Bilik Pustaka

Secercah Inovasi untuk Meningkatkan Minat Literasi

Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan, salah satunya di bidang literasi. Literasi di Indonesia terbilang rendah dibanding negara lain. Indonesia berada di peringkat 72 dari 78 negara berdasarkan ranking terbaru PISA yang diumumkan oleh The Organisation for Economic Co-peration and Development. Ini menjadi permasalahan besar bagi Indonesia karena masalah ini menyebabkan kualitas penduduk suatu negara. Rendahnya literasi di Indonesia bukan hanya karena warganya yang malas membaca, namun sebenarnya banyak juga yang memiliki minat baca yang tinggi namun keterbatasan fasilitas membaca, terutama di daerah-daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan (3T). Sebagian besar penduduk kota juga malas membaca Ilmu Pengetahuan, dan mereka lebih menyukai membaca bacaan ringan dan menonton. Sedangkan penduduk desa yang haus akan ilmu pengetahuan namun terhambat karena keterbatasan media membaca. Akibatnya, penduduk Indonesai minim akan wacana dan pengetahuan.

Budaya baca di Indonesia masih dibilang tergolong rendah. Hasil penelitian tentang Indeks Aktivitas Literasi Membaca yang dilakukan Kemendikbud pada tahun 2019 terhadap 34 provinsi menyatakan bahwa indeks literasi nasional masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah. Sebagian penduduk pun belum paham betul tentang literasi ini, sehingga banyak yang mengabaikan. Literasi adalah kegiatan mengolah informasi dari yang dibaca atau ditulis. Literasi penting karena dengan literasi menghasilakan sumber daya manusia yang berpengetahuan luas dan berkualitas. Faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu negara bukan dari kekayaan alam yang dimilikinya tetapi dari kualitas sumber daya manusianya.

Negara-negara maju, berhasil, dan kuat memiliki kualitas sumber daya manusia berkualitas meski dengan sumber daya alamnya terbatas. Kegiatan literasi ini berpengaruh pada kualitas sumber daya manusianya, rata-rata penduduk Indonesai memiliki minat yang rendah terhadap baca, kurangnya edukasi dan fasilitas menjadi PR untuk pemerintah Indonesia. Membangun minat baca dan menyediakan media untuk membaca untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki wacana dan berpengetahuan (Buku Panduan Lomba Perpustakaan Desa, 2020).

Kurangnya edukasi terkait literasi terhadap masyarakat ini dapat diatasi dengan pembimbingan dan penerapan membaca sejak dini untuk meningkatkan minat baca orang Indonesia. Pembimbingan dengan mengadakan penyuluhan terkait literasi disetiap daerah bisa juga dengan buku bacaan yang bisa dijadikan pembelajaran mandiri untuk semua kalangan dan jangkauan wilayah yang tak terbatas. Penyuluhan ini dapat dilakukan oleh badan-badan pemerintahan agar didengar oleh masyarakat, dengan media yang tidak membosankan supaya masyarakat dapat menyerap dan memahami betapa pentingnya membaca.

Setelah masyarakat cukup paham dalam hal ini, maka selanjutnya penerapan disetiap rumah tangga, dimulai dari rumah untuk membiasakan membaca, membangun sedikit demi sedikit minat baca kepada generasi muda agar indeks literasi nasional meningkat. Tidak hanya edukasi literasi, masalah ini juga disebabkan kurangnya fasilitas untuk membaca. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak penulis yang mahir dibidangnya, karya-karya yang begitu banyak dan banyak pula yang membaca, namun sebagian besar penduduk Indonesia tidak mampu untuk membeli buku-buku itu karena harganya yang cukup mahal, sedangkan daerahnya belum memfasilitasi sehingga mereka yang memiliki minat baca tinggi sulit untuk membaca.

Rendahnya minat literasi ini sangat disayangkan. Padahal, banyak sekali orang-orang sukses yang memulai kariernya dengan membaca. Bahkan saat ini, sudah bukan menjadi hal yang sulit untuk mencari sumber bacaan. Buku, jurnal bahkan internet pun dapat dengan mudah kita akses untuk mencari referensi tertentu. Namun lagi-lagi, kurangnya minat literasi berdampak pula dalam kesenjangan minat baca di Indonesia saat ini. Perlu adanya terobosan-terobosan untuk mendongkrak minat literasi generasi muda di tengah arus globalisasi ini, khususnya di daerah 3T.

Melalui esai ini, penulis ingin memberikan pendapat mengenai langkah-langkah yang mungkin dapat menjadi stimulan minat literasi di masyarakat.

Membangun Perpustakaan Mini di Setiap RT/RW

Salah satu sarana yang populer untuk membaca yaitu perpustakaan. Apa itu perpustakaan? Menurut UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Perpustakaan Nasional, 2007).

Perpustakaan biasanya terdapat di sekolah, dan beberapa kota juga menyiapkan perpustakaan di kotanya masing-masing. Namun, jarak antara perpustakaan dengan tempat tinggal yang terkadang relatif jauh menjadi penyebab rendahnya peminat pengunjung.

Perlu adanya dorongan untuk mendongkrak jumlah pendukung perpustakaan. Salah satunya dengan membuat perpustakaan mini di setiap RT/RW. Perpustakaan mini ini dapat diisi dengan buku-buku maupun majalah. Selain jaraknya yang dekat sehingga dapat menjadi tempat berkumpul dengan tetangga, perpustakaan mini dapat menjadi salah satu pendorong masyarakat untuk datang ke perpustakaan di pusat kota.

Membuat Program Pekan Membaca di Setiap Desa

Program ini bertujuan untuk menarik minat baca masyarakat setempat. Perangkat desa dapat berkolaborasi dengan Organisasi Pemuda, seperti Karang Taruna untuk menyiapkan program tersebut. Sasaran dari program ini adalah masyarakat setempat, khususnya anak-anak dan remaja. Di Pekan Membaca ini, para orang tua dan anaknya datang ke perpustakaan desa, lalu membaca buku bacaan yang disediakan. Setelah membaca, panitia menunjuk beberapa anak untuk menceritakan apa yang dibaca.

Selain menumbuhkan minat literasi, program ini dapat melatih keberanian anak untuk berbicara di depan umum. Dan panitia bisa menyediakan hadiah berupa buku bacaan untuk anak-anak yang sudah berani menjelaskan apa yang sudah dibacanya. Hadiah ini sebagai bentuk penghargaan dan juga akan meningkatkan motivasi anak-anak untuk tidak hanya membaca namun mereka paham apa yang dibaca.

Menyediakan Fasilitas Membaca di Taman Desa

Taman merupakan tempat yang biasanya dijadikan masyarakat untuk bersantai maupun tempat bermain anak. Biasanya taman ramai pengunjung di sore hari ataupun akhir pekan. Pengelola dapat menyediakan fasilitas membaca seperti kursi dan meja serta perpustakaan mini di taman tersebut. Pengelola juga dapat memberikan penyuluhan kepada pengunjung mengenai fasilitas membaca untuk menarik minat pengunjung.

Memanfaatkan Lahan Desa untuk Dijadikan Rumah Baca

Di desa pada umumnya lebih asri daripada perkotaan. suasana yang damai karena masih banyaknya hutan di daerah tersebut sangat membuat nyaman hidup para warganya. penulis melihat potensi untuk menarik minat baca para masyarakat khususnya anak-anak dan remaja dengan menggunakan lahan desa contohnya membangun rumah pohon sebagai rumah baca. Selain sebagai sarana hiburan bagi anak-anak maupun masyarakat, rumah baca pohon ini dapat menaikkan minat baca masyarakat, masyarakat dapat membaca buku sambil melihat pemandangan dari atas pohon yang diharapkan dapat membuat sejuk hati para pembaca.

Belakangan ini sudah benyak sekali gerakan-gerakan literasi di tanah air baik dari individu maupun kelompok. Mereka rela berjuang dengan sukarela demi membangun budaya membaca masyarakat sekitar, bahkan ada yang rela mengeluarkan uangnya untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kini, sudah banyak bermunculan perpustakaan, taman baca, dan sejenisnya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain dari masyarakat, pemerintah juga ikut berupaya menerapkan literasi terutama di pedesaan dengan mengeluarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, pemerintah memberi dana terkait Alokasi Dana Desa untuk membangun perpustakaan desa/taman baca dan hal ini disambut baik oleh warga desa yang mulai sadar pentingnya perpustakaan desa untuk menerapkan budaya baca. Akhirnya literasi pun terus berkembang seiring berjalannya waktu dan gerakan literasi desa saat ini sudah cukup berhasil. Inovasi-inovasi yang penulis sampaikan merupakan sebagian kecil cara untuk meningkatkan minat literasi (Buku Panduan Lomba Perpustakaan Desa, 2020).

Daftar Pustaka:

  • (2007). Retrieved from Perpustakaan Nasional: Https://perpusnas.go.id/
  • Buku Panduan Lomba Perpustakaan Desa. (2020). Retrieved from https://tirtabuanamedia.co.id

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Nama : Abrar Adzkia Ahmad
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Februari 2004
Domisili : Depok, Jawa Barat
Pendidikan Terakhir : SMA

Contact Person :
+62 878-8464-9640
abraradzkiahmad@gmail.com

Nama : Nadia Nur Hafizah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Agustus 2001
Domisili : Depok, Jawa Barat
Pendidikan Terakhir : STEI SEBI

Contact Person:
+62 823-1777-3092
Nadianurhafidzah26@gmail.com

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *