Bilik Pustaka

Pemuda sebagai Mesin Penggerak Utama Gerakan Literasi di Wilayah Pedesaan

Sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa peran kaum pemuda sangat penting dalam memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana tercatat dalam beberapa peristiwa kesejarahan pembaharuan kebangsaan, sebutlah di antaranya rentetan gerakan kepemudaan pada tahun 1908, 1928, 1945, 1966, dan 1996. Itu membuktikan bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Selanjutnya, Makhadi dalam Jurnal Piramida, menyebutkan bahwa pemuda adalah harapan bangsa dan negara. Ke depan di tangan mereka yang akan menahkodai bangsa ini.

Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda, kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa, Karena itu setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa.

Ben Anderson pernah mengatakan bahwa Pemuda yang merupakan motor aktif sosial masyarakat adalah Individu-individu potensial untuk dibentuk dan digarap sebagai objek sekaligus subjek serta merupakan mata rantai yang menghubungkan masa sekarang dan masa depan. Persepsi pemuda bukanlah suatu kata yang pengertiannya semata bergantung pada indikator usia, dan pemuda adalah pengertian yang lebih tepat untuk menunjukkan kualitas dan semangat, Peranan pemuda pada masa itu selalu menempati posisi yang menentukan proses sosial politik dalam Negara dan masyarakat. Mereka begitu tegar dalam memperjuangkan kemerdekaan mengusir kolonialisme baik secara fisik maupun pemikiran.

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa Indonesia di masa mendatang harus dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi idealismenya dalam berjuang.

Seorang proklamator bangsa ini yaitu Bung karno pernah mengatakan “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara. Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara.

Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial. Selanjutnya secara kuantitatif pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang dihadapi yang tidak kunjung terselesaikan.

Pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

Salah satu langkah pemuda untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik adalah dengan partisipasi aktif pemuda Indonesia dalam upaya pembangunan masyarakat. Pembangunan masyarakat menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah suatu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya.

Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh PBB tersebut setidaknya ada dua peran pemuda dalam kaitannya dengan upaya pembangunan masyarakat. Yang pertama, pemuda sebagai pemrakarsa dari sekelompok masyarakat untuk bersama-sama dengan mereka melakukan upaya memperbaiki kondisi didalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan yang kedua, pemuda bertindak sebagai fasilitator dari program-program yang digulirkan pemerintah dalam hal pembangunan masyarakat.

Peranan generasi muda dalam pembangunan sangat penting artinya, bukan saja karena pemuda sebagai lapisan masyarakat paling besar tetapi yang paling penting adalah tanpa potensi dan kreativitas generasi muda, maka pembangunan akan dapat kehilangan arah. Berdasarkan Undang-undang nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan mengamanatkan kepada pemerintah daerah yakni gubernur/bupati/ walikota wajib melaksanakan pelayanan kepemudaan yang tujuanya diarahkan untuk pembangunan (pasal 7).

Pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah materi yang mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia; manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini manusia harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material; pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa mengembangkan kreatifitasnya.

Sejalan dengan dua unsur pokok pembangunan diatas maka pola pembangunan di desa tidak melulu dengan adanya pembangunan struktur bangunan, jalan, irigasi dan lain sebagainya. Melainkan perlu diperhatikan adalah bagaimana anak-anak muda pedesaan mampu menjadi motor penggerak menghidupkan gerakan membaca sebagai gaya hidup baru. Sebagaimana kita ketahui bersama berdasarkan hasil surevi UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia paling rendah di ASEAN. Sementara menurut survei yang dilakukan terhadap 39 negara, Indonesia menempati urutan 38.

Rendahnya minat baca ini akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, sehingga diperlukan upaya-upaya strategis untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat secara berkesinambungan dengan melibatkan berbagai unsur yaitu pemerintah desa, pemuda, lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi).

Kondisi tersebut sejalan dengan fakta empiris yang mana perkembangan teknologi informasi yang pesat tidak meningkatkan minat literasi masyarakat. Berbagai referensi seperti buku, jurnal, media masa yang sudah berbentuk digital dan mudah diakses oleh masyarakat belum mampu menggugah keinginan masyarakat untuk mau membaca, mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perlu ada sebuah terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan gerakan literasi di pedesaan yang tentu mesin penggeraknya adalah anak muda.

Literasi merupakan salah satu langkah konkret untuk mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari buku sebagai sarana literasi. Korelasi literasi dengan pengembangan sumber daya manusia desa sangatlah erat. Literasi akan memperkuat kemampuan masyarakat untuk melek aksara dan melek teknologi serta membuka jendela wawasan terhadap dunia luar agar mampu berkompetisi.

Literasi apabila dikaji secara mendalam tidak hanya diartikan sebagai literate (melek hurup), tetapi juga diartikan sebagai praktik-praktik dalam sebuah situasi sosial, sejarah dan budaya dalam rangka menciptakan dan mengartikan (interprete) makna melalui teks (Kern dalam Marfu`i, 2016). Apabila makna ini diterapkan, maka kemampuan literasi seyogyanya mampu membendung berita palsu (hoax) dan konten-konten negatif lainnya secara elektronik dikarenakan masyarakat yang memiliki budaya literasi akan mampu menyaring berbagai informasi yang dihadapkan kepadanya (Rohidin, 2012).

Dalam upaya untuk menghidupkan budaya literasi tentu harus dengan berbagai cara dan upaya diantaranya:

  1. Melakukan sosialisasi dan pendidikan non formal kepada anak-anak usia sekolah dan remaja.
  2. Melakukan roadshow ke sekolah-sekolah, dusun-dusun untuk memberikan penyadaran, penyuluhan pendidikan, dan pelatihan literasi.
  3. Membangun pusat belajar dan taman bacaan masyarakat seperti: pojok baca, lapak baca dan lain-lain.
  4. Melakukan pelatihan kepada calon pengelola taman bacaan.
  5. Melakukan bedah buku.
  6. Mengembangkan layanan litersi keliling.

Partisipasi anak-anak memudahkan dan meringankan (efisiensi) dalam upaya mewujudkan kecerdasan masyarakat. Penanaman kesadaran literasi sejak dini diharapkan akan mengurangi angka putus sekolah dan mengurangi angka urbanisasi. Pengembangan potensi anak melalui program-program di Kampung Baca Temugiring dapat meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dapat digunakan untuk membangun desa mereka di kemudian hari.

Kesadaran pemuda akan pentingnya literasi yang masih dalam tahapan mental diusahakan terlaksana dalam kegiatan sehari-hari yang memberikan dampak langsung di lingkungannya. Harapannya, mutu pendidikan di kampung semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kemampuan literasi pemudanya.

Pemuda merupakan tokoh utama yang berperan sebagai penggerak dan hasilnya literasi warga akan meningkat seiring dengan kesadaran yang dihasilkan. Bertambahnya wawasan dan pengetahuan warga kampung akan menciptakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kampung dalam segala bidang. Contohnya pembangunan kampung melalui bidang pertanian terpadu berbasis kewirausahaan yang digerakkan oleh pemuda itu sendiri dan berkelanjutan sehingga efek yang dirasakan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah.

Inilah potret dimana peran pemuda sebagai penggerak literasi sangatlah penting. Pemuda menjadi kekuatan penting di dalam pembangunan desa untuk menjadi lebih sejahtera, mandiri dan dapat bersaing secara global. Pemuda sebagai agen perubahan mampu menggerakan masyarakat untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Memajukan literasi demi mewujudkan tujuan pemerataan pendidikan di kalangan masyarakat desa.

Secara tidak langsung, literasi berperan mengubah anak kurang beruntung (para pemuda yang tinggal di daerah tertinggal (desa) dengan akses pendidikan rendah) menjadi pemuda yang beruntung karena tinggal di desa dengan akses literasi tinggi dimana pemuda itu sendiri berperan sebagai penggerak literasi. Dengan tingkat literasi tinggi, para pemuda akan percaya potensi di kampung jauh lebih besar daripada di perkotaan. Bila suatu kampung memiliki tingkat literasi tinggi, maka urbanisasi dapat ditekan dan sumber kehidupan tidak lagi berpusat di perkotaan saja.

Referensi:

  • Nyoman Dayuh Rimbawan, Kaum Muda Bali. 2013 : Harapan VS. Kenyataan, Jurnal Piramida Vol.IX No.1
  • Ajuan Ritonga, dkk. 2015 : Analisis Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Jurnal Pertanian Tropik, Vol.2, No.3
  • Nina Karina, Dinamika sosial politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan 2008
  • Wahyu Ishardino Satries, 2009 : Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat, Jurnal Madani Edisi I
  • Arief Budiman, 1995 : Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  • http://ppm.ejournal.id/index.php/pengabdian/article/view/208
  • Semua/sebagian isi dari tulisn esai ini adalah ide atau pendapat pribadi penulis

CURRICULUM VITAE

Nama : Ahmad Rozi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
TTL : Hutarimbaru, 18 Mei 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Usia : 23 Tahun
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jln Kali Pasir Indah Kp.Babakan RT/02 RW/01 Kota Tangerang Banten
HP : 085899435691
E-mail : ahmad.rozi31@yahoo.co.id
IG : achmad.rozi31

Pendidikan Formal :

  • SD Negeri 142592 Panyabungan Selatan, Mandailing Natal Tahun 2007.
  • SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan, Mandailing Natal Tahun 2010.
  • SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, Mandailing Natal Tahun 2013.
  • Fakultas Hukum, Prodi Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2018.

Pendidikan Non Formal:

  • Pelatihan Pengembangan Manajemen Organisasi dan Enterprenuer Kepemudaan, Dinas Kepemudaan dan Olah Raga Provinsi Banten 2017.
  • Diklat Pemuda Pelopor DPD KNPI Kota Tangerang 2017.
  • Pelatihan Jurnalistik PP Muhammadiyah 2016
  • Diklatsar KOKAM Provinsi Banten 2018.

Pengalaman Organisasi:

  • Pimpinan Komisariat IMM Fakultas Hukum 2015/2016, Ketua Bidang Kader
  • Pimpinan Cabang IMM Kota Tangerang 2016/2017, Ketua Bidang Organisasi
  • Pimpinan Cabang IMM Kota Tangerang 2017/2018, Ketua Umum.
  • Dewan Pimpinan Daerah IMM Provinsi Banten 2018-2020, Sekretaris Bidang Organisasi
  • Komintas Peradilan Semu Fakultas Hukum UMT
  • Ikatan Keluarga Perantau Madina (IKPM)

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *