Bilik Pustaka

Readmore: Inovasi Perpustakaan Modern Berbasis Video Animasi dan Donasi sebagai Upaya Peningkatan Minat Baca Anak-Anak di Desa

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang cukup positif dalam menunjang pengetahuan seseorang. Dengan membaca maka wawasan serta pola pikir seseorang akan menjadi lebih baik. Hal inilah yang menjadi dasar dalam menggiatkan budaya membaca sejak dini kepada anak-anak. Diharapkan dengan itu, kualitas keilmuan anak-anak menjadi lebih baik sehingga lebih mudah dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang lebih bermutu. Namun hingga saat ini dapat dikatakan minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 telah dirilis pada hari Selasa, 3 Desember 2019 (Tohir, 2019) disebutkan bahwa dalam kurun dua dekade terakhir Indonesia selalu berada pada peringkat yang tergolong rendah.

Pada tahun 2018 silam, dari 79 negara Indonesia hanya menempati urutan ke 74.
Sementara itu, berdasarkan data dari UNESCO menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat minat baca yang rendah. Pendapat tersebut dibuktikan dengan survei yang dilakukan terhadap penduduk di negara-negara ASEAN. Budaya membaca di Indonesia menempati peringkat paling rendah dari tujuh negara yang termasuk anggota ASEAN dengan nilai 0,001. Angka tersebut dapat diartikan dari sekitar seribu penduduk Indonesia hanya satu yang memiliki budaya membaca tinggi (Triatma, 2016). Rendahya minat baca di Indonesia tentunya disebabkan beberapa hal seperti masih minimnya peran orangtua dalam menanamkan budaya literasi sejak dini kepada anak-anak, lingkungan sekitar, serta sarana yang kurang memadai. Triatma (2016) menyebutkan bahwa penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia diantaranya mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas perpustakaan. Bisa dikatakan memang secara fasilitas perpustakaan masih kurang memadai ditambah lagi belum meratanya persebaran perpustakaan di seluruh wilayah di tanah air menjadi salah satu penyebab minat baca masih rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memiliki sebuah gagasan bernama ReadMore yang merupakan inovasi perpustakaan modern berbasis video animasi dan donasi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan minat membaca anak-anak khususnya mereka yang ada di desa. Adapun tujuan penulisan esai ini adalah untuk mewujudkan suatu sistem perpustakaan yang berbasis video animasi dan donasi yang dapat menjadi katalisator minat baca masyarakat khususnya anak-anak dipedesaan.

ReadMore merupakan suatu sistem perpustakaan modern yang berbasis video animasi dan donasi yang ditujukan untuk meningkatkan minat baca khususnya anak-anak. Perbedaan utama perpustakaan yang di gagas oleh penulis dengan perpustakaan pada umumnya terdapat pada LED yang ada di setiap rak buku. LED ini nantinya berfungsi dalam menampilkan sinopsis dari buku yang terdapat dalam setiap rak buku dalam bentuk video animasi. Sinopsis sendiri merupakan ringkasan atau garis besar dari sebuah cerita panjang atau naskah. Hal ini menjadi langkah awal yang sangat penting dalam meningkatkan minat baca khususnya anak-anak. Penampilan sinopsis berbentuk video animasi tentunya akan memikat anak-anak untuk menontonnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Iwayan dkk(2016) yang menyebutkan bahwa anak-anak menyukai animasi pembelajaran interaktif. Setelah itu, disaat anak-anak sudah menonton cuplikan dari cerita buku tersebut serta mereka tertarik maka pastinya mereka akan mencoba mengetahui seluruh isi cerita dalam buku tersebut dengan membacanya.

Di sisi lain, model perpustakaan ini juga berbasis donasi dimana total donasi nantinya berasal dari hasil dari pencatatan buku tamu/kunjungan total pengunjung beserta buku yang dibaca/dipinjam. Sebelum masuk tentunya akan ada pengisian data diri dari pengunjung. Nantinya saat pengunjung sudah selesai, jumlah buku yang dibaca atau dipinjam pengunjung akan mendapatkan donasi sebesar Rp100,00 per buku. Pegawai yang bertugas dalam mengurusi buku tamu nantinya akan menyampaikan jumlah donasi dari pengunjung tersebut sebagai bentuk apresiasi karena sudah ikut serta dalam aksi literasi serta aksi donasi. Dengan adanya hal tersebut tentunya akan meningkatkan minat masyarakat dalam membaca karena tentunya mereka tidak ingin ketinggalan dalam mewujudkan nilai-nilai sosial serta aksi empati yang nyata. Donasi yang diperoleh dari setiap aksi literasi pengunjung nantinya akan di berikan oleh Dinas Keuangan kepada perpustakaan terkait. Donasi tersebut nantinya dapat digunakan oleh perpustakaan dalam melengkapi segala fasilitas(seperti buku) dan pengembangan perspustakaan(seperti memperluas perpustakaan, membuat perpustakaan keliling). Dengan demikian, ReadMore ini sangat positif serta memiliki kelebihan karena selain mampu meningkatkan minat baca anak-anak, inovasi ini secara tidak langsung berperan juga dalam menumbuhkan kembali nilai sosial, moral, dan empati generasi muda saat ini. Hoffman (dalam Taufik, 2012) yang menyatakan bahwa empati erat kaitannya dengan perilaku tolong-menolong dimana dalam konteks ReadMore empati yang dimaksud adalah sikap mau ikut ambil bagian dalam aksi donasi.

Adapun mekanisme alur prosedur kerja berdasarkan skema tersebut dijelaskan sebagai berikut:

  • Dinas pendidikan dan Dinas Keuangan berperan sebagai pihak yang membantu dalam implementasi dari perpustakaan ini.
  • Layar LED terdapat pada perpustakaan sebagai media penyampaian sinopsis buku berbasis video animasi.
  • Buku tamu berfungsi sebagai alat pencatatan data pengunjung serta jumlah buku yang dibaca/dipinjam.
  • Setelah menonton sinopsis pengunjung yang tertarik dengan buku akan membaca atau meminjam buku tersebut.
  • Total donasi didapatkan berdasar jumlah buku yang dibaca/dipinjam pengunjung.
  • Dinas Keuangan akan memberikan total donasi kepada perpustakaan.
  • Donasi digunakan dalam pengembangan perpustakaan.

Pihak-Pihak Yang Membantu Implementasi

Dalam pengembangan ide penulis ini tentunya dibutuhkan kerjasama antara dinas pendidikan serta dinas keuangan.

Dinas Pendidikan

Langkah awal dalam terwujudnya ReadMore adalah dengan pembangunan perpustakaan oleh Dinas Pendidikan. Fasilitas persputakaan harus mendukung segala fasilitas yang nantinya dibutuhkan dalam merealisasikan ide ini. Tidak sampai disitu, dinas pendidikan juga akan berperan dalam melakukan monitoring sistem dalam perpustakaan ini. Dengan itu, nantinya segala kekurangan perpustakaan ini dapat dievaluasi. Hal ini tentunya sangat penting karena akan menciptakan perpustakaan ReadMore yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu.

Dinas Keuangan

Dalam hal ini Dinas Keuangan tentunya berperan dalam implementasi dari aksi donasi dalam setiap buku yang dibaca/dipinjam. Setiap satu buku yang dibaca/dipinjam oleh pengunjung nantinya senilai dengan donasi sebesar Rp100,00. Hal ini tentunya merupakan suatu inovasi baru dalam sebuah perpustakaan. Donasi ini sangat positif karena digunakan dalam pengembangan perpustakaan. Dengan adanya donasi diharapkan perjalanan perpustakaan dalam peningkatan mutu pendidikan dan mutu masyarakat dapat terus berlangsung tanpa kendala biaya.

Rendahnya angka literasi di Indonesia dari tahun ke tahun tentunya memunculkan keprihatinan. Membaca sangat erat kaitannya dengan wawasan serta pola pikir seseorang sehingga berkaitan dengan kualitas diri. Tentunya dibutuhkan suatu inovasi tertentu dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Penulis memberikan suatu ide bernama ReadMore yang merupakan inovasi perpustakaan modern berbasis video animasi dan donasi. Nantinya akan terdapat LED di setiap rak buku yang berfungsi dalam menampilkan sinopsis dari buku yang terdapat dalam setiap rak buku dalam bentuk video animasi. Hal ini dilakukan agar pengunjung tertarik dengan isi buku sehingga ingin tahu lebih jauh mengenai buku tersebut sehingga akan membacanya. Sementara itu nantinya donasi berasal dari hasil dari pencatatan buku tamu total pengunjung beserta buku yang dibaca/dipinjam. Donasi nantinya akan diberikan oleh dinas keuangan kepada perpustakaan. Donasi tersebut dapat digunakan oleh perpustakaan dalam pengembangan perpustakaan ReadMore. Penulis berharap inovasi ini dapat terealisasikan serta mampu menjadi solusi terhadap peningkatan minat baca di tanah air.

Daftar Pustaka:

  • Iwayan, S. , Arie S. M, Brave A. , 2016, Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Untuk Anak Umur 6-9 Tahun Berbasis Android, Jurnal Teknik
  • Informatika, Volume 7. No. 1 Januari 2016, ISSN: 2301-8364.
  • Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
  • Tohir, Mohammad. 2019. Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015. Tersedia Online: https://matematohir. wordpress. com/2019/12/03/hasil-pisa indonesiatahun-2018-turun-dibanding-tahun-2015/ [03 Desember 2019]
  • Triatma, Nur Ilham. 2016. Minat Baca Pada Siswa KelasVI Sekolah Dasar Negeri 2 Delegan Prambanan Sleman Yogyakarta. E -Jurnal Prodi
  • Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016 . . Diakses pada tangggal 26 Maret 2017, pada pukul 13. 00 WIB.

BIOGRAFI PENULIS

Andreas Togatorop, lahir di Sipea-pea, 24 Oktober 1999. Penulis berdomisili di Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara. Prestasi yang pernah diraih penulis yaitu, TOP 10 Lomba Cerdas Cermat Teras Pena Squad Tingkat Kuliah 2021, Juara 1 Kompetisi Pintar Kuis Kahoot Pengetahuan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan GenBI UNPAB 2021, Juara Favorit 3 Lomba Esai Facebook “BITE 2020” yang diselenggarakan oleh Balitjestro Indonesia 2020, Pemenang Katergori Audio “ Membuat Konten Media Sosial” yang diselenggarakan oleh Desaapps UGM 2020.

Kontak Komunikasi Penulis:
WhatsApp : 082211157468
Email : andreastogatorop11@gmail. com
Intagram : @andreastogatorop99

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *