Bilik Pustaka

Perpustakaan Sekolah yang Tidak Lagi Dirindukan Siswa

Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No 43 Tahun 2007 “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para siswa sebagai pengguna perpustakaan.” Sedangkan perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah, bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”.

Perpustakaan memiliki posisi yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Bahkan dianggap sebagai jantung pendidikan di sekolah. Namun dalam kenyataannya perpustakaan sekolah belum mendapat perhatian dan penanganan serius dunia pendidikan. Bahkan di beberapa sekolah, perpustakaan sekolah masih diposisikan sebagai pelengkap administrasi dan kurang terurus secara baik. Kondisi ini menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pusat informasi dan media pembelajaran kurang dapat berfungsi secara optimal.

Sebagai unit kerja yang menghimpun, mengolah, dan menyajikan kekayaan intelektual (Lasa Hs, 2008), maka seharusnya perpustakaan sekolah bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, memberikan kemungkinan para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui perpustakaan sekolah, selain para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri atau belajar kelompok, para guru juga dapat memperkaya materi-materi yang disajikan dalam proses belajar-mengajar. Untuk dapat berfungsi optimal sebagaimana digambarkan di atas, maka sudah sepatutnya perpustakaan sekolah harus dikelola secara profesional dan tentu saja, dilakukan oleh personil-personil yang terdidik di bidang perpustakaan dan hasil kerjasama yang baik antara semua stakeholder yang ada di sekolah.

Tidak dapat dipungkiri, hampir sebagain besar perpustakaan sekolah belum difungsikan secara optimal. Guru belum memaksimalkan keberadaan perpustakaan untuk proses pembelajaran dan siswa pun belum menjadikan perpustakaan sebagai sumber untuk mencari informasi baru. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah karena perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi sedemikian pesatnya. Tidak sampai hitungan menit selalu saja muncul sesuatu atau informasi baru. Hal ini juga dialami oleh siswa. Siswa dengan gawainya mulai menemukan kenyamanan. Bahkan mereka sangat nyaman dengan bisa berinteraksi di beberapa media sosial, berselancar di google atau search engine lainnya, atau pun tanya ke sesama mereka melalui grup/forum komunitasnya akan untuk menemukan berbagai alternatif jawaban yang mereka butuhkan. Kondisi ini diperparah dengan pola asuh orangtua yang dengan bangganya memanjakan anaknya dengan membekali gawai. Dampaknya anak menjadi jarang membaca buku cetak karena telah banyak buku digital. Anak jadi jarang membeli buku ditoko karena bisa pesan ditoko buku online. Anak lebih asyik berselancar di Google dari pada berselancar di perpustakaan. Mereka enggan meminjam buku di perpustakaan karena perpustakaan saat ini banyak yang ketinggalan zaman. Perpustakaan identik dengan tempat yang tidak asyik, membosankan, koleksinya kuno, pelayanannya masih manual, sehingga selain sulit dan lama belum tentu apa yang dicari didapatkan. Hal inilah yang menyebabkan perpustakaan tidak lagi mendapat tempat di hati atau benak para siswa, mereka menganggap bahwa perpustakaan tidak lagi menjadi tempat yang penting untuk mencari informasi karena hadirnya teknologi informasi.

Bagaimana nasib perpustakaan sekolah saat ini? Masihkah keberadaan perpustakaan dirindukan oleh siswa? Masihkah perpustakaan menjadi tempat bagi para siswa untuk mencari informasi? Sungguh sebuah tantangan yang luar biasa tentunya ketika perpustakaan sekolah dengan segala keterbatasannya harus dihadapkan pada era informasi yang kini cenderung serba digital, serba cepat, serba instan, dan serba baru. Bagaimanakah perpustakaan menghadapi tantangan tersebut? Bagaimanakah caranya menjadikan perpustakaan menjadi tempat yang dirindukan lagi bagi siswa? Sudah pasti akan membutuhkan berbagai cara yang tepat dan ampuh untuk diterapkan dalam mengelola dan mengembangan perpustakaan di era seperti sekarang ini.

Dalam tulisan ini penulis mencoba memberikan solusi atau alternatif sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi dan peran perpustakaan sekolah sebagai salah satu pusat sumber belajar, sebagai pusat dokumentasi dan layanan informasi-edukatif, berfungsi sebagai tempat rekreatif, sebagai pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya serta sebagai pusat belajar mandiri bagi siswa, di antaranya adalah:

Gedung/Ruang

Kondisi fisik bangunan perpustakaan sekolah menjadi salah satu daya tarik bagi para pemustaka untuk berkunjung terkhusus bagi siswa sekolah dasar. Bagaimana perpustakaan sekolah bisa menghadirkan suasana yang nyaman, menyenangkan dan menarik sehingga pemustaka tertarik untuk berkunjung dan betah berlama-lama berada dalam perpustakaan. Tidak hanya berupa ruangan saja tetapi sarana dan prasarana pendukung juga perlu mendapat perhatian khusus seperti halnya rak buku, tempat baca dirancang sebagus dan serapi mungkin bahkan melengkapi ruang baca dengan AC.

Koleksi

Sebuah perpustakaan sekolah yang ideal, harus mampu menyediakan berbagai macam koleksi buku yang dibutuhkan pemakai. Untuk tingkat sekolah, koleksi yang paling penting adalah yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Namun, karena perpustakaan sekolah juga memiliki fungsi sebagai tempat rekreasi, maka sebagian literatur yang disediakan hendaknya juga menunjang tujuan tersebut. Tidak ada salahnya, sebuah perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku yang saat itu disukai para siswa sebagai user terbesar, seperti kumpulan cerpen, novel, bahkan komik atau majalah remaja. Yang penting koleksi perpustakaan sekolah harus memiliki karakteristik kuantitas, dimana berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, dan kualitas yang berkaitan dengan mutu, kemutakhiran, kelengkapan koleksi. Keduanya harus berjalan beriringan. Percuma sebuah perpustakaan memiliki segudang koleksi buku, namun mutunya tidak dapat memenuhi kebutuhan para usernya. Demikian pula sebaliknya. Untuk memperoleh koleksi buku yang lengkap seperti ini memang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan dana yang cukup besar untuk memenuhi semua kebutuhan literatur yang diperlukan para user. Namun, dengan berbagai kreatifitas, keterbatasan dana ini bisa disiasati. Misalnya dengan memburu buku-buku diskon dari sejumlah penerbit yang biasanya dijual pada saat pameran buku atau moment lainnya. Selain itu, pihak pengelola perpustakaan juga dapat mengajak para user menyumbangkan buku layak baca untuk perpustakaan. Keterbatasan dana juga dapat disiasati dengan menjalin kerjasama dengan pihak sponsor dan pihak lainnya. Atau bisa dengan menulis buku bersama antara guru dengan siswa yang bisa dijadikan tambahan koleksi buku di perpustakaan.

Pelayanan

Menurut Darmono (2007:166) kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan sebagai berikut: (a.) Layanan selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan. (b.) Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaaan sebgai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual. (c.) Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan, peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik. (d.) Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik. Karakteristik layanan perpustakaan yang berkualitas dapat dilihat dari keberadaan koleksi yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan guna memenuhi kebutuhan informasi. Layanan perpustakaan yang baik berkaitan dengan ketepatan waktu layanan, dan layanan yang meminimalkan kesalahan. Selain itu, fasilitas yang tersedia di perpustakaan sekolah juga harus lengkap, ideal dan nyaman. Fasilitas seperti gedung, perlengkapan (meja, kursi, rak, dan sebagainya) harus tersedia sesuai kebutuhan. Karakteristik fasilitas yang baik adalah; Kelengkapan, dimana menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya. Serta Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain. Yang juga sangat penting adalah kemudahan mendapatkan layanan, tentu saja hal ini harus didukung fasilitas pendukung seperti komputer dan perangkatnya.

Sumber Daya Manusia

Sebuah perpustakaan sekolah yang ideal, mestinya dikelola oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi keilmuan yang sesuai. Perpusatakaan sekolah bakal sangat ideal, jika pengelolaannya dilakukan petugas yang profesional yang ditunjang ilmu perpustakaan yang memadai. Memang, diakui, tidak banyak perpustakaan sekolah yang dikelola seorang pustakaan provesional. Banyak perpustakan sekolah di NTB yang dikelola petugas yang tidak profesional, bahkan tidak mengetahui sama sekali dengan sistem pengelolaan perpustakaan modern. Seorang SDM yang ideal mestinya memiliki sejumlah karakteristik. Yaitu, kesopanan dan keramahan, tanggungjawab dalam melayani pengguna perpustakaan dan rasa empati, dimana bersikap wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna. Petugas perpustakaan juga harus siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa.

Sistem Informasi Berbasis IT

Dalam rangka menyediakan informasi dan kebutuhan literasi pengguna, perpustakaan sekolah tidak hanya menyediakan berbagai ragam koleksi berupa buku bacaan, majalah, koran dan sebagainya. Ke depannya, perpustakaan sekolah juga mesti menyediakan kebutuhan informasi bebasis IT. Tidak hanya menyediakan komputer dan pelayanan wifi, perpustakaan sekolah juga dapat merancang website tersendiri yang berisi beragam informasi kegiatan maupun koleksi yang tersedia di perpustakaan tersebut. Bahkan perpustakaan juga bisa memberikan edukasi langsung kepada para user dalam memanfaatkan layanan informasi berbasis IT.

Era digital bukanlah ancaman bagi dunia perpustakaan namun sebaliknya menjadi tantangan dan bahkan peluang yang amat sangat luar biasa jika kita mampu memaksimalkan segala potensinya. Modalnya keberanian, kreatifitas dan kerjasama kita akan mampu mengembangkan perpustakaan sekolah secara maksimal. Mari jadikan era digital ini menjadi moment untuk kebangkitan perpustakaan menjadi gerbangnya ilmu pengetahuan, jendelanya dunia dan jantungnya pendidikan di sekolah. Bagaimana mewujudkannya itulah PR kita bersama para pekerja informasi/tenaga perpustakaan sekolah/pustakawan. Inilah tantangan kita bersama agar perpustakaan sekolah bisa menjadi tempat yang dirindukan lagi oleh siswa.

Referensi:

  • Undang Undang No 43 Tahun 2007tentang Perpustakaan
  • Lasa Hs. 2008. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media
  • Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
  • Mathar, Quraisy. 2011. Persepsi Hubungaan Promosi Pemustaka Terhadap mutu layanan Perpustakaan. Alauddin University Press.

BIOGRAFI PENULIS

Nama : I Komang Arsana, M.Pd
TTL : Tinga-tinga, 10 Mei 1981
Domisili : Banjar Dinas Bubunan, Desa Tinga-tinga, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali
Pendidikan Terakhir : S2 Pendas Undiksha

Kontak Person :
Email : mang_arsana@yahoo.co.id
Fb : Mang Arsana
IG : arsana_mang

Motto : “teruslah berbuat dan berkarya, sekecil apapun itu”

Pengalaman :

  • Guru di SD Negeri 2 Pejarakan 2005-2018
  • Kepala Sekolah di SD Negeri 2 Pengulon 2018-2020
  • Kepala Sekolah di SD Negeri 2 Tinga-tinga 2020-sekarang
  • Bendahara Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Gerokgak 2008-sekarang
  • Ketua Tim PKB Kecamatan Gerokgak 2020-sekarang
  • Sekretaris Kelompok Kerja Kepala Sekolah 2020-sekarang
  • Pengurus IGI Daerah Buleleng 2018-sekarang
  • Pengurus Guru Berkarya Buleleng 2020-sekarang
  • Pengurus LPM Desa Tinga-tinga 2019-sekarang
  • Kader PHBS Desa Tinga-tinga 2016-sekarang

Karya/Prestasi :

  • Juara II Olimpiade Sains Nasional Guru tingkat Kecamatan Tahun 2013
  • Juara III Olimpiade Sains Nasional Guru tingkat Kabupaten Tahun 2013
  • Juara II Olimpiade Sains Nasional Guru tingkat Propinsi Tahun 2013
  • Finalis Olimpiade Sains Nasional Guru tingkat Nasional Tahun 2013
  • Juara Harapan II Lomba Guru Menciptakan Bahan Ajar Berbasis ICT Kompetensi jenjang SD tingkat Propinsi Bali Tahun 2014
  • Juara I Pemilihan Guru SD Berprestasi tingkat Kecamatan Tahun 2015
  • Juara I Pemilihan Guru SD Berprestasi tingkat Kabupaten Tahun 2015
  • Juara II Pemilihan Guru SD Berprestasi tingkat Propinsi Tahun 2015
  • Guru Berprestasi Pilihan PGRI Cabang Gerokgak Tahun 2017
  • Buku Pantun Nusantara (Antologi Pantun Komunitas Guru Menulis#3)
  • Buku Perjalanan (Kumpulan Puisi)
  • Buku Senja (Kumpulan Pantun)
  • Buku Sang Guru (Antologi Puisi Guru Se-Bali)
  • Nominasi 56 Puisi Pilihan Lomba Cipta Puisi Guru se-Bali Tahun 2019
  • Best Practise Kepala Sekolah berjudul “Penunjukkan Duta Literasi (Peduli) untuk Menumbuhkan Budaya Literasi di SD Negeri 2 Pengulon”
  • Best Practise Kepala Sekolah berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Sekolah Melalui Penerapan Manajemen Motivbatik di SD Negeri 2 Pengulon”
  • Pendamping bidang Lomba Cipta Syair FL2N tingkat Nasional Tahun 2019
  • 30 Penulis Terbaik Lomba Menulis Puisi oleh Ruang Kreasi tingkat Nasional Tahun 2020
  • 25 Nominator Teacher Literacy Award (TLA) tingkat Nasional Tahun 2020
  • Finalis Kepala SD Inovatif bidang Literasi tingkat Nasional Tahun 2020
  • 25 Besar Lomba Karya Tulis ASN Kabupaten Buleleng Tahun 2020
  • Karya Tulis tentang Literasi berjudul “Sibatu Guli dan Tugu Berseri Solusi Literasi Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
  • 15 Besar Nasional Lomba Menulis Kisah Pejuang Literasi
  • 200 Besar Nasional Lomba Menulis Puisi 20 Kata

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *