Bilik Pustaka

Ini Perpus Ala Dilan (Inovasi Terkini Perpustakaan Ala Desa Inspiratif dan Unggulan) Berbasis “Modern Literacy 4.0 dan Society 5.0 Guna Membangun Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan

Saat ini dunia tengah berada di era revolusi industri 4.0 dan sebentar lagi akan sampai di era revolusi industri 5.0. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dari waktu ke waktu mendukung berbagai negara untuk mengentaskan berbagai persoalan yang menimbulkan permasalahan di negaranya. Selain mengentaskan permasalahan yang ada, mereka juga terus berupaya membuat perencanaan yang akan memajukan negaranya untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain, tak terkecuali Indonesia.

Saat ini banyak sekali tujuan dan perencanaan yang ingin dicapai oleh Indonesia, salah satunya di bidang pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan SDA yang saat ini cukup mendapat perhatian dari pemerintah adalah pembangunan sumber daya manusia di tingkat pedesaan. Pembangunan SDA di tingkat desa mendapat perhatian yang cukup baik dari pemerintah, terbukti dengan banyaknya program kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan SDM pada tingkat desa.

Kegiatan pembanguan sumber daya manusia di tingkat pedesaan dilakukan pemerintah melalui berbagai jalur kegiatan, baik melalui pendidikan formal maupun melalui jalur pendidikan informal. Salah satu kegiatan melalui pendidikan informal dalam pemberdayaan masyarakat adalah melalui penyediaan bahan bacaan yang didekatkan ke masyarakat baik melalui taman bacaan masyarakat ataupun melalui perpustakaan desa. Dengan demikian perpustakaan desa atau juga perpustakaan kelurahan merupakan simpul yang dipandang sangat strategis oleh pemerintah dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pada tingkat desa/kelurahan.

Perpustakaan Desa sendiri merupakan perpustakaan umum yang berada ditingkat pemerintahan paling rendah dalam struktur perpustakaan umum. Landasan keberadaan Perpustakaan Desa adalah Instruksi Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000. Perpustakaan Umum Desa berfungsi sebagai kepanjangan tangan dari perpustakaan umum kabupaten/kota. Selain itu perpustakaan sendiri berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Perpustakaan juga merupakan tempat atau pusat sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan. Selain itu, perpustakaan sebagai bagian dari masyarakat dunia ikut serta membangun masyarakat informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dituangkan dalam Deklarasi World Summit of Information Society – WSIS, 12 Desember 2003.

Sebagai orang yang tinggal di Indonesia kita tidak perlu khawatir tentang layanan membaca di perpustakaan karena jumlah perpustakaan di Indonesia tergolong banyak bahkan amat banyak, sebagimana diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan pada 14 -16 Maret 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta. Dalam sambutannya itu ia menyampaikan bahwa Indonesia saat ini memiliki 164.610 perpustakaan. Itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah infrastruktur perpustakaan terbanyak nomor dua. “Infrastruktur perpustakaan Indonesia nomor dua berada di bawah India yang memiliki 323.605 perpustakaan, dan berada di atas Rusia dengan 113,440 perpustakaan dan China di urutan keempat dengan 105,831 perpustakaan”, lanjut beliau.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo dalam pidatonyanya menyampaikan perpustakaan memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, mandiri dan mampu berdaya saing di era global. “Salah satu peran penting tersebut ialah membangun ekosistem masyarakat berpengetahuan (knowledge based society),” ungkapnya. Dengan banyaknya fasilitas perpustakaan yang ada tentunya dapat mendukung peningkatan SDA masyarakat desa menjadi lebih baik.

Namun, menurut hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015 tentang tingkat literasi negara-negara di dunia, Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara. Skor Indonesia untuk literasi bidang sains adalah 403, untuk membaca 397, dan untuk matematika 386. Pada kategori umum performa dalam sains, membaca, dan matematika ini, negara yang menempati ranking 1 adalah Singapura dengan skor sains 556, membaca 535, dan matematika 564. Di bawah Singapura ada Jepang dengan skor sains 538, membaca 516, dan matematika 532. Urutan ke-3 diduduki Estonia dengan skor sains 534, membaca 519, dan matematika 520.

Survey lain tentang tingkat literasi juga dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) yang bertajuk ‘World’s Most Literate Nations’ yang diumumkan pada Maret 2016. CCSU merilis peringkat literasi negara-negara dunia pada Maret 2016 dan Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Pemeringkatan perilaku literasi ini dibuat berdasarkan lima indikator kesehatan literasi negara, yaitu perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer. Dengan data yang ada menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Masyarakat sangat anti untuk mengunjungi perpustakaan untuk membaca karena hal tersebut dirasa tidak menarik dan membosankan, koleksi buku di perpustakaan umumnya juga sedikit dan sudah usang sehingga mengurangi minat membaca.

Sutarno (2006, hal. 58) juga mengungkapkan bahwa permasalahan tersebut didukung oleh beberapa hal antara lain keberadaan perpustakaan yang belum dikenal luas, kondisi perpustakaan yang serba terbatas, pengelolaan perpustakaan yang belom optimal, akses informasi yang relatif sulit, cara memanfaatkan dan kegunaannya yang belum efektif, dan pembinaan perpustakaan desa yang belum diselenggarakan dengan baik.

Padahal ketika perpustakaan ingin tetap eksis maka harus memahami karakteristik generasi milineal karena hasil penelitian menunjukkan bahwa 34% penduduk Indonesia adalah generasi millennial, diperkirakan pada tahun 2025 yang mengisi seluruh instansi baik yang di pemerintahan maupun di non pemerintahan akan dikuasai oleh generasi millennial. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat jelas berdampak secara signifikan terhadap eksistensi perpustakaan. Maka menyikapi hal ini, perpustakaan harus tanggap mengenai trend kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.

Dewasa ini, tuntutan kemudahan akses informasi yang serba instan, tepat, dan adanya ketersediaan fasilitas, merupakan hal-hal yang harus diterapkan melalui layanan perpustakaan. Ditambah dengan situasi dan kondisi pandemi sekarang ini yang semakin buruk dari waktu ke waktu dan tidak memungkinkan bagi masyarakt untuk berada dalam kerumunan atau dalam ruangan yang berisi banyak orang seperti perpustakaan. Sehingga dengan begitu diperlukan sebuah inovasi yang kreatif dan solutif dalam mengembangkan perpustakaan di wilayah pedesaan agar lebih menarik para masyarakat millenial dalam membaca buku diperpustakaan. Lalu inovasi seperti apakah yang dapat mengatasi masalah tersebut?

Penulis sebagai generasi muda turut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui sebuah gagasan yang berjudul “INI PERPUS ALA DILAN” (Inovasi Terkini Perpustakaan Ala Desa Inspiratif dan Unggulan) Berbasis “Modern Literacy 4.0 dan Society 5.0” Guna Membangun Kedaulatan Literasi di Wilayah Pedesaan.

Berikut analisis SWOT INI PERPUS ALA DILAN:

INI PERPUS ALA DILAN merupakan konsep perpustakaan berbentuk studio literasi digital yang didesain menggunakan konsep ruangan yang memiliki sekat pembatas dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam pengoperasiannya. Untuk pemilihan lokasi INI PERPUS ALA DILAN disesuaikan dengan ketersediaan bangunan atau ruangan di setiap desa, kemudian dari bangunan atau ruang yang ada disekat sesuai dengan kebutuhan masing-masing, setiap bilik minimal berukuran satu kali satu meter. Teknologi yang digunakan merupakan penggabungan teknologi era 4.0 dan teknologi era 5.0 karena menggunakan Internet on Things (internet untuk segala sesuatu) dan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Dalam setiap sekat pembatas atau bilik baca akan disediakan meja yang dilengkapi PC dengan layar monitor didalamnya. Layar monitor ini menggunakan sistem Smart Society yang berpusat pada teknologi masa kini.

INI PERPUS ALA DILAN ini menggunakan konsep digital yang menghubungkan sensor suara dan sensor gerak ke dalam layar komputer dan monitor. Rancangan ini didesain dengan tujuan agar nantinya generasi muda mau dan tertarik untuk membaca karena menggunakan unsur modern teknologi di dalamnya serta dapat melindungi generasi muda dari paparan virus corona karena desain ruangan yang bersekat.

INI PERPUS ALA DILAN ini menggunakan konsep penggabungan sistem pengenalan gerak yang disebut Gesture Sensor dan sensor suara atau Voice Sensor dengan monitor yang memungkinkan kita mengontrol buku bacaan pada layar komputer atau PC dengan cara memberikan perintah melalui suara atau gestur gerak tangan kita tanpa menyentuh komputer tersebut secara langsung. Cukup dengan menggerakan telapak tangan ke arah kiri untuk membalik buku menuju halaman selanjutnya atau menggerakkan telapak tangan ke arah kanan untuk kembali pada halaman sebelumnya. Bisa juga dengan menggunakan sensor suara untuk memberikan perintah pada komputer tersebut.

Berikut desain INI PERPUS ALA DILAN

Penulis juga membuat analisis biaya INI PERPUS ALA DILAN, yaitu sebagai berikut:

Adapun komponen software dan hardware yang digunakan untuk mengaktifkan INI PERPUS ALA DILAN yaitu:

  1. PC dalam INI PERPUS ALA DILAN ini dilengkapi dengan Monitor Wireles yang merupakan salah satu jenis monitor yang sangat fleksibel karena tidak memerlukan kabel dalam penggunaannya. Perangkat ini berfungsi untuk menerima dan mengolah voice dan gesture sensor yang diberikan pengunjung untuk dapat dioperasikan oleh PC.
  2. Automatic Card
    Komponen ini berbentuk kartu layaknya kartu debit yang berisi file buku yang di dalamnya terdapat chip yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan media perantara untuk menampilkan buku pada layar komputer atau PC.
  3. Library Pass
    Komponen ini merupakan alat yang sudah terhubung dengan PC dan digunakan untuk menscan Automatic Card, agar file buku yang ada dalam Automatic Card dapat ditampilkan pada layar PC.
  4. Gesture Sensor
    Gesture Sensor adalah teknologi yang memungkinkan sebuah perangkat mendeteksi gerakan pengguna lewat kamera dalam PC dan melaksanakan perintah sesuai dengan gerakan tersebut. Fitur ini mampu mengenali bermacam-macam bentuk gerakan tangan melalui kamera. Caranya yaitu dengan membandingkan gambar tangkapan kamera dengan rekaman bentuk gerakan tangan dalam database-nya. Apabila terdapat gerakan yang menyerupai salah satu rekaman gestur perintah yang sesuai, maka perintah tersebut akan dijalankan seperti perintah untuk membalik halaman buku.
  5. Voice Sensor
    Voice Sensor adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang suara menjadi sinyal perintah. Sensor ini bekerja berdasarkan kesamaan kalimat yang diberikan oleh pengunjung yang sudah diatur dalam monitor, kemudian mengenai membran sensor yang menyebabkan perintah dapat ditangkap. Prinsip kerja sensor suara ini yaitu, pada saat sensor suara ini aktif, mikrofon akan mendeteksi getaran suara yang kemudian dikirimkan ke monitor untuk mengubah getaran suara tersebut menjadi sinyal perintah yang selanjutnya akan dijalankan oleh PC.

Adapun cara membaca buku di INI PERPUS ALA DILAN antara lain sebagai berikut:

  1. Pengunjung terlebih dulu mendatangi penjaga INI PERPUS ALA DILAN untuk meminjam Automatic Card yang sesuai dengan jenis buku yang ingin dibaca dengan cara menyebutkan judul buku dengan nama pengarangnya.
  2. Setelah mendapat Automatic Card, pengunjung dapat memasuki bilik baca yang diinginkan.
  3. Kemudian pengunjung dapat langsung menscan Automatic Card ke dalam Library Pass.
  4. Layar komputer akan langsung menampilkan buku dalam bentuk 3D dan pengunjung bisa langsung membaca.

Untuk memindahkan halaman, pengunjung dapat memanfaatkan fitur Voice Sensor dengan cara mengatakan “Selanjutnya” untuk menuju halaman berikutnya atau dengan mengatakan “Sebelumnya” untuk menuju halaman sebelumnya. Pengunjung juga dapat memanfaatkan fitur Gesture Sensor dengan cara menggerakkan telapak tangan ke kiri untuk menuju halaman selanjutnya dan menggerakkan telapak tangan ke kanan untuk kembali ke halaman sebelumnya.

Apabila diperlukan, pengunjung dapat melihat video pemaparan dari materi yang dibaca agar dapat lebih mudah dipahami, yaitu cukup dengan mengatakan “Tampilkan video pemaparan” lalu secara otomatis, layar komputer akan menampilkan materi dari halaman tersebut.

Apabila sudah selesai membaca, maka pengunjung cukup mengatakan “Turn Off” atau “Selesai” lalu buku pada layar komputer akan otomatis tertutup dan kembali ke halaman utama seperti pada keadaan awal.

Adapun keuntungan dari hadirnya INI PERPUS ALA DILAN antara lain sebagai berikut:

  1. Meningkatkan minat baca masyarakat utamanya pelajar
  2. Meningkatkan kualitas literasi dan pendidikan di Indonesia
  3. Sebagai sarana informasi dan rekreasi
  4. Meningatkan pengetahuan dan wawasan
  5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam membaca dan memahami materi buku
  6. Mengurangi resiko paparan virus corona karena INI PERPUS ALA DILAN didesain dengan sekat pembatas yang membatasi pengunjung satu dan lainnya.

Apabila INI PERPUS ALA DILAN ini dapat direalisasikan dan diterapkan di Indonesia, maka dapat meningkatkan peran perpustakaan sebagai sarana untuk memajukan SDM masyarakat Indonesia. Selain itu, melalui gagasan di atas, perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai wahana rekreasi, karena INI PERPUS ALA DILAN hadir dengan banyak kenyamanan dan kecanggihan teknologi yang bersifat menghibur. INI PERPUS ALA DILAN juga memberikan rasa aman bagi pengunjung karena membatasi kontak fisik antara satu pengunjung dengan pengunjung lainnya. Sehingga kegiatan membaca akan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Hingga pada akhirnya dapat membangun kedaulatan literasi di wilayah pedesaan serta dapat meningkatkan eksistensi perpustakaan bagi masyarakat umum dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta minat baca masyarakat Indonesia, utamanya para generasi muda.

“Ilmu itu ada di mana-mana, pengetahuan di mana-mana tersebar, kalau kita bersedia membaca, dan bersedia mendengar.”
(Felix Siauw)

Daftar Pustaka:

  • Asnawi. 2015. Perpustakaan Desa Sebagai Sumber Layanan Informasi Utama. Jurnal Perpustakaan, Vol. 22. No. 3 Tahun 2015.
  • Damarjati, Danu. 2019. Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Serendah Ini. https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini. [9 September 2020, pukul 06. 27 WIB].
  • Dani Tri Wahyudi. 2019. Jumlah Perpustakaan Indonesia Tertinggi Ke 2 Dunia. https://indopos.co.id/read/2019/03/15/168503/jumlah-perpustakaan-indonesia-tertinggi-ke-2-dunia/. [10 November 2020, pukul 19.00 WIB]
  • Hambal, Imam Ahmad. 2019. Musnad Imam Ahmad. Jakarta: Pustaka Azzam.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ literasi. [9 September 2020, pukul 07.54 WIB].
  • https://kbbi. kemdikbud.go.id/entri/perpustakaan. [9 September 2020, pukul 07.22 WIB].
  • Lolita, Lola. 2020. 40 Kata Mutiara Pentingnya Menuntut Ilmu Bikin Semangat. https://www.brilio.net/wow/40-kata-kata-mutiara-pentingnya-menuntut-ilmu-bikin-semangat-2008042.html. [8 September 2020, pukul 19.29 WIB].
  • Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301. Sekretariat Negara. Jakarta.
  • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774. Sekretariat Negara. Jakarta.
  • Rodin, Rhoni. 2020. Library Is Librarian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  • Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

DATA DIRI PENULIS

Nama : Lusiana Rahmawati
Tempat Tangal Lahir : Ponorogo, 26 November 2003
Sekolah : SMAN 1 Badegan
No Telepon : 085648058203
Email : lusianarahmawati206@gmail.com
Alamat : Ds. Maron, Kec. Kauman, Kab. Ponorogo
Sosial media : IG (@lsianaaa)
Riwayat Pendidikan :

  • TK Purwanida Maron
  • SDN 2 Maron
  • SMP N 1 Ponorogo
  • SMAN 1 Badegan (Sedang dijalani)

Prestasi yang Pernah Diraih :

  • Juara 1 Lomba Essay dan Infografis Pada Kegiatan Seminar Nasional Forestshare 4 Institut Teknologi Bandung 2019
  • Juara 1 Lomba Essay 4th Administration Festival Universitas Indonesia 2020.
  • Juara 1 Lomba Essay Nasional Prodi Teknik Perminyakan Universitas Jember 2020.
  • Juara 1 Lomba Essay Nasional FPCI Universitas Indonesia 2020.
  • Juara 1 Lomba Essay Nasional MOEHI Competition SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta 2020.
  • Juara 2 Lomba Cipta Video Olimpiade Pariwisata Tingkat Nasional Ke-8 SMA/SMK Sederajat Universitas Gadjah Mada 2019
  • Juara 2 Lomba Essay Fisheries Week 7.0 Himpunan Perikanan Universitas Padjajaran 2020.
  • Juara 2 Dalam Lomba Menulis Essay Gebyar Literasi Ponorogo 2019.
  • Juara Harapan 3 Dinus Essay Competition Antar SMA/SMK Tingkat Nasional 2019.
  • Juara Harapan 2 Lomba Essay Tingkat Anggota KIR SMAN 1 Badegan
  • Finalis 5 besar Lomba Essay POSEIDON Institut Teknologi Bandung.
  • Finalis 7 besar Diskusi Panel Lingkungan Yogyakarta Youth Strategi Forum (YYSF) Universitas Gadjah Mada 2019.
  • Finalis 10 besar Lomba Essay dan Artikel Komisi Nasional Pendidikan Jawa Timur 2020.
  • Finalis 15 besar Menulis Essay Kebangsaan Universitas Ahmad Dahlan 2019.
  • Finalis 5 besar Lomba Essay UKM Fordimapelar Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2019.
  • Finalis 10 Besar Economic Essay Competition (ESAC) 2020 Se Karesidenan Madiun Universitas 2019.
  • Finalis Esai Universitas Trunojoyo Madura, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2020.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *