Bilik Pustaka

Pemuda, Perpustakaan, dan Sampah

Pusat perhatian di Indonesia sering kali luput dari pembahasan seputar pemuda, perpustakaan, dan sampah. Jika ada yang membahas, sering kali berhenti dalam pembahasan yang tidak menghasilkan perbuatan sehingga kasus pemuda yang tidak produktif, perpustakaan yang tidak berdaulat, hingga sampah yang berserakan di mana-mana membuat masyarakat mengalami dampak yang buruk. Ketiga faktor di atas harus dilakukan bersama-sama, jika tidak memiliki kesadaran bersama maka akan sulit untuk melakukan perubahan, jika hanya sebagian orang yang perhatian terhadap kondisi masyarakat, maka masih ada sebagian lagi kondisi yang tidak diperhatikan.

Suatu kegiatan akan berjalan jika faktor yang ada terpenuhi, di antaranya adalah: sumber daya manusia yang menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan kegiatan. Di sini kami mengambil pemuda untuk menjalankan kegiatan yang ada, namun pemuda juga harus didukung oleh perangkat desa karena koordinasi akan lebih mudah berjalan jika perangkat desa mendukung, data yang dibutuhkan serta fasilitas yang diperlukan didukung oleh perangkat desa.

Program ini memanfaatkan 3 faktor penting:

  1. Pemuda
  2. Perpustakaan
  3. Sampah

Pemuda

Pemuda dirancang sebagai motor penggerak dalam kegiatan ini, di samping memanfaatkan pemuda dalam menggerakkan kegiatan, hal ini juga dapat menambah wawasan dalam berorganisasi. Dalam hal ini juga peran perangkat desa dan masyarakat desa sangat dibutuhkan, adanya imbauan dari perangkat desa untuk membentuk perkumpulan anak muda dalam melanggengkan kegiatan-kegiatan positif demi pengembangan desa itu sendiri.

Hal yang harus disiapkan:

  1. Data pemuda desa
  2. Rancangan kegiatan
  3. Anggaran kegiatan

Perpustakaan

Tidak semua desa memiliki perpustakaan, maka dari itu perlu kesadaran masyarakat terutama pemuda untuk mengadakan perpustakaan di desa masing-masing, perpustakaan yang ada tidak harus berupa gedung khusus namun bisa juga menggunakan balai desa atau tempat yang cukup untuk mengumpulkan buku. Perpustakaan juga bisa diadakan dengan tidak tetap seperti perpustakaan keliling dengan menggunakan motor atau alat transportasi lain.

Kendala yang banyak dihadapi adalah ketika perpustakaan dianggap kurang penting dalam lingkungan masyarakat, hal ini perlu diadakan sosialisasi tentang fungsi perpustakaan yang tidak sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku saja, penting juga untuk melengkapi fasilitas dan fungsi yang ada pada sebuah perpustakaan.

Sampah

Sampah yang sering kali diabaikan oleh masyarakat malah menjadi bencana yang datang di kemudian hari, berserakan, dan membuat penyakit datang. Dalam hal ini perlu adanya edukasi tentang pengelolaan sampah bagi masyarakat desa, dan hal ini tentu perlu adanya dukungan dari perangkat desa yang mengarahkan masyarakat untuk giat dan perhatian dalam pengelolaan sampah. Sampah yang sudah sampai pembuangan akhir sering kali tercampur satu sama lain dan tidak habis untuk dimusnahkan, bertumpuk hingga menggunung, yang ada malah menimbulkan penyakit.

Kurang paham dan perhatiannya masyarakat tentang pengelolaan jenis-jenis sampah merupakan hal yang fatal, pembuangan sampah yang campur aduk membuat sampah lebih sulit untuk dihancurkan atau dikelola oleh badan pengelolaan sampah, atau bahkan ada yang membuang sampah tanpa memikirkan dampak akibat yang akan terjadi.

Program Pemuda, Perpustakaan, dan Sampah

Kegiatan ini mengacu pada pembentukan siklus pengembangan masyarakat yang lebih baik:

Tahap pertama: pengumpulan sumber daya manusia

  1. Pendataan pemuda desa, dilakukan oleh perangkat desa melalui kepala keluarga dari setiap rumah.
  2. Imbauan kepada pemuda desa untuk mengikuti kegiatan desa, jika perlu bisa ditambah penekanan.
  3. Adanya edukasi tentang perpustakaan dan pengelolaan sampah pada masyarakat.
  4. Diadakan praktik agar mengetahui apakah para pemuda sudah paham tentang pentingnya perpustakaan dan akibat dari pengelolaan sampah.

Tahap kedua: pembentukan/pengembangan perpustakaan

  1. Memeriksa kondisi di desa, menentukan apakah ada tempat yang bisa dijadikan perpustakaan, jika sudah ada perpustakaan maka langsung memeriksa kondisi dari perpustakaan yang ada.
  2. Memantau kebutuhan apa yang diperlukan masyarakat dari perpustakaan, atau melihat apa fasilitas yang bisa diberikan oleh perpustakaan.
  3. Menata ulang perpustakaan sesuai konsep yang suda dibuat.
  4. Mengadakan sosialisasi tentang fungsi perpustakaan kepada masyarakat.
  5. Membuat kegiatan rutin yang menarik seperti: “Akhir pekan bercerita” atau “belajar baca tulis” dan inovasi kegiatan yang menarik serta dibutuhkan oleh masyarakat.

Tahap ketiga: membuat siklus agar perpustakaan terus berkembang

1. Mendata anggaran yang diperlukan oleh perpustakaan, di antaranya:

  • Buku baru minimal setiap bulan
  • Perawatan buku dan inventaris perpustakaan
  • Biaya operasional kegiatan
  • Pengadaan kebutuhan

2. Mencari sumber dana, bisa dengan membuka usaha.

3. Mengedukasi kegiatan perpustakaan kepada calon pemuda yang akan menjadi penerus perjuangan.

Tahap keempat: perpustakaan sebagai agen kebersihan

  1. Mengadakan edukasi seputar pengelolaan sampah bagi pemuda desa (terutama) dan masyarakat (secara umum)
  2. Mendata jumlah sampah yang, bisa dengan cara mendata rumah atau bangunan yang beroperasi dan mengeluarkan sampah setiap harinya.
  3. Membuat konsep, bisa dengan cara menyediakan kotak sampah yang berbeda (memisahkan antara sampah organik dan anorganik) di setiap rumah dan gedung yang memproduksi sampah.
  4. Mengadakan kegiatan pengelolaan sampah anorganik sebagai salah satu sumber usaha yang ada dan menunjang pemasukan dana perpustakaan.
  5. Mengadakan kegiatan pengelolaan sampah organik sebagai pakan ternak dan penyuburan tanah.

Dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan, bisa mengadakan kerja sama dengan kegiatan kerja bakti dan bersih-bersih, juga bisa mengadakan kerja sama dengan masjid sebagai sarana ibadah. Untuk membangun desa perlu adanya kerja sama yang kuat antar masyarakat desa.

Daftar Inspirasi:

  • https://m.liputan6.com/: Bogor hadirkan perpustakaan sampah, seperti apa?
  • https://news.detik.com/: ‘Limbah Pustaka’, Bank Sampah dan Perpustakaan Jadi Satu

BIOGRAFI

Nama lengkap : Aziz Rahmat Zatnika
TTL : Baturaja, 05 Januari 2000
Asal : Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan.
Domisili : Bakalan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah
Email : zurq001@gmail.com
Hobi : Jalan-jalan
Motivasi hidup : berjuanglah selagi masih ada jalan, kalau tidak ada cari jalan lain.

Riwayat pendidikan:

  • TK Sakura Kusam Tinggi
  • SD Negeri Kisam Tinggi
  • SD Negeri 10 Martapura
  • MTs Raudhatul Ulum Sakatiga
  • MATIQ Karangpandan

Riwayat Organisasi:

  • OSIS MATIQ bidang Kebersihan, Ketertiban, dan Keamanan
  • SAPALA bidang Pelatihan Lapangan
  • UKMI Nurul Ilmi 2019 staf bidang SDM
  • UKMI Nurul Ilmi 2020 staf bidang BTA
  • P3KMI FAB divisi Mentor
  • Pondok BTQ FAB divisi Mentor
  • Relasi 2020 staf divisi bahasa Arab

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *