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku atau kitab. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan library. Isitilah ini berasal dari kata librer atau libri, yang artinya buku (Echols, 2000). Dari kata latin tersebut terbentuklah istilah librarus, tentang buku. Maka dari itu batasan istilah perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang diguanakan oleh pemustaka jasa layananya. Selain buku didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya, seperti laporan, manuskrip atau naskah, pamflet, majalah, dan berbagai karya. Definisi tentang gambaran perpustakaan tersebut telah mengisyaratkan bahwa perpustakaan memiliki spesifikasi mengenai fungsi dan perananya. Dapat dilihat dari pengertiannya yang memiliki beberapa poin penting yang perlu digaris bawahi, yaitu perpustakaan sebagai suatu unit kerja, perpustakaan sebagai tempat pengumpul , penyimpan, dan pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka, bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, bahan pustaka digunakan oleh pemustaka secara secara kontinu, dan perpustakaan sebagai sumber informasi.

Perpustakaan daur ulang atau yang nantinya disebut dengan pusdalang, tidak berbeda dengan fungsi dari perpustakaan pada umumnya. Yang membedakan antara pusdalang dan perpustakaan pada umumnya adalah alat penunjang, dan kebutuhan pada perpustakaan. Jika pada perpustakaan pada umunya yang alat penunjang atau perlengkapan pada perpustakaan menggunakan barang barang yang terbilang baru atau layak pakai. Akan tetapi pada pusdalang menggunakan barang-barang bekas atau daur ulang. Barang bekas atau sampah yang telah disipakan kemudian diolah kembali menjadi barang yang menarik untuk dijadikan sebagai alat penunjang, perlengkapan dan peralatan pada pusdalang nantinya. Jadi konsep pada pusdalang adalah buku-buku yang berasal dari donasi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan menjadi koleksi buku ada pusdalang, memanfaatkan sampah yang tidak terurai menjadi peralatan dan perlengkapan sebagai penunjang pada perpustakaan, pemanfaatan barang bekas menjadi barang layak pakai sebagai penunjang perpustakaan, dan jika tedapat ruangan yang tidak terpakai maka dapat memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai atau digunakan tersebut sebagai tempat atau ruangan pusdalang.

Dengan adanya konsep tersebut maka secara garis besar Pusdalang memilki beberapa manfaat. Manfaat dengan adanya Pusdalang tersebut adalah:

  1. Mengurangi dan memanfaatkan sampah yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. dengan adanya pusdalang tersebut yang secara tidak langsung dapat mencegah adanya pencemaran lingkungan, mencegah adanya penyakit, dan mencegah adanya bencana yang diakibatkan oleh sampah.
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada pelajar atau masyarakat setelah membaca koleksi-koleksi buku pada pusdalang
  3. Meningkatkan, menyalurkan dan mengembangkan ide kreativitas dan inovatif pada pemanfaatan sampah menjadi barang yang layak pakai dengan adanya konsep daur ulang pada sampah yang menjadi alat penunjang pada pusdalang
  4. Menjadi solusi tidak adanya fasilitas perpustakaan pada suatu instansi, sekolah atau dilingkungan masyarakat
  5. Meningkatkan minat baca literasi pada pelajar atau masyarakat dengan adanya kebiasaan membaca buku
  6. Biaya yang cukup efisien. Karena pada pusdalang berkonsep pada pemanfaatan barang bekas atau yang tidak terpakai, daur ulang dari sampah-sampah yang tidak dapat terurai, pemanfaatan buku-buku yang berasal dari donasi, dan jika ada ruangan yang tidak terpakai dapat dijadikan sebagai tempat atau wadah pusdalang.

Alat penunjang atau barang dan perlengkapan yang dibutuhkan pada pusdalang berasal dari barang bekas dan daur ulang sampah yang keduanya nantinya diubah menjadi barang yang menarik. Barang dan penunjang yang dibutuhkan pada pusdalang adalah seperti kemonceng dari tali rafia, vas bunga dari botol kaca, bingkai foto atau pajangan dari kardus, daftar hadir berasal dari buku tulis yang tidak terpakai, rak buku berasal dari kayu-kayu rumah tangga atau bambu yang masih digunakan, tata tertib yang dtulis sendiri di selembar kertas, tempat pensil pada penjaga perpustakaan yang berasal dari botol bekas, keset yang berasal dari kain perca yang dijadikan satu, tempat sampah yang berasal dari ember atau wadah cat yang tidak terpakai, tempat buku penjaga yang berasal dari kardus, kartu perpustakaan yang dibuat sendiri dari kertas atau karton, taplak meja yang berasal dari kain tidak terpakai, hiasan dinding bunga dengan kertas yang dikolaborasikan dengan botol bekas, nama-nama jenis-jenis buku sebagai penanda pada rak buku yang dibuat dari kardus, bunga pada vas bunga yang dibuat dari gelas plastik, dan penunjang yang lainna yang dapat menunjang pada pusdalang sehingga membuat pusdalang menjadi menarik dan pengunjung menjadi nyaman untuk memasukinya.

Tempat atau ruangan pusdalang dapat memanfaatkan pada ruangan yang tidak terpakai atau yang tidak dimanfaatkan. Jadi pada instansi sekolah dapat memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai atau gudang sekolah yang sekiranya kurang dimanfaatkan. Dan jika dari masyarakat ingin membangun pusdalang dapat memanfaatkan kayu atau bambu kemudian dibangun menjadi gubug. Kayu dan bambu tersebut bisa didapatkan dari pemberian warga, atau satu persatu warga berdonasi kayu sehingga kayu akan terkumpulkan. Untuk pembangunan gubug tersebut warga bisa bergotong royong untuk membangunnya demi kemajuan pada desa tersebebut yang berdampak pada kualitas diri setiap warganya. Jadi dengan adanya pemanfaatan ruangan yang tidak terpakai dan tempat yang dijadikan gubug dari konsep pusdalang tersebut, maka dapat menunjang berjalannya dari perpustakaan daur ulang.

Koleksi buku yang dibutuhkan pada pusdalang dapat diperoleh melalui program donasi dari masyarakat sekitar maupun dari wilayah lain yang memiliki kualitas Pendidikan jauh lebih terdepan. Buku yang didonasikan dapat berupa buku baru ataupun buku bekas yang masih layak pakai yang nantinya dijadikan sebagai koleksi buku. Mengenai donasi buku tersebut dapat dibuatkan pamflet donasi dan “caption” yang nantinya dapat dipublikasikan atau disebar luaskan di media sosial yang berdampak pada kuantitas orang untuk berdonasi. Bukan hanya berupa pamflet saja, yang dapat dijadikan sebagai media informasi donasi buku adalah poster. Dengan adanya poster tersebut dapat ditempelkan di pinggir jalan yang diharapkan dapat menarik orang-orang untuk berdonasi.

Pelayanan pada pusdalang sama seperti halnya perpustakaan pada umumnya seperti terdapat pembagian kartu perpustakaan, peminjaman buku, pengembalian buku, etika memasuki perpustakaan, tata tertib, serta sanksi jika melanggarnya. Dengan adanya fasilitas pelayanan dan tata tertib tersebut diharapakan tidak menghilangkan unsur keperpustakaan. Karena dengan adanya pelayanan tersebut, maka pusdalang akan berjalan sesuai dengan harapan dan berjalan dengan semestinya.

Jadi pusdalang disini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap tidak adanya fasilitas perpustakaan pada suatu instansi atau daerah. Karena pusdalang sendiri hanya memanfaatkan barang yang tidak terpakai atau daur ulang sebagai penunjang emi berjalannya pusdalang seperti perpustakaan pada umumnya. Sehingga terdapat tempat awtau wadah bagi pelajar dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, menambah ilmu wawasan, senagai tempat atau sumber pembelajaran, dan fungsi perpustakaan lainnya yang dapat meningkatkan pada kualitas diri pribadi bagi pembacanya.

Pusdalang adalah perpustakaan yang alat dan kebutuhannya menggunakan barang-barang bekas atau daur ulang. Konsep pada pusdalang adalah buku-buku yang berasal dari donasi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan menjadi koleksi buku ada pusdalang, memanfaatkan sampah yang tidak terurai menjadi peralatan dan perlengkapan sebagai penunjang pada perpustakaan, pemanfaatan barang bekas menjadi barang layak pakai sebagai penunjang perpustakaan, dan jika tedapat ruangan yang tidak terpakai maka dapat memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai atau digunakan tersebut sebagai tempat atau ruangan pusdalang. Manfaat dengan adanya pusdalang adalah mengurangi dan memanfaatkan sampah yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. dengan adanya pusdalang tersebut yang secara tidak langsung dapat mencegah adanya pencemaran lingkungan, mencegah adanya penyakit, dan mencegah adanya bencana yang diakibatkan oleh sampah; menambah wawasan dan pengetahuan kepada pelajar atau masyarakat setelah membaca koleksi-koleksi buku pada pusdalang; meningkatkan, menyalurkan dan mengembangkan ide kreativitas dan inovatif pada pemanfaatan sampah menjadi barang yang layak pakai dengan adanya konsep daur ulang pada sampah yang menjadi alat penunjang pada pusdalang; menjadi solusi tidak adanya fasilitas perpustakaan pada suatu instansi, sekolah atau dilingkungan masyarakat; meningkatkan minat baca literasi pada pelajar atau masyarakat dengan adanya kebiasaan membaca buku; dan Biaya yang cukup efisien. Karena pada pusdalang berkonsep pada pemanfaatan barang bekas atau yang tidak terpakai, daur ulang dari sampah-sampah yang tidak dapat terurai, pemanfaatan buku-buku yang berasal dari donasi, dan jika ada ruangan yang tidak terpakai dapat dijadikan sebagai tempat atau wadah pusdalang.

Untuk keberlanjutan program ini, penulis menyarankan agar program pusdalang dapat ditingkatkan dan disebarluaskan mengenai informasi tentang perpustakaan yang berkonsep pada pusdalang ini. Karena pusdalang ini selain bisa mengisi tidak adanya fasilitas perpustakaan pada instansi atau masyarakat, penyediaan pusdalang ini tidak membutuhkan barang yang cukup banyak. Karena hanya dengan konsep pemanfaatan barang yang telah ada atau daur ulang. Diharapkan konsep pusdalang ini bisa disebarkan ke masyarak luas, dari kota sampai ke desa yang terpencil atau yang masuk kategori daerah 3T. Karena pusdalang dapat menyediakan perpustakaan bagi mereka yang membutuhkan guna penambahan informasi, meningkatkan pengetahuan, dan mencari informasi tentang pembelajaran.

Referensi:

  • Isi dari tulisan esai ini adalah ide atau pendapat penulis sendiri.
  • Aminudin, & Nurwati. (2019). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Guna Meningkatkan Kreatifitas Warga Sekitar Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan ( ITB-AD ) Jakarta. JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 66–79.
  • Dirgantara, I. M. B. (2013). Pengetahuan Mendaur Ulang Sampah Rumah Tangga Dan Niat Mendaur Ulang Sampah. Jurnal Studi Manajemen Organisasi, 10(1), 1–12. https://doi.org/10.14710/jsmo.v10i1.5572
  • Gusti, H., & Bakhtaruddin. (2014). Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Baca Kelas V Sekolah Dasar Negeri 14 Laban Kecamatan Iv Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 3(1), 36.
  • Jayani, Dwi Hadya. 2019. Berapa Jumlah Perpustakaan di Indonesia?. Internet: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/24/berapa-jumlah-perpustakaan-di-indonesia (Diakses pada 26 Januari 2021 pukul 19.18 WIB)
  • Nurkholis. (2013). PENDIDIKAN DALAM UPAYA MEMAJUKAN TEKNOLOGI Oleh: Nurkholis Doktor Ilmu Pendidikan, Alumnus Universitas Negeri Jakarta Dosen Luar Biasa Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Jurnal Kependidikan, 1(1), 24–44. http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/download/530/473/
  • Syafii, A. (2018). Perluasan dan Pemerataan akses kependidikan daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 4(2), 153–171. https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v1i2.4603.154

BIODATA PENULIS

Saya Alfin Dwi Novemyanto. Kelahiran Sragen, 23 November 1999. Sekarang saya bertempat tinggal di Keden, kalijambe, Sragen, Jawa tengah. Sekarang saya merupakan mahasiswa ilmu hukum di Universitas Terbuka. Hobi saya adalah melukis serta menulis sebagai hobi pendukunh. Hal yang sering saya tulis adalah tulisan ilmiah, seperti esai, artikel, dan karya tulis ilmiah. No HP 082220088124. FB: Alfin Dwi Novemyanto, IG: @alfindnoyan23, email : alfindnoyan23@gmail.com.

Pengalaman Organisasi:

  • Mahasiswa beprestasi 1 UT Tahun 2020
  • Ketua Umum HIMASUTA (Himpunan Mahasiswa Universitas Terbuka Surakarta) 2019-2020
  • Wakil Koordinator Komunikasi dan Informasi KMS (Keluarga Mahasiswa Sragen) Regional Soloraya 2019 – 2020
  • Koordinator Komunikasi dan Informasi KMS (Keluarga Mahasiswa Sragen) Regional Soloraya 2019 – 2020
  • Koordinator Komunikasi dan informasi Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Cabang Soloraya 2019 – Sekarang
  • Koordinator Komunikasi dan informasi Himpunan Mahasiswa Universitas Terbuka Surakarta Tahun 2020-2021

Karya Tulis Ilmiah:

  • Pemanfaatan Ekstrak Bunga Kembang Pacar Air Sebagai Kertas Indikator Antara Asam Dan Basa
  • Penyikapan Sengketa Kepemilikan Taman Sriwedari Sebagai Cagar Budaya Masyarakat Melalui Game Solution Sriwedari

Esai:

  • Penerapan Omnibus Law Sebagai Katalisator Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
  • Turgi Dapsi Galiensi Jugri (Atur Strategi, Hadapi Disrupsi, Gali Potensi, Majukan Negeri) pada Relasi Milenial dan Teknologi
  • E-Learning Sebagai Elemen Pembantu Pendidikan Indonesia Menjadi Lebih Efisien Dalam Disrupsi Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0
  • Jadikan Nuklir Sebagagai Sumber Energi Bukan Penghancur Negeri

Prestasi atau Pencapaian:

  • Juara 6 Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten Karanganyar 2015
  • Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Kegidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Kabupaten Karangayar 2016
  • Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Nasionalisme Tingkat Kabupaten Karangayar 2017
  • Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Sains Murni Tingkat Kabupaten Karangayar 2017
  • Juara 1 Lomba Tingkat Nasional 2019 Dalam Rangka Industrial Engineering Carnaval Dengan Tema “Revolusi Industri 4.0” Yang Diselenggarakan Oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Uin Sultan Syarif Kasim Riau
  • Sebagai Penulis Terpilih Dalam Event Menulis Cerita “A Walk Trough Memories” Yang Diselenggarakan Oleh Ellunar Publisher Dan Pus Pus 2019
  • Juara 2 Lomba Menulis Puisi Tingkat Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Bantuternak Dan Tulis.Me 2018
  • Juara Harapan 1 Event Puisi Tingkat Nasional Tema “Dusta” Tingkat Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Ektalase Publisher 2019
  • Juara 3 Lomba Poster Nasional 2019 Dalam Rangka Spectrum Universitas Sebelas Maret 2019 Yang Diselenggarakan Oleh Astha Brata BEM FISIP UNS
  • Juara 2 Lomba Desain Infogafik Nasional Dalam Kegiatan KPI’s Day 4 Komunikasi Dan Kearifan Lokal Di Era Revolusi Industri 4.0” 2019 Yang Diselenggrakan Oleh IAIN Surakarta
  • Juara 1 Lomba Essay 2019 Dalam Rangka Memperingati Milad Ukmi Bumi Bengawan Yang Ke 13 Yang Diselenggarakan Oleh Ukmi Bumi Bengawan
  • Finalis 10 Besar Kompetisi Dengan Tema “Unity In Diversity” 2019 Yang Diselenggarakan Oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewargaraan Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun 2019
  • Juara 2 Lomba Dacsafest Lite 2019 Dengan Tema “Hari Bumi” Yang Diselenggrakan Oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Surabaya
  • Juara 3 Lomba Fotografi Dalam Rangka Kegiatan Road Safety Festival Kepualauan Riau
  • Juara 1 Lomba Poster Dalam Rangka Communication Festival 2019 Yang Diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Semarang
  • Juara 1 Lomba Nasional Dalam Rangka Polymer Days 2019 Yang Diselenggrakaran Politeknik Stmi Jakarta
  • Juara 4 Lomba Poster Dakwah Yang Diselenggarakan Lazismu PCM Bantul Tahun 2019
  • Juara 2 Lomba Makalah yang Diselenggrakan Oleh Akpn Bahter Yogyakarta 2020
  • Juara 1 Pekan Orientasi Ilmiah Fisika XXII Plus 2019 Yang Diselenggarakan Oleh Universitas Bengkulu
  • The Winner Of Leo Spectrum For The Category Suintable Environment An Initiative By Leo Club Of Airoli Leo Spectrum, India 2019
  • Juara 3 Lomba Anti Nyampah Untuk Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Partai Nasdem 2020
  • Juara 3 Lomba Dalam Kegiatan Belajar Dari Covid Untuk Memperingati Hari Pendidikan Nasional Yang Diselenggarakan Oleh LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah Tahun 2020
  • Juara 2 Dalam Kegiatan Nursing The World To Health Untuk Memperingati International Nurses Day 2020 Yang Diselenggarakan Oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Juara 1 Dalam Kegiatan Menumbuhkan Jiwa Kartini Di Zaman Milenial Yang Diselenggarakan Oleh Iain Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2020
  • Juara Harapan 2 Lomba Inovasi Kewarganegaraan Tingkat Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun 2020
  • Finalis Lomba Pami Bali Scientific Festival 2020 Yang Diselenggarakan Oleh Pergerakan Anggota IAKMI Daerah Bali Tahun 2020
  • Finalis Lomba The 1st Universitas Terbuka National Choir Festival 2019 Yang Diselenggarakan Oleh Universitas Terbuka Tahun 2019
  • Pembicara dalam kegiatan SMAGO Campus and Entrepreneurship Fair 2020 dengan tema “Shape the future of Inspiring Youth” di SMA Negeri Gondangrejo, Karanganyar
  • Lolos Pendanaan PKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan Tahun 2020
  • Juara 2 Lomba Poster dalam kegiatan Disporseni Nasional Universitas Terbuka tahun 2020
  • Juara 1 Mahasiswa Prestasi Universitas Terbuka Tahun 2020
  • Penerima Beasiswa Bidikmisi

_______________

Nama lengkapnya Ika Uswatun Hasanah dan kerap dipanggil Ika atau Ika U. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di Bandung pada tanggal 16 Desember 2000. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai pedagang dan buruh. Saat ini Ika sedang menempuh pendidikan semester 6 di program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Riwayat organisasinya selama kuliah yaitu pernah menjabat sebagai Staf Bidang Pendidikan Departemen Penalaran HMP Kimia Kovalen tahun 2019 dan 2020. Staf Departemen Sosial dan Masyarakat Komunitas Daerah Sragen in UNS tahun 2019. Staf Bidang Immawati IMM Ki Bagus Hadikusumo tahun 2019. Staf Sekretaris Umum SIM UNS tahun 2020 dan saat ini menjabat sebagai SekDept Sekretaris Umum SIM UNS tahun 2021. Pengalaman berkesan yang pernah dia alami ialah ketika menjadi Koordinator acara dalam suatu kepanitiaan Kovalen Edu Fair IX 2019, di mana kala itu dia merupakan koordinator pertama sub lomba National Essay Competition sekaligus perintis acara. Selain itu, di dunia kepanitiaan, Ika pernah menjadi Koordinator pula dalam kegiatan Festival Ilmiah Mahasiswa 2020 tepatnya menjadi Koordinator Kestari dan Perizinan. Saat ini, dia tengah menjadi Steering Committee dari acara NEC KEF X 2020 dan FILM 2021. Salah satu prestasinya ketika menjadi Mahasiswa ialah memperoleh Juara III Lomba Paper Apresiasi Gelora Pendidikan yang diselenggarakan oleh BEM FKIP UNS.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *