Bilik Pustaka

Edukasi Literasi Terhadap Masyarakat melalui TBM Gentong Pasir (MACATONGSIR): Praktik Baik Kreatif Inovatif Gerakan Literasi Masyarakat di Desa Langensari Kabupaten Sukabumi

Sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dengan tujuan untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Kemendikbud: 2017).

Pelaku Gerakan Literasi Nasional tidak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akan tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/ lembaga lain. Dengan adanya keterlibatan semua pihak dari berbagai unsur diharapkan program pemerintah dalam mensosialisasikan dan membumikan Literasi di Indonesia tercapai sesuai harapan.

Dalam panduannya, Gerakan Literasi Nasional (GLN) difokuskan menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Gerakan Literasi Keluarga (GLK), yaitu gerakan literasi yang dilakukan di lingkungan keluarga, untuk meningkatkan literasi para anggota kelurganya.
  2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yaitu gerakan literasi yang aktivitasnya dilakukan di sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah seperti pendidik, tenaga kependidikan, siswa dan orang tua.
  3. Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), yaitu gerakan literasi yang dilakukan oleh masyarakat luas, tanpa memandang usia.

Pada kesempatan ini, saya focus membahas tentang Gerakan Literasi Masyarakat. Salah satu bentuk dari GLM adalah perpustakaan Desa, Taman Bacaan masyarakat, Rumah Baca, Pojok Baca, dan Perpustakaan sejenis yang dibentuk oleh masyarakat.

Literasi tidak dapat dipisahkan dengan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Perpustakaan menurut Pawit dan Yaya (2005:3) diartikan sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan perhimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer dan lain-lain.

Sedangkan menurut Oom (2017:7), Perpustakaan merupakan unit kerja yang mempunyai tugas menghimpun, mengelola, melestarikan dan menyebarluaskan melalui pelayanan informasi dan bahan perpustakaan lainnya untuk kebutuhan Pemustaka dalam upaya peningkatan kemampuan dan kecakapannya.

Dari dua pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa Perpustakaan adalah tempat yang dapat digunakan dalam meningkatkan kegemaran minat baca dan kecakapan hidup.

Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan, yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/ kelurahan. Tujuan pembentukan perpustakaan desa yaitu untuk menyediakan fasilitas membaca, belajar yang memadai yang sesuai dengan kondisi, situasi, wilayah dan kebutuhan masyarakat (Asnawi:2015).

Unsur lain dari Gerakan Literasi Masyarakat yaitu Taman Bacaan Masyarakat (TBM) atau sejenisnya. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2012: 9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. Sedangkan menurut Aris dan Roni (2019: 6) TBM adalah Taman pengetahuan, tempat belajar yang menyenangkan. Bukan belajar sambil bermain, melainkan anak-anak harus bermain.

Salah satu Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi adalah TBM Gentong Pasir (Macatongsir), lebih dikenal dengan TBM MACATONGSIR.

Taman Bacaan Masyarakat Gentong Pasir disingkat Macatongsir terletak di Kampung Gentong Pasir RT 04 RW 01 Desa Langensari Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Taman bacaan ini didirikan pada awal tahun 2016 oleh Roni Fardiansyah dan Mimin Mintarsih yang berprofesi sebagai guru. Melihat keseharian masyarakat terutama anak-anak yang kurang memiliki kegiatan-kegiatan positif ditambah pula kurangnya minat baca masyarakat dikarenakan tidak ada sarana yang memadai di sekitar meraka. Karena itulah TBM Macatongsir didirikan dengan tujuan awalnya memberikan layanan minat baca dan belajar yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Walaupun telah ada perpustakaan di kabupaten Sukabumi, namun perpustakaan tersebut masih bersifat sentralistik atau memusat yang dalam artian masyarakat kurang mampu mengakses bahan bacaan karena jarak tempuh yang tidak dekat.

Bermodal buku yang dipajang di rak buatan sendiri, hari demi hari bertambah banyak anak-anak yang datang, akhirnya tempat tidak muat, sehingga membuat founder berpikir untuk menyiapkan tempat khusus Taman Bacaan yang luas dan nyaman. Akhir bulan Agustus 2016 diawali pembangunan Gedung Taman Bacaan di tanah milik keluarga di samping rumah. Taman bacaan ini dibangun di atas kolam seluas kurang lebih 60 m2. Sebulan kemudian jadilah Taman Bacaan ini meskipun dengan kondisi seadanya. Papan lantai dipasang separuhnya karena terkendala dengan financial. ada peristiwa yang lucu, yaitu ketika ada salah satu warga yang meminta jatah proyek kepada founder TBM. Dia beranggapan bahwa pembangunan Taman Bacaan ini dapat anggaran dari pemerintah. dengan ramah dijelaskan bahwa dana pembangunan Taman Bacaan ini berasal dari dana pribadi. Bukan pemberian dari pemerintah atau pihak lain, sebelum membangun Izin pendirian TBM Gentong Pasir juga ditempuh mulai dari RT, RW, Desa hingga Kecamatan.

Seiring finishing pembangunan TBM, kegiatan anak-anak tetap berjalan. Awalnya diadakan program “yuk belajar bersama macatongsir” (Matematika, Bahasa Inggris, cara membaca cepat dan bermain bersama buku). Seiring waktu program-program TBM bertambah sesuai kebutuhan dari masyarakat mulai dari pelatihan komputer dan internet sehat hingga kelas merajut bagi remaja putri dan ibu-ibu. Buku-buku yang ada hampir habis dilahap anak-anak. Alhamdulillah melalui media sosial dan jejaring, donasi buku bergantian datang, ada yang sengaja datang dari Jakarta, Bandung dan sekitar Sukabumi. Pengunjung pun semakin bertambah bukan hanya dari sekitar kampung Gentong Pasir Desa Langensari saja tapi dari kampung, desa sampai beda kecamatan dan kota.

Respon positif dari lapisan masyarakat silih berganti berdatangan. Mereka bersyukur karena di tempat tinggalnya ada fasilitas untuk warga terutama anak- anak membaca, belajar, bermain dan mengembangkan potensinya. Setiap kegiatan diekspose ke media sosial sehingga lebih banyak yang memberikan respon positif. Untuk menambah motivasi dan ilmu pengelola TBM bergabung dengan Forum TBM Jabar, Pustaka Bergerak Indonesia, Komunitas pegiat literasi dan lain-lain.

Salah satu peristiwa yang membuat TBM lebih dapat bemanfaat bagi masyarakat adalah ketika bulan Februari 2017, diberikan kepercayaan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Diarpus) Kabupaten Sukabumi untuk dijadikan mitra PerpuSeru dan merupakan satu-satunya Taman Baca di Sukabumi yang menjadi mitra PerpuSeru. Mereka melihat berbagai kegiatan literasi dan potensi TBM kami yang diangap mampu mengemban program PerpuSeru. Program PerpuSeru adalah program yang menjadikan perpustakaan sebagai sarana untuk belajar bagi masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang sejahtera. Program ini dalam hal pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang sasarannya kepada pemuda, perempuan dan pelaku ekonomi mikro. Fasilitas tiga unit komputer yang dititipkan PerpuSeru dimanfaatkan oleh masyarakat untuk belajar komputer dan internet sehat, mencari informasi berbagai hal, mencari lowongan kerja, mencari resep, hingga ada yang menjadi perajin rajutan dan menambah penghasilan warga. Fasilitas yang ada di TBM Gentong Pasir semuanya tidak dipungut biaya alias gratis. Ketika ada warga yang hendak menggunakan komputer, kami minta untuk membaca terlebih dahulu di Taman Bacaan. Jadi mereka ke TBM mendapatkan dua ilmu sekaligus.

Hingga saat ini TBM Macatongsir memiliki program-program unggulan di antaranya:

  1. MacaJar (Macatongsir Belajar), Kegiatan Les Belajar, berupa: Pelatihan Komputer, Bahasa Inggris, Matematika dan lain-lain).
  2. MacaLindak (Macatongsir Ulin jeung Barudak), Kegiatan Rekreasi, Outbound, Camping Literasi.
  3. MacaHat (Macatongsir Sehat), Kegiatan menjaga kesehatan, berupa senam pagi minggu pagi, menanam sayuran di pekarangan rumah, sosialisasi kesehatan anak, remaja.
  4. MacaLing (Macatongsir Keliling), Program edukasi keliling kampong dengan berbagai kegiatan.
  5. Layanan Baca,
  6. Layanan Pinjam,
  7. Tebar Buku, membagikan buku bagi yang membutuhkan.

Berbagai kemitraan juga terjalin dengan berbagai pihak seperti dengan Forum Anak Barudak Sukabumi (Forbumi) terjalin sejak April 2017 hingga sekarang. Kegiatan-kegiatan anak berlangsung dengan meriah dan diikuti dengan antusias. Macatongsir menjadi satu-satunya TBM yang bermitra dengan Forbumi. Kunjungan dari berbagai pihak terus berdatangan diantaranya: Anggota DPR RI (Teh Desy Ratnasari), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bunda Literasi Kab. Sukabumi (Dra. Hj. Yani Marwan, M.Pd), Assda I Kab. Sukabumi (Drs. H. Asep Abdul Wasit, MM), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (DP3A) Kab. Sukabumi, Camat Sukaraja, DP3AKB Jawa Barat, FAD Jawa Barat dan lain-lain. Karena lebih banyak berorientasi terhadap kegiatan anak-anak TBM Macatongsir mendapatkan Brand Image sebagai Perpustakaan Ramah Anak di Kabupaten Sukabumi.

Sejak awal pendirian, TBM Macatongsir selalu diminta untuk membantu Perpustakaan Desa Langensari dalam kegiatan literasi. Salah satunya ketika TBM mewakili Desa Langensari dalam mengikuti Lomba Impact Perpustakaan Mitra PerpuSeru. dan memperoleh Juara 7 dari 256 desa se-Indonesia.

Karena intensnya TBM Macatongsir mengedukasi masyarakat dalam Literasi, Pemerintah Desa Langensari memberikan apresiasi berupa Pembangunan fisik TBM Macatongsir pada tahun 2019 yang berasal dari Dana Desa.

Beberapa prestasi pun sudah diraih oleh TBM Macatongsir, yaitu:

  1. Magang Pegiat Literasi Kemendikbud Tahun 2020
  2. Residensi Penggiat Literasi Kemendikbud Tahun 2019 di Benny Institute Lubuk Linggau Sumatera Selatan
  3. Juara Harapan 2 Apresiasi GTK Pengelola TBM Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
  4. Juara 1 Apresiasi GTK Pengelola TBM Berprestasi Tingkat Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
  5. Juri Lomba Cerpen SMP Tingkat Kabupaten Sukabumi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Tahun 2019
  6. Support Verifikasi Kabupaten Layak Anak Kab. Sukabumi sebagai Perpustakaan Ramah Anak oleh Kementerian P3A Republik Indonesia Tahun 2018,
  7. Juara Lomba Impact Perpustakaan Mitra PerpuSeru Kategori Video antar Desa Se- Indonesia Tahun 2018 di Yogyakarta,
  8. Juara 1 Lomba Jambore Literasi Perpustakaan Desa Se-Kabupaten Sukabumi tahun 2018,
  9. Finalis Lomba Gramedia Reading Community Challenge Tahun 2018.
  10. Peserta Satu Indonesia Awards ASTRA 2018 bidang Pendidikan dan ekonomi Tahun 2018
  11. Founder TBM Macatongsir terpilih menjadi Ketua Forum TBM Kab. Sukabumi Tahun 2018
  12. Peserta Festival Literasi Anak di ITB Tahun 2018

Kondisi Perpustakaan di wilayah Desa di beberapa temp[at di kabupaten Sukabumi, baik Perpustakaan Desa maupun Taman Bacaan masyarakat bukan tanpa kendala.

Beberapa kendala yang terhimpun oleh penulis di antaranya:

  1. Kurangnya dukungan dari Pemerintah setempat
  2. Kurangnya pemahaman dari Aparat Pemerintah Desa mengenai pentingnya
  3. Tidak adanya Dana Operasional kegiatan, teruitama untuk TBM
  4. Masyarakat tidak memahami pentingnya perpustakaan desa/TBM

Di samping kendala, Penulis memberikan beberapa tips dan solusi agar keberadaan Perpustakaan Desa maupun TBM dapat dikenal oleh masyarakat dan berjalan aktif.

Di antaranya:

  1. Adakan program-program yang kreatif dan inovatif
  2. Ajak Dialog Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan BPD) mengenai pentingnya Literasi melalui Perpustakaan Desa dan TBM.

Bahwa sesuai dengan Permendes Nomor 16 tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2019, terdapat pada daftar prioritas bidang pembangunan desa poin 2. bagian b) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:

  1. Taman bacaan masyarakat;
  2. Bangunan pendidikan anak usia dini;
  3. Buku dan peralatan belajar pendidikan anak usia dini
  4. Wahana permainan anak di pendidikan aanak usia dini;
  5. Taman belajar keagamaan;
  6. Bangunan perpustakaan desa;
  7. Buku/bahan bacaan;
  8. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
  9. Sanggar seni;
  10. Film dokumenter;
  11. Peralatan kesenian; dan
  12. Sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.

Begitu juga dalam Permendagri no. 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa, terdapat nomor rekening untuk pembangunan dan pengelolaan perpustakaan desa:

  1. No rekening 2. 1.04 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan/ Taman Bacaan Desa/Sanggar milik Desa.
  2. No rekening 2. 1.07 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan Prasarana Perpustakaan/ Taman Bacaan Desa/Sanggar Milik Desa.
  3. No rekening 2.1.08 Pengelolaan Perpustakan milik Desa(Pengadaan Buku-buku Bacaan, Honor Penjaga untuk Perpustakaan/Taman Bacaan Desa).
  4. Sosialisasikan pentingnya Perpustakaan Desa dan TBM di tengah-tengah masyarakat
  5. Sampaikan dan ajukan usulan-usulan program literasi baik untuk infrastruktur maupun pembinaan dalam Musrembangdes
  6. Selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak positif adanyan Perpustakaan Desa dan TBM.

Akhirnya, Perpustakaan Desa/Taman Bacaan Masyarakat semoga menjadi Pusat berbagai Kegiatan, keterampilan masyarakat.

Daftar Pustaka:

  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Panduan gerakan Literasi Nasional. Jakarta
  • Pawit, Yaya. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Kencana. Bandung
  • Nurrohmah, Oom. 2017. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Dispusipda Jawa Barat. Bandung
  • Aris & Roni. 2019. Salam Literasi dari Sukabumi. CV. matahari Pagi. Sukabumi
  • Jurnal Asnawi. 2015. Perpustakaan Desa sebagai Sumber layanan Informasi. Vol. 22 No. 3
  • Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 2012. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Ruang Publik. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal.
  • https://diarpus.sukabumikab.go.id/kata-siapa-perpustakaan-desa-bukan-merupakan-prioritas-pembangunan-desa/

BIOGRAFI PENULIS

Roni Fardiansyah, S.Pd.I., S.Pd., M.Pd lahir di Bandung 25 september 1982. Profesi sebagai Guru di SMP Islam As-Syafi’iyah, Kepala Perpustakaan SMP Islam As-Syafi’iyah, Founder TBM Gentong Pasir (Macatongsir) Kab. Sukabumi Jawa Barat, Ketua Forum TBM Kab. Sukabumi dan Sekretaris BPD Desa Langensari Sukaraja Kab. Sukabumi. Penulis dapat dihubungi melalui IG: ronifardiansyah2019, dan FB: ronifardiansyah.

Related Posts

One thought on “Edukasi Literasi Terhadap Masyarakat melalui TBM Gentong Pasir (MACATONGSIR): Praktik Baik Kreatif Inovatif Gerakan Literasi Masyarakat di Desa Langensari Kabupaten Sukabumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *